
Luhut: RI Akan Tingkatkan Harga CPO Jadi US$ 850/Metrik Ton
Exist In Exist, CNBC Indonesia
09 May 2018 19:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah bersiap mengambil dua langkah untuk mengamankan industri kelapa sawit dari rencana pembatasan penggunaan oleh Uni Eropa.
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan dua langkah tersebut adalah peremajaan atau replanting untuk meningkatkan produktivitas lahan milik petani rakyat.
"Lebih dari 41% pemilik lahan sawit itu petani kecil. Sekarang kita ingin meningkatkan produksinya dari 1,8 ton per ha menjadi 5-6 ton per ha. Sehingga rakyat kita yang jutaan orang itu bisa menikmati hasil yang lebih baik," ujar Luhut di kantornya, Rabu (9/8/2018).
Kedua, Pemerintah berupaya meningkatkan dan menjaga harga minyak sawit mentah (CPO) di kisaran US$ 800 - US$ 850 per metrik ton. Saat ini, posisi harga CPO berada di kisaran US$ 600-US$ 610 per metrik ton.
Dia menyebut posisi harga di level tersebut ideal bagi kelangsungan hidup petani sawit sekaligus untuk penyerapan biodiesel.
Adapun Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia.
"Pemerintah ingin memelihara harganya itu di US$ 800-850 per ton. Sehingga biodiesel kita itu nanti akan banyak. Sekarang kan kita B20, nanti kita ingin B30, itu kan dampaknya nanti sebagai energi terbarukan sehingga Indonesia menjadi lebih bersih dan penerimaan negara lebih banyak," ungkapnya.
Bertemu Delegasi Parlemen Uni Eropa
Hari ini, Luhut juga bertemu dengan Delegasi Parlemen Uni Eropa dan mengatakan telah menjelaskan posisi Indonesia ketika menerima delegasi Parlemen Uni Eropa di kantornya. Luhut mengungkapkan, persoalan kelapa sawit tidak hanya soal industri, melainkan juga pengentasan kemiskinan.
"Ada masalah kemiskinan, humanities, keadilan. Kelapa sawit ini salah satu produk industri yang bisa membantu pengentasan kemiskinan," ujar Luhut.
"Karena mereka sudah melihat Indonesia, tadi mereka bilang mereka akan mempertimbangkan betul mengenai apa pun yang akan mereka putuskan nanti Juni ini."
Sebagai informasi, Luhut pada Selasa pekan depan akan berangkat ke Vatikan untuk mempromosikan kelapa sawit Indonesia dalam forum konferensi internasional.
"Akan ada 100-an orang yang akan hadir di seminar itu. Dari UE akan hadir, dari negara-negara anggota UE juga hadir," kata Luhut yang merupakan Ketua Tim Negosiasi RI untuk persoalan kelapa sawit.
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan dua langkah tersebut adalah peremajaan atau replanting untuk meningkatkan produktivitas lahan milik petani rakyat.
"Lebih dari 41% pemilik lahan sawit itu petani kecil. Sekarang kita ingin meningkatkan produksinya dari 1,8 ton per ha menjadi 5-6 ton per ha. Sehingga rakyat kita yang jutaan orang itu bisa menikmati hasil yang lebih baik," ujar Luhut di kantornya, Rabu (9/8/2018).
Dia menyebut posisi harga di level tersebut ideal bagi kelangsungan hidup petani sawit sekaligus untuk penyerapan biodiesel.
Adapun Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia.
"Pemerintah ingin memelihara harganya itu di US$ 800-850 per ton. Sehingga biodiesel kita itu nanti akan banyak. Sekarang kan kita B20, nanti kita ingin B30, itu kan dampaknya nanti sebagai energi terbarukan sehingga Indonesia menjadi lebih bersih dan penerimaan negara lebih banyak," ungkapnya.
Bertemu Delegasi Parlemen Uni Eropa
Hari ini, Luhut juga bertemu dengan Delegasi Parlemen Uni Eropa dan mengatakan telah menjelaskan posisi Indonesia ketika menerima delegasi Parlemen Uni Eropa di kantornya. Luhut mengungkapkan, persoalan kelapa sawit tidak hanya soal industri, melainkan juga pengentasan kemiskinan.
"Ada masalah kemiskinan, humanities, keadilan. Kelapa sawit ini salah satu produk industri yang bisa membantu pengentasan kemiskinan," ujar Luhut.
"Karena mereka sudah melihat Indonesia, tadi mereka bilang mereka akan mempertimbangkan betul mengenai apa pun yang akan mereka putuskan nanti Juni ini."
Sebagai informasi, Luhut pada Selasa pekan depan akan berangkat ke Vatikan untuk mempromosikan kelapa sawit Indonesia dalam forum konferensi internasional.
"Akan ada 100-an orang yang akan hadir di seminar itu. Dari UE akan hadir, dari negara-negara anggota UE juga hadir," kata Luhut yang merupakan Ketua Tim Negosiasi RI untuk persoalan kelapa sawit.
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular