
Internasional
Jelang KTT G7, Trump dan Sekutunya Saling Serang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 June 2018 13:10

Ottawa, CNBC Indonesia - Para pemimpin negara kaya Group of Seven (G7) akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi di Kanada pada hari Kamis (7/6/2018) waktu setempat. Kelompok itu tengah mengalami perpecahan dalam sejarah 42 tahun berdirinya karena kebijakan 'America First' Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berisiko menyebabkan perang dagang global dan perpecahan diplomatik yang mendalam.
Dalam upaya untuk membangun kembali industri Amerika, Trump telah memberlakukan tarif tinggi untuk impor baja dan aluminium, termasuk dari sekutu utama G7-nya, seperti Kanada, Jepang, dan Uni Eropa (UE).
Trump telah mengancam akan menggunakan undang-undang keamanan nasional untuk melakukan hal yang sama terhadap impor mobil. Trump juga telah mundur dari kesepakatan lingkungan dan kesepakatan internasional untuk mencegah Iran mengembangkan bom nuklir, tulis Reuters.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang telah berinvestasi dalam hubungan pribadi yang hangat dengan Trump, mengatakan negara-negara G7 lainnya - Inggris, Kanada, Jerman, Italia, dan Jepang, serta Prancis - harus tetap "sopan" dan produktif tetapi memperingatkan bahwa "tidak ada pemimpin yang akan menjabat selamanya", pertanda bahwa Eropa tidak akan menyerah dengan sepenuh hati terhadap presiden AS.
"Mungkin presiden Amerika tidak peduli dikucilkan hari ini, tetapi kami tidak keberatan menjadi enam, jika perlu. Karena enam ini mewakili nilai, mewakili pasar ekonomi, dan lebih dari apa pun, mewakili kekuatan nyata di tingkat internasional saat ini." kata Macron kepada wartawan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memprediksi akan ada "diskusi yang mendalam" tentang perdagangan, tetapi anggota G7 lain, seperti Jepang dan Italia, tampaknya kurang ingin menantang presiden AS.
Melalui Twitter, Trump segera membalas langsung kepada kedua pemimpin, mengatakan bahwa mereka mengenakan "tarif besar-besaran" pada barang-barang AS dan telah membuat hambatan perdagangan lainnya.
"Saya menantikan untuk bertemu mereka besok," tulis Trump tentang pertemuan puncak selama dua hari yang akan dimulai hari Jumat.
Dilansir dari Reuters, Trump akan meninggalkan pertemuan pada Sabtu pagi, sebelum acara tersebut berakhir, dan terbang ke Singapura untuk pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada hari Selasa, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
Para pemimpin G7 akan bertemu di hotel mewah di atas tebing di kota La Malbaie, sekitar dua jam perjalanan dari Kota Quebec. Situs ini telah ditutup oleh polisi untuk mencegah demonstrasi.
Ratusan pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengenakan bendera merah dan topeng merah, berjalan dengan ribut di jalan-jalan Kota Quebec pada Kamis malam, menuju Pusat Kongres tempat media bermarkas.
Beberapa orang di kerumunan, diawasi ketat oleh polisi antihuru-hara, membawa spanduk dengan slogan-slogan seperti 'G7 tidak mewakili kita'. Sementara yang lainnya membawa poster dengan foto-foto Trump yang rusak.
Presiden AS akan bertatap muka pada pertemuan dengan para pemimpin dunia yang tidak memiliki visi yang sama dengannya, untuk membahas berbagai masalah mulai dari perdagangan sampai masalah lingkungan, serta masalah Iran dan pembangunan kedutaan AS baru di Yerusalem.
Trump memberi isyarat bahwa dia tidak berminat untuk berkompromi ketika dia bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang telah mencoba untuk membina hubungan persahabatan dengannya.
Trump mengangkat masalah impor mobil AS dengan Abe pada pertemuan mereka di Washington dan mengatakan dia menginginkan lebih banyak investasi di pabrik-pabrik di pusat industri Amerika, yaitu Michigan, Pennsylvania, dan Ohio. Abe bukan satu-satunya pemimpin dunia yang mencoba mengambil hati Trump dan gagal mendapatkan konsesi dari pemimpin AS itu. Macron, yang tampaknya telah membangun hubungan yang hangat dengan Trump, mengatakan para pemimpin "G6" tidak akan memicu pertikaian di pertemuan itu.
"Di lingkungan ini, yang utama adalah kita harus selalu sopan, tetap produktif, dan berusaha meyakinkan (mereka) untuk membuat Amerika Serikat tetap bergabung karena mereka sekutu historis kita dan kita membutuhkan mereka," kata Macron pada konferensi pers dengan Trudeau di Ottawa.
Presiden AS juga memiliki hubungan yang dingin dengan Trudeau, tuan rumah KTT. Permohonan oleh negara-negara anggota lain untuk pengecualian dari tarif baja dan aluminium AS, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juni, tidak dipedulikan Trump.
Pemimpin Kanada itu juga terlibat dalam perselisihan dengan Washington mengenai negosiasi untuk mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North America Free Trade Agreement / NAFTA) yang hampir berusia 25 tahun.
Tetapi Macron menekankan bahwa Amerika Serikat bukan lagi satu-satunya negara adidaya ekonomi dunia dan mendesak negara-negara industri lain untuk tetap bersama.
Permohonannya untuk persatuan mungkin gagal, bahkan di dalam Uni Eropa. Jerman telah mengisyaratkan akan berkompromi soal perdagangan dengan Amerika Serikat karena takut memicu memanasnya ketegangan atas tarif impor mobil yang akan melibatkan perusahaan, seperti BMW dan Mercedes.
Selain itu, Eropa menghadapi tantangan ekonomi dan politik domestik yang ditimbulkan oleh unilateralisme Trump.
Satu sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan Italia ingin "menciptakan ruang sebanyak mungkin untuk melanjutkan dialog dengan AS," menambahkan bahwa Perdana Menteri Italia yang baru, Guiseppe Conte, seorang pemula politik, akan tiba di Kanada dengan penuh kehati-hatian karena dia "harus melihat dinamika grup itu."
Jepang juga diperkirakan akan mengambil pendekatan yang tidak terlalu konfrontatif. Perdana Menteri Inggris Theresa May mendesak Uni Eropa untuk tetap pada peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) dan untuk memastikan bahwa setiap respons terhadap tarif sebanding.
Selain mengesampingkan lobi dan permohonan, Trump telah melanjutkan menerapkan tarifnya serta menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Diplomasi yang intens dari Eropa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir internasional dengan Iran juga gagal.
Trump juga mengatakan kepada China, ekonomi terbesar kedua di dunia, untuk memotong surplus perdagangan besar-besaran dengan Amerika Serikat. Washington telah mengancam menerapkan tarif di impor barang-barang China kecuali Beijing berhenti mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.
Secara ekonomi, Eropa mungkin lebih terancam jika Trump benar-benar menerapkan tarif.
Pemulihannya dari krisis keuangan tahun 2008-2009 jauh lebih lambat dibandingkan dengan di Amerika Serikat di mana Federal Reserve berada di titik puncak kenaikan suku bunga baru, sementara Bank Sentral Eropa masih menggunakan langkah-langkah era krisis.
Pasar keuangan di seluruh dunia digempur oleh ancaman perdagangan Trump. Meski mulai pulih, tetapi mereka masih rentan. Selain itu pemerintah baru Italia juga berisiko.
Trump mungkin tidak terlalu khawatir akan perang dagang jika dibandingkan dengan Eropa dan Jepang yang pertumbuhannya lambat karena adanya kerugian ekonomi jika 'G6' kembali dikenakan tarif.
(prm) Next Article Hina Trudeau, Trump Picu Perang Dagang dengan Kanada
Dalam upaya untuk membangun kembali industri Amerika, Trump telah memberlakukan tarif tinggi untuk impor baja dan aluminium, termasuk dari sekutu utama G7-nya, seperti Kanada, Jepang, dan Uni Eropa (UE).
Trump telah mengancam akan menggunakan undang-undang keamanan nasional untuk melakukan hal yang sama terhadap impor mobil. Trump juga telah mundur dari kesepakatan lingkungan dan kesepakatan internasional untuk mencegah Iran mengembangkan bom nuklir, tulis Reuters.
"Mungkin presiden Amerika tidak peduli dikucilkan hari ini, tetapi kami tidak keberatan menjadi enam, jika perlu. Karena enam ini mewakili nilai, mewakili pasar ekonomi, dan lebih dari apa pun, mewakili kekuatan nyata di tingkat internasional saat ini." kata Macron kepada wartawan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memprediksi akan ada "diskusi yang mendalam" tentang perdagangan, tetapi anggota G7 lain, seperti Jepang dan Italia, tampaknya kurang ingin menantang presiden AS.
Melalui Twitter, Trump segera membalas langsung kepada kedua pemimpin, mengatakan bahwa mereka mengenakan "tarif besar-besaran" pada barang-barang AS dan telah membuat hambatan perdagangan lainnya.
"Saya menantikan untuk bertemu mereka besok," tulis Trump tentang pertemuan puncak selama dua hari yang akan dimulai hari Jumat.
Dilansir dari Reuters, Trump akan meninggalkan pertemuan pada Sabtu pagi, sebelum acara tersebut berakhir, dan terbang ke Singapura untuk pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada hari Selasa, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.
Para pemimpin G7 akan bertemu di hotel mewah di atas tebing di kota La Malbaie, sekitar dua jam perjalanan dari Kota Quebec. Situs ini telah ditutup oleh polisi untuk mencegah demonstrasi.
Ratusan pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengenakan bendera merah dan topeng merah, berjalan dengan ribut di jalan-jalan Kota Quebec pada Kamis malam, menuju Pusat Kongres tempat media bermarkas.
Beberapa orang di kerumunan, diawasi ketat oleh polisi antihuru-hara, membawa spanduk dengan slogan-slogan seperti 'G7 tidak mewakili kita'. Sementara yang lainnya membawa poster dengan foto-foto Trump yang rusak.
Presiden AS akan bertatap muka pada pertemuan dengan para pemimpin dunia yang tidak memiliki visi yang sama dengannya, untuk membahas berbagai masalah mulai dari perdagangan sampai masalah lingkungan, serta masalah Iran dan pembangunan kedutaan AS baru di Yerusalem.
Trump memberi isyarat bahwa dia tidak berminat untuk berkompromi ketika dia bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang telah mencoba untuk membina hubungan persahabatan dengannya.
Trump mengangkat masalah impor mobil AS dengan Abe pada pertemuan mereka di Washington dan mengatakan dia menginginkan lebih banyak investasi di pabrik-pabrik di pusat industri Amerika, yaitu Michigan, Pennsylvania, dan Ohio. Abe bukan satu-satunya pemimpin dunia yang mencoba mengambil hati Trump dan gagal mendapatkan konsesi dari pemimpin AS itu. Macron, yang tampaknya telah membangun hubungan yang hangat dengan Trump, mengatakan para pemimpin "G6" tidak akan memicu pertikaian di pertemuan itu.
"Di lingkungan ini, yang utama adalah kita harus selalu sopan, tetap produktif, dan berusaha meyakinkan (mereka) untuk membuat Amerika Serikat tetap bergabung karena mereka sekutu historis kita dan kita membutuhkan mereka," kata Macron pada konferensi pers dengan Trudeau di Ottawa.
Presiden AS juga memiliki hubungan yang dingin dengan Trudeau, tuan rumah KTT. Permohonan oleh negara-negara anggota lain untuk pengecualian dari tarif baja dan aluminium AS, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juni, tidak dipedulikan Trump.
Pemimpin Kanada itu juga terlibat dalam perselisihan dengan Washington mengenai negosiasi untuk mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North America Free Trade Agreement / NAFTA) yang hampir berusia 25 tahun.
Tetapi Macron menekankan bahwa Amerika Serikat bukan lagi satu-satunya negara adidaya ekonomi dunia dan mendesak negara-negara industri lain untuk tetap bersama.
Permohonannya untuk persatuan mungkin gagal, bahkan di dalam Uni Eropa. Jerman telah mengisyaratkan akan berkompromi soal perdagangan dengan Amerika Serikat karena takut memicu memanasnya ketegangan atas tarif impor mobil yang akan melibatkan perusahaan, seperti BMW dan Mercedes.
Selain itu, Eropa menghadapi tantangan ekonomi dan politik domestik yang ditimbulkan oleh unilateralisme Trump.
Satu sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan Italia ingin "menciptakan ruang sebanyak mungkin untuk melanjutkan dialog dengan AS," menambahkan bahwa Perdana Menteri Italia yang baru, Guiseppe Conte, seorang pemula politik, akan tiba di Kanada dengan penuh kehati-hatian karena dia "harus melihat dinamika grup itu."
Jepang juga diperkirakan akan mengambil pendekatan yang tidak terlalu konfrontatif. Perdana Menteri Inggris Theresa May mendesak Uni Eropa untuk tetap pada peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) dan untuk memastikan bahwa setiap respons terhadap tarif sebanding.
Selain mengesampingkan lobi dan permohonan, Trump telah melanjutkan menerapkan tarifnya serta menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Diplomasi yang intens dari Eropa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir internasional dengan Iran juga gagal.
Trump juga mengatakan kepada China, ekonomi terbesar kedua di dunia, untuk memotong surplus perdagangan besar-besaran dengan Amerika Serikat. Washington telah mengancam menerapkan tarif di impor barang-barang China kecuali Beijing berhenti mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.
Secara ekonomi, Eropa mungkin lebih terancam jika Trump benar-benar menerapkan tarif.
Pemulihannya dari krisis keuangan tahun 2008-2009 jauh lebih lambat dibandingkan dengan di Amerika Serikat di mana Federal Reserve berada di titik puncak kenaikan suku bunga baru, sementara Bank Sentral Eropa masih menggunakan langkah-langkah era krisis.
Pasar keuangan di seluruh dunia digempur oleh ancaman perdagangan Trump. Meski mulai pulih, tetapi mereka masih rentan. Selain itu pemerintah baru Italia juga berisiko.
Trump mungkin tidak terlalu khawatir akan perang dagang jika dibandingkan dengan Eropa dan Jepang yang pertumbuhannya lambat karena adanya kerugian ekonomi jika 'G6' kembali dikenakan tarif.
(prm) Next Article Hina Trudeau, Trump Picu Perang Dagang dengan Kanada
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular