
Luhut: CPO Dilarang, Kita Punya Power Buat Eropa Repot
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
11 May 2018 20:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menerima delegasi Parlemen Eropa beberapa hari yang lalu di Jakarta, membahas rencana pelarangan biodiesel berbasis minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Benua Biru mulai 2021.
Sebelum itu, Luhut juga memimpin delegasi RI terbang ke Eropa untuk membahas hal yang sama.
Berbicara kepada awak media di kantornya, Luhut mengatakan Indonesia memiliki kekuatan untuk mempersulit ekonomi Uni Eropa apabila pembatasan CPO benar-benar diterapkan.
"Saya katakan ke delegasi Parlemen Eropa kalau kelas menengah kami saat ini 55 juta dan tumbuh terus, ke depannya kami butuh sekitar 1.200 pesawat terbang senilai US$ 26 miliar. Kami bisa alihkan kerjasama dari Airbus ke yang lain [kalau sawit kami diganggu]. Kita punya power untuk membuat Eropa repot," ungkap Luhut di kantornya, Jumat (11/5/2018).
Luhut menekankan bahwa dirinya hanya meminta perlakuan yang adil dari Parlemen Eropa terkait sawit, karena sawit merupakan komoditas yang mensejahterakan rakyat.
"Studi Stanford University mengungkapkan indeks gini kita turun dari 0,41 ke 0,39 sebagian besar karena kontribusi kelapa sawit [terhadap perekonomian]," ujarnya.
Luhut meyakinkan Parlemen Eropa bahwa industri kelapa sawit Indonesia sudah memenuhi poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs).
Dirinya juga akan menghadiri seminar terkait masalah kemiskinan, kemanusiaan, dan keadilan di Pontificia Universitá Urbaniana, Vatikan pada Seasa (15/5/2018) besok. Seminar tersebut rencananya akan dihadiri 75-100 peserta dari Parlemen Eropa dan beberapa NGO, di mana Luhut akan kembali mengangkat isu kelapa sawit dan kaitannya dengan pengentasan kemiskinan.
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Sebelum itu, Luhut juga memimpin delegasi RI terbang ke Eropa untuk membahas hal yang sama.
Berbicara kepada awak media di kantornya, Luhut mengatakan Indonesia memiliki kekuatan untuk mempersulit ekonomi Uni Eropa apabila pembatasan CPO benar-benar diterapkan.
Luhut menekankan bahwa dirinya hanya meminta perlakuan yang adil dari Parlemen Eropa terkait sawit, karena sawit merupakan komoditas yang mensejahterakan rakyat.
"Studi Stanford University mengungkapkan indeks gini kita turun dari 0,41 ke 0,39 sebagian besar karena kontribusi kelapa sawit [terhadap perekonomian]," ujarnya.
Luhut meyakinkan Parlemen Eropa bahwa industri kelapa sawit Indonesia sudah memenuhi poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs).
Dirinya juga akan menghadiri seminar terkait masalah kemiskinan, kemanusiaan, dan keadilan di Pontificia Universitá Urbaniana, Vatikan pada Seasa (15/5/2018) besok. Seminar tersebut rencananya akan dihadiri 75-100 peserta dari Parlemen Eropa dan beberapa NGO, di mana Luhut akan kembali mengangkat isu kelapa sawit dan kaitannya dengan pengentasan kemiskinan.
(ray/ray) Next Article Untuk Roti Sampai BBM, Ini Jenis CPO yang Diekspor RI ke UE
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular