Internasional
Ancaman Dagang Trump Justru Bisa Buat China Makin Berpengaruh
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 June 2018 11:41

Program "America First' Presiden AS Donald Trump telah memicu kekhawatiran bahwa negara tersebut sedang memundurkan kembali sistem perdagangan global yang pernah dibina negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.
Di saat yang sama, kritikus menyebut Belt and Road sebagai upaya berlebihan yang bertujuan untuk mengamankan dominasi politik dan ekonomi China di abad ke-21 di wilayah geostrategis, yang dibalas Beijing dengan tanggapan program itu bertujuan untuk kebaikan semua.
Berbicara di bulan April, Presiden China Xi Jinping menyangkal proyek itu adalah 'intrik China', kantor berita resmi Xinhua melaporkan. "Ini adalah rencana yang terbuka," kata Xi.
Meskipun ada jaminan seperti itu, namun belum semuanya lancar bagi Belt and Road.
Beberapa proyek telah memburuk, seperti proyek pelabuhan yang dibebani utang di Sri Lanka. Malaysia juga sedang menegosiasikan kembali kesepakatan proyek kereta setelah kemenangan yang Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang mengejutkan pada bulan Mei. Hal itu menggambarkan risiko politik yang dihadapi China semakin banyak saat pengaruhnya tumbuh.
Bahkan ketika China meningkatkan proyek tersebut, investasi langsung luar negerinya turun tahun lalu untuk pertama kalinya sejak 2009 dan investasi China di Asia masih lemah jika dibandingkan dengan Jepang.
Namun, China memiliki keuntungan luar biasa dalam volume perdagangan dan komitmennya terhadap Belt and Road yang tidak tampak goyah.
Casanova mengatakan meskipun secara keseluruhan pencapaiannya turun di tahun 2017, investasi China di negara-negara Belt and Road sebenarnya meningkat. (prm)
Di saat yang sama, kritikus menyebut Belt and Road sebagai upaya berlebihan yang bertujuan untuk mengamankan dominasi politik dan ekonomi China di abad ke-21 di wilayah geostrategis, yang dibalas Beijing dengan tanggapan program itu bertujuan untuk kebaikan semua.
Berbicara di bulan April, Presiden China Xi Jinping menyangkal proyek itu adalah 'intrik China', kantor berita resmi Xinhua melaporkan. "Ini adalah rencana yang terbuka," kata Xi.
Beberapa proyek telah memburuk, seperti proyek pelabuhan yang dibebani utang di Sri Lanka. Malaysia juga sedang menegosiasikan kembali kesepakatan proyek kereta setelah kemenangan yang Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang mengejutkan pada bulan Mei. Hal itu menggambarkan risiko politik yang dihadapi China semakin banyak saat pengaruhnya tumbuh.
Bahkan ketika China meningkatkan proyek tersebut, investasi langsung luar negerinya turun tahun lalu untuk pertama kalinya sejak 2009 dan investasi China di Asia masih lemah jika dibandingkan dengan Jepang.
Namun, China memiliki keuntungan luar biasa dalam volume perdagangan dan komitmennya terhadap Belt and Road yang tidak tampak goyah.
Casanova mengatakan meskipun secara keseluruhan pencapaiannya turun di tahun 2017, investasi China di negara-negara Belt and Road sebenarnya meningkat. (prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular