Piala Dunia 2018

Ini Rahasia Bugar Tim Perancis dan Lolos ke Perdelapan Final

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
27 June 2018 19:54
Perusahaan milik Sirota memproduksi keju dan yoghurt yang dipakai hotel tempat menginap tim Perancis.
Foto: REUTERS/Emmanuel Foudrot
Dubrovskoye, CNBC Indonesia - Pebisnis Rusia Oleg Sirota mengatakan keberhasilan Perancis lolos dari fase grup karena mengkonsumsi keju dan yoghurt yang diproduksi perusahaannya. Perusahaan milik Sirota memproduksi keju dan yoghurt yang dipakai hotel tempat menginap tim Perancis.

Sirota membuka pabrik kecil bernama "Russky Parmezan" di tahun 2015 sebagai tugas patriotic untuk menjaga pasokan keju di Rusia setelah Moscow melarang impor makanan segar dari Eropa Barat. Saat ini ia menjual 400 kilogram Kolmogorovsky yang merupakan pengganti keju gouda Belanda, serta puluhan kaleng yoghurt dari Prancis.

"Saya paham apa rahasia dari tim Prancis. Mereka mengonsumsi keju yang baik, mereka memakannya dan menang," kata Sirota sambil tersenyum di ruang penyimpanan yang penuh dengan keju, dilansir dari Reuters.

Prancis lolos ke babak perdelapan final dari turnamen yang diselenggarakan di Rusia, dengan dua kemenangan dan sekali seri di Grup C.

Kisah Sirota mengakar pada hubungan Rusia yang bermasalah dengan Ukraina dan negara Barat. Petani berusia 30 tahun yang sebelumnya berprofesi sebagai Spesialis IT berkata dia ingin bertarung dengan pemberontak pro Rusia di sebelah timur Ukraina tetapi tidak berani.

Peluangnya justru muncul ketika Kremlin melarang impor grosir produk peternakan dan daging segar dari Uni Eropa di tahun 2014. Keputusan itu adalah bagian dari pembalasan terhadap sanksi Barat untuk Rusia terkait aneksasi Crimea dari Ukarina dan perannya dalam pemberontakan.

Hal itu pun memaksa para produsen lokal untuk mengisi kekosongan akibat hilangnya makanan-makanan lezat seperti Camembert Prancis dan Parmesan Italia.

Sirota melakukan bisnisnya di Dubrovskoye, sebelah barat Moscow dan kurang dari 2 kilometer dari hotel tim Prancis.

Para pemain nampaknya puas dengan makanan-makanan di Rusia. "Tidak terlalu berbeda dari Prancis," kata pemain gelandang Nabil Fekir.

Para pengunjung di Rusia diperbolehkan mengimpor sedikit makanan segar dari Uni Eropa untuk penggunaan pribadi. Petugas pers Philippe Tournon tidak mengonfirmasi rincian makanan-makanan pemain, tetapi dia berkata para tim membawa sedikit makanan dari negaranya.

"Kami tahu bahwa kami akan merasa puas dengan produk makanan di Rusia, termasuk keju," katanya.

Sirota mengetahui larangan impor telah menolong bisnisnya. "Mungkin kami bukan pemenang di sepakbola," katanya. "Namun setidaknya kita adalah pemenang di proteksionisme."

Dia pun tidak segan membeberkan pandangan politiknya. Di bagian luar pabriknya terpampang bendera Rusia dan Novorossiya, kawasan separatis pro Rusia di sebelah timur Ukraina.

Perselisihan Ukrainan berada di tengah-tengah cekcok dengan negara-negara Barat, termasuk Prancis.

Namun, Sirota yakin gastronomi mengalahkan politik. "Mungkin beberapa orang bisa bermasalah dengan itu," katanya. "Namun [...] dalam kasus ini perut menang melawan pikiran."


(hps/hps) Next Article Potensi Final Dini Terjadi di 16 Besar

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular