
Benarkah Masa Keemasan Ojek Online Surut Pada 2019?
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
04 July 2018 07:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kini tengah membangun berbagai infrastruktur, antara lain transportasi. Di Jakarta, kita bisa melihat sejumlah proyek ambisius tengah dibangun seperti light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT).
Nantinya, ibu kota akan memiliki dua LRT dan satu MRT.
LRT pertama melayani rute Kelapa Gading-Velodrome yang ditargetkan beroperasi 2018. Lalu, LRT kedua melewati sejumlah titik di Jakarta-Bogor-Depo-Bekasi (LRT Jabodebek) dengan target operasi 2019.
Sementara itu, jalur MRT fase I akan membentang mulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI yang juga akan dioperasikan mulai 2019.
Tiga moda berbasis rel itu akan diintegrasikan antara lain dengan bus TransJakarta dan kereta rel listrik.
Pemerintah optimistis revitalisasi yang dilakukan ini akan membuat warga Jakarta memilih transportasi publik sebagai pilihan utama dalam berpindah tempat.
Atas dasar itu pula Kementerian Perhubungan menilai peran ojek online akan tergerus oleh transportasi massal.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan ojek online saat ini memang hanya sebagai perantara bagi masyarakat untuk nantinya memilih transportasi massal sebagai yang utama.
"Biar saja kayak sekarang ini. Kan kita lagi maksimalin angkutan umum kita juga. Nanti kalau angkutan umumnya makin bagus ,pasti kan orang-orang mau beralih. Jadi sambil kita perbaiki, ojek online ini jadi perantara dulu," kata Budi, Selasa (3/7/2018).
Ke depannya, Budi mengatakan pemerintah terus berupaya untuk mengoptimalkan fungsi transportasi umum agar masyarakat tidak lagi memilih ojek online sebagai tansportasi utama. Apalagi, hingga saat ini ojek online juga bukan merupakan angkutan umum yang resmi.
Apabila patokan dari bagusnya angkutan umum adalah beroperasinya LRT dan MRT, yang terintegrasi dengan TransJakarta beserta bus pengumpan dan kereta rel listrik, lalu apakah memang peran ojek online akan mulai terkikis pada 2019?
Ojek online, yang juga dikenal sebagai motorcycle taxi, memiliki sejumlah kelebihan dan paling utama mungkin adalah masalah kecepatan waktu tempuh. Ini yang dijual oleh motorcycle taxi di London dan Paris, dua kota besar dengan sistem transportasi massal sudah bagus.
Di samping itu, ojek online di Indonesia yang berada di bawah aplikator Go-Jek dan Grab juga menyediakan layanan beragam tidak hanya antar-jemput penumpang tapi juga mengantar makanan dan barang.
Mungkin yang dinyatakan Kemenhub akan benar adanya bahwa ojek online bisa didorong bukan lagi menjadi pilihan utama, namun kehadirannya masih akan tetap dibutuhkan.
(ray/prm) Next Article MK Tolak Legalkan Ojek Online, Bagaimana Nasib Jutaan Driver?
Nantinya, ibu kota akan memiliki dua LRT dan satu MRT.
LRT pertama melayani rute Kelapa Gading-Velodrome yang ditargetkan beroperasi 2018. Lalu, LRT kedua melewati sejumlah titik di Jakarta-Bogor-Depo-Bekasi (LRT Jabodebek) dengan target operasi 2019.
Tiga moda berbasis rel itu akan diintegrasikan antara lain dengan bus TransJakarta dan kereta rel listrik.
Pemerintah optimistis revitalisasi yang dilakukan ini akan membuat warga Jakarta memilih transportasi publik sebagai pilihan utama dalam berpindah tempat.
Atas dasar itu pula Kementerian Perhubungan menilai peran ojek online akan tergerus oleh transportasi massal.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan ojek online saat ini memang hanya sebagai perantara bagi masyarakat untuk nantinya memilih transportasi massal sebagai yang utama.
"Biar saja kayak sekarang ini. Kan kita lagi maksimalin angkutan umum kita juga. Nanti kalau angkutan umumnya makin bagus ,pasti kan orang-orang mau beralih. Jadi sambil kita perbaiki, ojek online ini jadi perantara dulu," kata Budi, Selasa (3/7/2018).
Ke depannya, Budi mengatakan pemerintah terus berupaya untuk mengoptimalkan fungsi transportasi umum agar masyarakat tidak lagi memilih ojek online sebagai tansportasi utama. Apalagi, hingga saat ini ojek online juga bukan merupakan angkutan umum yang resmi.
Apabila patokan dari bagusnya angkutan umum adalah beroperasinya LRT dan MRT, yang terintegrasi dengan TransJakarta beserta bus pengumpan dan kereta rel listrik, lalu apakah memang peran ojek online akan mulai terkikis pada 2019?
Ojek online, yang juga dikenal sebagai motorcycle taxi, memiliki sejumlah kelebihan dan paling utama mungkin adalah masalah kecepatan waktu tempuh. Ini yang dijual oleh motorcycle taxi di London dan Paris, dua kota besar dengan sistem transportasi massal sudah bagus.
Di samping itu, ojek online di Indonesia yang berada di bawah aplikator Go-Jek dan Grab juga menyediakan layanan beragam tidak hanya antar-jemput penumpang tapi juga mengantar makanan dan barang.
Mungkin yang dinyatakan Kemenhub akan benar adanya bahwa ojek online bisa didorong bukan lagi menjadi pilihan utama, namun kehadirannya masih akan tetap dibutuhkan.
(ray/prm) Next Article MK Tolak Legalkan Ojek Online, Bagaimana Nasib Jutaan Driver?
Most Popular