
Perang Dagang AS vs China, ke Mana Indonesia Berpihak?
Arys Aditya, CNBC Indonesia
20 April 2018 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan dagang Amerika Serikat dan China tengah panas dalam dua bulan terakhir.
AS mengenakan bea masuk tinggi bagi produk China, begitu pun juga sebaliknya China mengenakan hal serupa ke produk AS.
Para analis dan ekonom mengatakan perang dagang antara kedua negara ini dapat berdampak ke negara lain, termasuk Indonesia.
Lalu di manakah posisi Indonesia?
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan posisi RI dalam kontestasi dagang antara AS dan China, di forum US-ASEAN Business di Washington, AS.
"Indonesia negara besar sehingga tidak akan mengambil keputusan berada di salah satu pihak terkait perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat," jelas Luhut dalam siaran pers, Jumat (20/4/2018).
Adapun sebelum ke AS, Luhut beberapa waktu lalu juga bertolak ke China menghadiri pertemuan One Belt One Road untuk membahas kerja sama dalam pengembangan industri dan teknologi di Indonesia.
Di dalam forum, Luhut juga mengatakan bahwa Indonesia memasuki tahun politik mulai 2018 ini. Dia menyatakan kondisi politik Indonesia stabil dan aman untuk investasi.
"Tahun politik tetap aman untuk investasi," kata Luhut.
Menko Maritim menekankan bahwa masyarakat Indonesia terutama anak muda merupakan pasar yang tepat bagi investor Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia.
Indonesia, jelas Luhut, memiliki 150 juta pengguna handphone dengan 80 juta pengguna internet memberikan kesempatan kepada investor Amerika untuk mengembangkan bisnisnya, khususnya pengembangan teknologi.
(ray/ray) Next Article Diam-diam RI Cuan dari Perang Dagang AS-China
AS mengenakan bea masuk tinggi bagi produk China, begitu pun juga sebaliknya China mengenakan hal serupa ke produk AS.
Para analis dan ekonom mengatakan perang dagang antara kedua negara ini dapat berdampak ke negara lain, termasuk Indonesia.
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan posisi RI dalam kontestasi dagang antara AS dan China, di forum US-ASEAN Business di Washington, AS.
"Indonesia negara besar sehingga tidak akan mengambil keputusan berada di salah satu pihak terkait perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat," jelas Luhut dalam siaran pers, Jumat (20/4/2018).
Adapun sebelum ke AS, Luhut beberapa waktu lalu juga bertolak ke China menghadiri pertemuan One Belt One Road untuk membahas kerja sama dalam pengembangan industri dan teknologi di Indonesia.
Di dalam forum, Luhut juga mengatakan bahwa Indonesia memasuki tahun politik mulai 2018 ini. Dia menyatakan kondisi politik Indonesia stabil dan aman untuk investasi.
"Tahun politik tetap aman untuk investasi," kata Luhut.
Menko Maritim menekankan bahwa masyarakat Indonesia terutama anak muda merupakan pasar yang tepat bagi investor Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia.
Indonesia, jelas Luhut, memiliki 150 juta pengguna handphone dengan 80 juta pengguna internet memberikan kesempatan kepada investor Amerika untuk mengembangkan bisnisnya, khususnya pengembangan teknologi.
(ray/ray) Next Article Diam-diam RI Cuan dari Perang Dagang AS-China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular