Alasan Kenapa RI Kebanjiran Laptop dari China

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 June 2018 16:05
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa bulan terakhir pasar Indonesia dibanjiri impor produk elektronik seperti laptop dan ponsel pintar dari China. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal tersebut.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai, kedua komponen tersebut memang tidak dikenakan bea masuk alias gratis. Sehingha peredaran impor laptop maupun ponsel pintar cukup masif akhir-akhir ini.

"Bea masuknya nol, sama seperti HP," ungkap Airlangga usai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kamis (28/6/2018).

Seperti diketahui, dalam kurun waktu 5 bulan terakhir, impor laptop yang berasal dari China mencapai US$ 425,9 juta atau setara dengan Rp 5,9 triliun. Pada Mei 2018, impor laptop dari China mencapai US$ 99,6 juta.

Jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Taiwan, Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, impor laptop dari China memang jauh lebih besar. Impor dari Taiwan US$ 128.881, Jepang US$ 135.723. Hong Kong US$ 900, dan Korea Selatan US$ 201.897.

Secara kumulatif total impor laptop, notebook dan sejenisnya mencapai US$ 425,9 juta. Dari angka tersebut, senilai US$ 423,5 impor barang tersebut berasal dari China. Sementara sisanya, dari keempat negara tersebut.

Lantas, apakah pemerintah bakal mengenakan tarif impor laptop? Airlangga mengatakan, selama tidak ada yang dirugikan dari maraknya impor tersebut, maka pemerintah belum mempertimbangkan untuk mengenakan bea masuk.

"Ini semua tergantung, apakah sudah ada memprotes atau memberikan laporan atau tidak. Selama ini belum," tegasnya.



(dru) Next Article Impor Laptop Mengalir Deras, TKDN Bakal Ampuh Tekan Impor?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular