
Hina Trudeau, Trump Picu Perang Dagang dengan Kanada
gita rossiana, CNBC Indonesia
10 June 2018 18:52

Jakarta, CNBC Indonesia- Pada akhirnya, upaya Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk menghindari perseteruan dengan Donald Trump harus gagal dengan adanya penghinaan yang dilakukan oleh Trump kepada Trudeau.
Selain menimbulkan peningkatan risiko perang dagang, serangan pribadi Trump kepada Trudeau juga menimbulkan risiko ekonomi dan domesik bagi Kanada yang tetap menginginkan kedamaian dalam menghadapi ancaman Amerika Serikat terhadap NAFTA dan kasus perdagangan bilateral lainnya.
"PM Justin Trudeau dari Kanada bertindak begitu lemah lembut dalam pertemuan negara G-7, namun setelah saya pergi dia mengatakan dalam sebuah konferensi pers, 'Tarif Amerika agak menghina dan dia tidak ingin ditekan'. Sangat tidak jujur dan lemah,"cuit Trump seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (10/6/2018).
Serangan tersebut meruntuhkan harapan bagi Kanada untuk menghindari pengenaan tarif baja dan Aluminium dari AS atau menegosiakan kembali perjanjian NAFTA.
Pemerintahan Trudeau menjadi terguncang dari sikap Trump yang berbalik arah, padahal sebelumnya kedua orang tersebut sempat bercanda dalam pertemuan G-7.
"Orang Kanada adalah orang yang sopan, sangat masuk akal, namun kami tidak ingin ditekan,"ujar Trudeau kepada wartawan untuk merespon pengenaan tarif baja dan aluminium AS.
Walaupun kedua orang tersebut sudah mengadakan beberapa pertemuan dan percakapan telepon setelah Trump menjadi presiden, hal tersebut tidak mengubah sikap mereka dalam mengambil kebijakan. Trudeau masih bersikap liberal progresif, sangat vokal terhadap isu feminism dan menghargai keberagaman yang semua itu sangat dekat dengan sikap Mantan Presiden AS Barack Obama.
Sebelumnya, Trudeau sempat mengecam sikap Trump yang datang terlambat pada pertemuan yang membahas mengenai kesetaraan pertemuan dengan istilah 'orang-orang tersesat'. Wajah Trump kemudian memendam kemarahan di depan kalangan yang mendukung perdagangan bebas antara Kanada dan Amerika Serikat.
"Kepada para sekutu, sebagian besar orang Amerika Serikat tetap pro kebebasan perdagangan, pro-globalisasi dan mendukung adanya aliansi yang sudah terbentuk 70 tahun lamanya. Pihak AS akan selalu berdiri bersama kalian, bahkan jika presiden kami tidak," ujar Senator Republik AS John McCain.
Di sisi lain, Penasehat Kebijakan Luar Negeri Trudeau Roland Paris mengecam Presiden Amerika Serikat.
"Pria besar tangguh yang kembali ke pesawatnya itu tidak bisa melakukannnya secara langsung, dan dia mengetahui hal itu yang membuatnya merasa lembah. Sehinga dia mengekspresikan perasaannya kepada Trudeau dan kemudian mengecamnya,"cuit Paris.
Pakar perdagangan yang telah menyaksikan Trump bernegosiasi dengan kata-kata kasar di Twitter mengatakan, cuitan-cuitan Trump di Twitter kadang melebihi kebijakannya, tetapi kali ini, Kanada mungkin harus berjuang untuk meresponnya.
"Retorika yang melampaui implementasi,"ujar Analis Brookings Geoffrey Gertz."Kanada mungkin berada pada titik balik...(Kanada) juga sekarang mungkin bingung untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan,"tambah dia.
Namun jika upaya Trudeau selama berbulan-bulan untuk mendekati politisi dan pemimpin bisnis AS tidak bisa mengungguli Trump, Kanada mungkin akan membayar dividen jika serangan Trump mendapat dukungan dari kelompok bisnis atau kongres.
Partai Republik khawatir perselisihan dengan Kanada bisa menjadi masalah di negara-negara agraris yang bergantung pada perdagangan menjelang pemilihan kongres November mendatang.
"Ada gerakan dalam kongres sekarang untuk mengendalikan Trump pada kebijakan perdagangan,"kata Gertz.
Selama KTT, Trump telah mengubah foto di halaman twitter-nya menjadi foto keluarga yang diambil bersama dengan pemimpin G-7 lainnya. Kemudian, di sebuah tempat di Atlantik sana, beberapa menit setelah ia menyerang Trudeau, ia menukar foto itu dengan prajurit yang memberi hormat kepada lagu kebangsaan.
(gus) Next Article Jelang KTT G7, Trump dan Sekutunya Saling Serang
Selain menimbulkan peningkatan risiko perang dagang, serangan pribadi Trump kepada Trudeau juga menimbulkan risiko ekonomi dan domesik bagi Kanada yang tetap menginginkan kedamaian dalam menghadapi ancaman Amerika Serikat terhadap NAFTA dan kasus perdagangan bilateral lainnya.
Serangan tersebut meruntuhkan harapan bagi Kanada untuk menghindari pengenaan tarif baja dan Aluminium dari AS atau menegosiakan kembali perjanjian NAFTA.
Pemerintahan Trudeau menjadi terguncang dari sikap Trump yang berbalik arah, padahal sebelumnya kedua orang tersebut sempat bercanda dalam pertemuan G-7.
"Orang Kanada adalah orang yang sopan, sangat masuk akal, namun kami tidak ingin ditekan,"ujar Trudeau kepada wartawan untuk merespon pengenaan tarif baja dan aluminium AS.
Walaupun kedua orang tersebut sudah mengadakan beberapa pertemuan dan percakapan telepon setelah Trump menjadi presiden, hal tersebut tidak mengubah sikap mereka dalam mengambil kebijakan. Trudeau masih bersikap liberal progresif, sangat vokal terhadap isu feminism dan menghargai keberagaman yang semua itu sangat dekat dengan sikap Mantan Presiden AS Barack Obama.
Sebelumnya, Trudeau sempat mengecam sikap Trump yang datang terlambat pada pertemuan yang membahas mengenai kesetaraan pertemuan dengan istilah 'orang-orang tersesat'. Wajah Trump kemudian memendam kemarahan di depan kalangan yang mendukung perdagangan bebas antara Kanada dan Amerika Serikat.
"Kepada para sekutu, sebagian besar orang Amerika Serikat tetap pro kebebasan perdagangan, pro-globalisasi dan mendukung adanya aliansi yang sudah terbentuk 70 tahun lamanya. Pihak AS akan selalu berdiri bersama kalian, bahkan jika presiden kami tidak," ujar Senator Republik AS John McCain.
Di sisi lain, Penasehat Kebijakan Luar Negeri Trudeau Roland Paris mengecam Presiden Amerika Serikat.
"Pria besar tangguh yang kembali ke pesawatnya itu tidak bisa melakukannnya secara langsung, dan dia mengetahui hal itu yang membuatnya merasa lembah. Sehinga dia mengekspresikan perasaannya kepada Trudeau dan kemudian mengecamnya,"cuit Paris.
Pakar perdagangan yang telah menyaksikan Trump bernegosiasi dengan kata-kata kasar di Twitter mengatakan, cuitan-cuitan Trump di Twitter kadang melebihi kebijakannya, tetapi kali ini, Kanada mungkin harus berjuang untuk meresponnya.
"Retorika yang melampaui implementasi,"ujar Analis Brookings Geoffrey Gertz."Kanada mungkin berada pada titik balik...(Kanada) juga sekarang mungkin bingung untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan,"tambah dia.
Namun jika upaya Trudeau selama berbulan-bulan untuk mendekati politisi dan pemimpin bisnis AS tidak bisa mengungguli Trump, Kanada mungkin akan membayar dividen jika serangan Trump mendapat dukungan dari kelompok bisnis atau kongres.
Partai Republik khawatir perselisihan dengan Kanada bisa menjadi masalah di negara-negara agraris yang bergantung pada perdagangan menjelang pemilihan kongres November mendatang.
"Ada gerakan dalam kongres sekarang untuk mengendalikan Trump pada kebijakan perdagangan,"kata Gertz.
Selama KTT, Trump telah mengubah foto di halaman twitter-nya menjadi foto keluarga yang diambil bersama dengan pemimpin G-7 lainnya. Kemudian, di sebuah tempat di Atlantik sana, beberapa menit setelah ia menyerang Trudeau, ia menukar foto itu dengan prajurit yang memberi hormat kepada lagu kebangsaan.
(gus) Next Article Jelang KTT G7, Trump dan Sekutunya Saling Serang
Most Popular