Internasional
Ancaman Dagang Trump Justru Bisa Buat China Makin Berpengaruh
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 June 2018 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika Amerika Serikat (AS) semakin menantang China dalam hal perdagangan dan berpaling dari upaya untuk mengurangi tarif selama beberapa dekade, Beijing terlihat mendapatkan dorongan dari program investasinya di seluruh dunia.
Inisiatif Belt and Road (Belt and Road Initiative) China adalah proyek infrastruktur besar-besaran yang menjangkau lebih dari 80 negara, yang disebut akan membangkitkan rute perdagangan Jalur Sutera yang bersejarah. Nomura memperkirakan proyek itu bisa bernilai setidaknya US$1,5 triliun (Rp 21.525 triliun) dalam bentuk investasi selama 10 tahun ke depan.
Tujuannya adalah untuk menghubungkan China dengan sebagian besar negara Asia lainnya, Eropa, Timur Tengah, dan sebagian Afrika melalui proyek-proyek besar yang meningkatkan perdagangan, seperti proyek rel kereta api, jalan raya, dan pelabuhan, yang meningkatkan jangkauan global China selama ini.
Proyek ini telah mengumpulkan banyak skeptisisme dari saingan-saingan Beijing, tetapi paksaan Gedung Putih agar mendapatkan keuntungan perdagangan yang lebih besar dapat berakhir dengan dorongan bagi popularitas Belt and Road, kata para analis, tulis CNBC International.
Carlos Casanova, ekonom Asia-Pasifik di perusahaan asuransi kredit Prancis Coface, mengatakan mungkin ada gangguan rantai pasokan jika akses ke ekonomi terbesar dunia itu berkurang, sehingga bisa memaksa beberapa negara yang terlibat dalam Belt and Road untuk mencari alternatif pertumbuhan perdagangan dari China, yang pada gilirannya juga berpotensi menyediakan lebih banyak pasar ekspor.
China akan "jauh lebih sedikit bergantung pada Amerika Serikat" jika perdagangan meningkat dengan Belt and Road, katanya.
Fred Neumann, kepala penelitian ekonomi Asia di HSBC Hong Kong, juga mengatakan Belt and Road Initiative dapat menguntungkan China di tengah-tengah kebuntuan perdagangan dengan AS.
"Tema yang mendasari benar-benar konektivitas untuk mendorong hubungan perdagangan," kata Neumann tentang inisiatif tersebut. "Dan sejauh mereka berhasil membangun ini, hal itu akan membantu mengimbangi hambatan potensial pada pertumbuhan atau menyeret ekspor ke AS".
Inisiatif Belt and Road (Belt and Road Initiative) China adalah proyek infrastruktur besar-besaran yang menjangkau lebih dari 80 negara, yang disebut akan membangkitkan rute perdagangan Jalur Sutera yang bersejarah. Nomura memperkirakan proyek itu bisa bernilai setidaknya US$1,5 triliun (Rp 21.525 triliun) dalam bentuk investasi selama 10 tahun ke depan.
Tujuannya adalah untuk menghubungkan China dengan sebagian besar negara Asia lainnya, Eropa, Timur Tengah, dan sebagian Afrika melalui proyek-proyek besar yang meningkatkan perdagangan, seperti proyek rel kereta api, jalan raya, dan pelabuhan, yang meningkatkan jangkauan global China selama ini.
Carlos Casanova, ekonom Asia-Pasifik di perusahaan asuransi kredit Prancis Coface, mengatakan mungkin ada gangguan rantai pasokan jika akses ke ekonomi terbesar dunia itu berkurang, sehingga bisa memaksa beberapa negara yang terlibat dalam Belt and Road untuk mencari alternatif pertumbuhan perdagangan dari China, yang pada gilirannya juga berpotensi menyediakan lebih banyak pasar ekspor.
China akan "jauh lebih sedikit bergantung pada Amerika Serikat" jika perdagangan meningkat dengan Belt and Road, katanya.
Fred Neumann, kepala penelitian ekonomi Asia di HSBC Hong Kong, juga mengatakan Belt and Road Initiative dapat menguntungkan China di tengah-tengah kebuntuan perdagangan dengan AS.
"Tema yang mendasari benar-benar konektivitas untuk mendorong hubungan perdagangan," kata Neumann tentang inisiatif tersebut. "Dan sejauh mereka berhasil membangun ini, hal itu akan membantu mengimbangi hambatan potensial pada pertumbuhan atau menyeret ekspor ke AS".
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular