
Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Raditya Hanung & Samuel Pablo, CNBC Indonesia
22 April 2018 18:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Parlemen Uni Eropa mengusulkan pelarangan penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) berbasis minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) mulai 2021.
Indonesia sebagai eksportir utama CPO dunia tentu akan mengalami kerugian ekonomi yang signifikan apabila usulan tersebut disetujui Dewan dan Komisi Eropa.
Tahun lalu, data BPS menunjukkan total nilai ekspor CPO kita ke 19 negara EU sebesar US$ 2,89 miliar (setara Rp 39,8 triliun).
Lantas, berapa besar volume ekspor biofuel berbasis sawit ke Benua Biru?
Berdasarkan data yang diberikan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) kepada CNBC Indonesia, total volume ekspor produk CPO dan turunannya ke Uni Eropa pada tahun lalu sebesar 32,18 juta ton atau naik 21,11% dibandingkan dengan 2016 sebesar 26,57 juta ton.
Jumlah tersebut didominasi ekspor Refined Palm Oil sebesar 21,94 juta ton pada tahun lalu, naik 21,4% dari tahun sebelumnya sebesar 18,07 juta ton.
Sebaliknya, ekspor biodiesel/biofuel dan oleo chemicals pada tahun lalu mengalami penurunan. Ekspor biodiesel/biofuel terkoreksi dalam hingga 56% menjadi 164.000 ton, sementara ekspor oleo chemicals berkurang 10,84% menjadi 970.000 ton.
Adapun Refined Palm Oil yang paling banyak diekspor ke Eropa merupakan jenis olahan dari CPO yang diproses melalui tiga tahap pemurnian, yakni Degumming, Bleaching, dan Deodourising.
Oleh karena itu, jenis ini juga sering disebut dengan Refined, Bleached, and Deodorised (RBD) Palm Oil. Jenis ini umumnya digunakan untuk bahan baku untuk memproduksi minyak goreng dan berbagai macam jenis makanan, seperti margarin, coklat, es krim, dan produk roti.
Menurut European Palm Oil Alliance, hampir lebih dari produk yang dijual di supermarket di negara-negara eropa diproduksi dari minyak kelapa sawit jenis ini.
Sementara itu, lauric acid atau lauric adalah zat kimia yang diekstrak dari Palm Kernel Oil. Sebagai catatan, Palm Kernel Oil diproduksi dari biji buah sawit, sementara CPO berasal dari cangkang buah sawit. Pada umumnya jenis lauric digunakan sebagai bahan baku untuk industri sabun dan kosmetik.
Serupa dengan lauric, oleo chemicals juga produk turunan dari pengolahan Palm Kernel Oil. Jenis ini pada umumnya juga digunakan untuk bahan baku deterjen, sabun batang, sikat gigi, dan shampo.
Terakhir, biodiesel merupakan produk turunan dari CPO yang digunakan sebagai bahan alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel.
(ray/ray) Next Article Eropa Larang CPO RI, Airbus Kehilangan Order 2.500 Pesawat
Indonesia sebagai eksportir utama CPO dunia tentu akan mengalami kerugian ekonomi yang signifikan apabila usulan tersebut disetujui Dewan dan Komisi Eropa.
Tahun lalu, data BPS menunjukkan total nilai ekspor CPO kita ke 19 negara EU sebesar US$ 2,89 miliar (setara Rp 39,8 triliun).
Berdasarkan data yang diberikan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) kepada CNBC Indonesia, total volume ekspor produk CPO dan turunannya ke Uni Eropa pada tahun lalu sebesar 32,18 juta ton atau naik 21,11% dibandingkan dengan 2016 sebesar 26,57 juta ton.
Jumlah tersebut didominasi ekspor Refined Palm Oil sebesar 21,94 juta ton pada tahun lalu, naik 21,4% dari tahun sebelumnya sebesar 18,07 juta ton.
Sebaliknya, ekspor biodiesel/biofuel dan oleo chemicals pada tahun lalu mengalami penurunan. Ekspor biodiesel/biofuel terkoreksi dalam hingga 56% menjadi 164.000 ton, sementara ekspor oleo chemicals berkurang 10,84% menjadi 970.000 ton.
![]() |
Oleh karena itu, jenis ini juga sering disebut dengan Refined, Bleached, and Deodorised (RBD) Palm Oil. Jenis ini umumnya digunakan untuk bahan baku untuk memproduksi minyak goreng dan berbagai macam jenis makanan, seperti margarin, coklat, es krim, dan produk roti.
Menurut European Palm Oil Alliance, hampir lebih dari produk yang dijual di supermarket di negara-negara eropa diproduksi dari minyak kelapa sawit jenis ini.
Sementara itu, lauric acid atau lauric adalah zat kimia yang diekstrak dari Palm Kernel Oil. Sebagai catatan, Palm Kernel Oil diproduksi dari biji buah sawit, sementara CPO berasal dari cangkang buah sawit. Pada umumnya jenis lauric digunakan sebagai bahan baku untuk industri sabun dan kosmetik.
Serupa dengan lauric, oleo chemicals juga produk turunan dari pengolahan Palm Kernel Oil. Jenis ini pada umumnya juga digunakan untuk bahan baku deterjen, sabun batang, sikat gigi, dan shampo.
Terakhir, biodiesel merupakan produk turunan dari CPO yang digunakan sebagai bahan alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel.
(ray/ray) Next Article Eropa Larang CPO RI, Airbus Kehilangan Order 2.500 Pesawat
Most Popular