
Diam-diam RI Cuan dari Perang Dagang AS-China
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
30 November 2018 16:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China bukan hanya sebagai tantangan Indonesia. Sebaliknya, diam-diam Indonesia sudah mendapatkan untung dari situasi ini.
"Trade war itu buat kita sebenarnya ada yang menguntungkan juga. Karena apa? Kita bisa melihat relokasi-relokasi industri [ke Indonesia]," ungkap Luhut dalam bincang santai bersama awak media di Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Tak ingin ucapannya dianggap bualan belaka, Luhut pun lantas memberikan contoh. Dikatakan, relokasi industri sektor petrochemical, yang semula di Taipei, Taiwan, bakal beralih di Indonesia.
"Dari Taiwan itu mereka mau relokasi ke mana, di Gresik senilai US$ 6,49 miliar. Kita berharap itu segera groundbreaking. Kita terima itu," urainya.
"Kemudian ada dari Perancis dengan Tiongkok di Halmahera Utara. Itu nilai investasinya US$ 10 miliar, sudah groundbreaking. Jadi ada banyak," lanjut Luhut.
Sebelumnya, perang dagang antara China dan AS juga sempat menjadi topik bahasan sejumlah pembicara dalam forum bertajuk "Winning in a Turbulent Economy" di The Ballroom, Djakarta Theater XXI, Rabu (28/11/2018) lalu.
Destry Damayanti, anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengatakan situasi tersebut masih membuka peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum.
"Peluang Indonesia, AS pasti membatasi barang-barang dari China. Kita bisa menjalin hubungan bilateral, membuka market di sana agar membantu industri kita mengembangkan ekspor," ungkapnya kala itu.
Di sisi lain, dia tidak lupa mengingatkan pemerintah dan pelaku bisnis agar tetap waspada.
"Pada saat menghadapi trade war, produknya [China] di-ban, dia akan cari pasar baru. Barang akan banjir ke mana-mana. Kalau kita tidak siap, akan diserbu. Kalau kita tidak waspada, bisa diserang serbuan itu," imbuhnya.
(ray) Next Article Luhut: Perang Dagang Adalah Peluang Bagi RI
"Trade war itu buat kita sebenarnya ada yang menguntungkan juga. Karena apa? Kita bisa melihat relokasi-relokasi industri [ke Indonesia]," ungkap Luhut dalam bincang santai bersama awak media di Jakarta, Jumat (30/11/2018).
![]() |
"Dari Taiwan itu mereka mau relokasi ke mana, di Gresik senilai US$ 6,49 miliar. Kita berharap itu segera groundbreaking. Kita terima itu," urainya.
"Kemudian ada dari Perancis dengan Tiongkok di Halmahera Utara. Itu nilai investasinya US$ 10 miliar, sudah groundbreaking. Jadi ada banyak," lanjut Luhut.
Sebelumnya, perang dagang antara China dan AS juga sempat menjadi topik bahasan sejumlah pembicara dalam forum bertajuk "Winning in a Turbulent Economy" di The Ballroom, Djakarta Theater XXI, Rabu (28/11/2018) lalu.
Destry Damayanti, anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengatakan situasi tersebut masih membuka peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum.
"Peluang Indonesia, AS pasti membatasi barang-barang dari China. Kita bisa menjalin hubungan bilateral, membuka market di sana agar membantu industri kita mengembangkan ekspor," ungkapnya kala itu.
Di sisi lain, dia tidak lupa mengingatkan pemerintah dan pelaku bisnis agar tetap waspada.
"Pada saat menghadapi trade war, produknya [China] di-ban, dia akan cari pasar baru. Barang akan banjir ke mana-mana. Kalau kita tidak siap, akan diserbu. Kalau kita tidak waspada, bisa diserang serbuan itu," imbuhnya.
(ray) Next Article Luhut: Perang Dagang Adalah Peluang Bagi RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular