
Dari Wine Hingga Airbus, Ini Ancaman RI ke Eropa Soal CPO
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
19 June 2018 18:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) melalui trilog antara Komisi Eropa, Dewan Eropa, dan Parlemen Eropa pada Kamis (14/6/2018) kemarin akhirnya memutuskan untuk menunda pelarangan penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) berbasis minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), dari 2021 minimal hingga 2030
Sebelum keputusan tersebut keluar, Indonesia sempat bereaksi keras menolak pelarangan oleh Uni Eropa apabila kebijakan itu ditetapkan pada 2021.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pernah melontarkan ancaman akan adanya perang dagang dengan Eropa apabila ekspor biofuel berbasis CPO dibatasi.
"Trade war sudah dilakukan, itu kita siap. [Kalau] kita diganggu sawitnya, kita ganggu wine. Saya mau bertemu Dubes Prancis, saya katakan dairy product mereka bisa kita ganggu. Izin impornya di saya, saya tidak keluarkan," tegas Enggar di sela Jakarta Food Security Summit pada awal Februari 2018.
Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai bertemu dengan Komisi Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom menyinggung secara implisit konsekuensi yang akan menimpa Benua Biru apabila larangan itu dilakukan pada 2021.
"Memang kami membutuhkan 2.500 pesawat untuk 20 tahun ke depan. Bagi kami Airbus penting, kami belum berencana mengalihkannya ke Boeing, tetapi kami yakin ada pengertian dari UE untuk menyelesaikan masalah ini. Kami juga mempertimbangkan membeli Airbus M400 untuk versi militer. Mereka datang kepada saya menawarkan ini [...] Sekarang, jika Anda terus dipojokkan, apa yang akan Anda lakukan?" jelas Luhut.
"Saya katakan ke delegasi Parlemen Eropa kalau kelas menengah Indonesia saat ini jumlahnya 55 juta dan tumbuh terus. Ke depan, kami butuh setidaknya 1.200 pesawat terbang senilai US$ 26 miliar. Kami bisa alihkan kerjasama dari Airbus ke yang lain," kata Luhut.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menegaskan bahwa selama ini Indonesia telah mendukung pertumbuhan industri aviasi di Eropa sehingga UE tidak sepantasnya berlaku diskriminatif dengan melarang penggunaan CPO untuk bahan baku biodiesel.
"Kalau CPO dipersulit masuk di negara lain, kita juga bisa mengalihkan daya beli kita atas mobil dan pesawat ke tempat lain. Kita ini pasar yang besar bagi barang-barang produksi negara maju. Itu kekutan kita yang harus kita manfaatkan," tegas Wapres.
Beberapa waktu sebelumnya, Lion Air telah memesan 234 unit Airbus yang berbasis di Prancis. Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana bahkan diberi gelar Legion d'Honneur oleh pemerintah Prancis.
"Kita ingatkan Eropa, bahwa kita membeli banyak, terbesar, Airbus oleh Lion dan Garuda. Karena itu jangan perlakukan diskriminatif karena kita bisa ambil kebijakan yang sama. Jangan terjadi diskriminasi," tegas Wapres di kantornya.
(ray) Next Article Luhut: RI Tak Akan Mengemis ke Eropa Soal Larangan CPO
Sebelum keputusan tersebut keluar, Indonesia sempat bereaksi keras menolak pelarangan oleh Uni Eropa apabila kebijakan itu ditetapkan pada 2021.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pernah melontarkan ancaman akan adanya perang dagang dengan Eropa apabila ekspor biofuel berbasis CPO dibatasi.
Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan usai bertemu dengan Komisi Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom menyinggung secara implisit konsekuensi yang akan menimpa Benua Biru apabila larangan itu dilakukan pada 2021.
"Memang kami membutuhkan 2.500 pesawat untuk 20 tahun ke depan. Bagi kami Airbus penting, kami belum berencana mengalihkannya ke Boeing, tetapi kami yakin ada pengertian dari UE untuk menyelesaikan masalah ini. Kami juga mempertimbangkan membeli Airbus M400 untuk versi militer. Mereka datang kepada saya menawarkan ini [...] Sekarang, jika Anda terus dipojokkan, apa yang akan Anda lakukan?" jelas Luhut.
"Saya katakan ke delegasi Parlemen Eropa kalau kelas menengah Indonesia saat ini jumlahnya 55 juta dan tumbuh terus. Ke depan, kami butuh setidaknya 1.200 pesawat terbang senilai US$ 26 miliar. Kami bisa alihkan kerjasama dari Airbus ke yang lain," kata Luhut.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menegaskan bahwa selama ini Indonesia telah mendukung pertumbuhan industri aviasi di Eropa sehingga UE tidak sepantasnya berlaku diskriminatif dengan melarang penggunaan CPO untuk bahan baku biodiesel.
"Kalau CPO dipersulit masuk di negara lain, kita juga bisa mengalihkan daya beli kita atas mobil dan pesawat ke tempat lain. Kita ini pasar yang besar bagi barang-barang produksi negara maju. Itu kekutan kita yang harus kita manfaatkan," tegas Wapres.
Beberapa waktu sebelumnya, Lion Air telah memesan 234 unit Airbus yang berbasis di Prancis. Pendiri Lion Air, Rusdi Kirana bahkan diberi gelar Legion d'Honneur oleh pemerintah Prancis.
"Kita ingatkan Eropa, bahwa kita membeli banyak, terbesar, Airbus oleh Lion dan Garuda. Karena itu jangan perlakukan diskriminatif karena kita bisa ambil kebijakan yang sama. Jangan terjadi diskriminasi," tegas Wapres di kantornya.
(ray) Next Article Luhut: RI Tak Akan Mengemis ke Eropa Soal Larangan CPO
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular