Trump Tolak Deklarasi G-7 dan Cecar Justin Trudeau di Twitter

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
10 June 2018 14:17
Presiden AS Donald Trump menolak deklarasi G-7 dan mencecar habis PM Kanada Justri Trudeau di twitter.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu, 9 Juni 2018 menolak untuk mendukung deklarasi G-7 yang bertujuan untuk mengurangi tarif dan hambatan perdagangan. Pasalnya, dia terus menyerang pihak sekutu yang diduga secara tidak adil memperlakukan Amerika Serikat.

Dalam laporan sebelumnya, Amerika Serikat dinyatakan telah medukung komunike G-7. Namun kemudian Trump mem-posting sebuah twitter yang mengecam Perdana Menteri Justin Trudeau, persis setelah konferensi tersebut.



Trump mengatakan, dia menginstruksikan perwakilan Amerika Serikat untuk tidak mendukung komunike G-7. Di sisi lain, pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tarif untuk automobil.

Adapun Trudeau pasca komunike G-7 mengatakan, aksi Trump yang memberlakukan tarif pada baja dan aluminium Kanada merupakan hal yang sangat menghina. Padahal Kanada telah mendukung beberapa perang yang dilakukan Amerika Serikat.
"Saya menekankan bahwa itu tidak membantu terciptanya renegosiasi NAFTA dan akan menjadi penyesalan. Namun, secara tegas dan pasti, kami akan maju dengan langkah-langkah pembalasan,"ujar dia seperti dikutip dari CNBC International, Minggu (10/6/2018).

Perdana Menteri Kanada menolak mentah-mentah proposal Gedung Putih yang ingin memasukkan "sunset clause" dalam renegosiasi North American Free Trade Agreement (NAFTA).

"Kami tidak akan dan tidak bisa menandatangani perjanjian perdagangan yang secara otomatis akan berakhir setiap lima tahun, itu bukan perjanjian perdagangan,"ungkap Trudeau.

Trump secara berulang kali mengancam akan menarik diri dari NAFTA apabila perjanjian itu tidak dinegosiasi ulang dengan cara yang menguntungkan pihak AS.

"Warga Kanada adalah orang yang sopan, memiliki akal sehat, tetapi kami tidak mau ditekan," lanjut dia.
Di sisi lain, ada spekulasi yang berkembang bahwa negara-negara G-7 tidak akan mengeluarkan pernyataan bersama yang mengikutsertakan Amerika Serikat. Pasalnya, terdapat banyak perbedaan antara Pemerintahan Trump dengan sekutu AS perihal perjanjian perdagangan.

Kendati demikian, sebelumnya, Trump sepertinya menawarkan sebuah perdamaian ketika dia mengatakan seharusnya ada pembebasan tarif di antara negara-negara G-7.

Meski Trump tidak mengelaborasi caranya dan apakah AS akan mengurangi tarifnya. Sebaliknya, Trump memfokuskan negara lain untuk mengurangi tarifnya kepada AS seperti dengan Kanada.

Trump sebelumnya juga mengancam akan menghentikan perdagangan dengan negara-negara yang tidak mengurangi tarifnya terhadap produk AS.

"Kami berbicara kepada semua negara untuk berhenti (memberlakukan tarif) atau kami akan menghentikan perdagangan dengannya. Dan itu adalah sebuah jawaban yang menguntungkan apabila kami harus melakukannya,"kata Trump.

Dalam perlehatan komunike G-7, Trump datang terlambat dalam sebuah diskusi pagi tentang persamaan gender dan melewatkan sesi tentang perubahan iklim, energi bersih dan perlindungan pantai.

Trump juga meninggalkan konferensi lebih awal dan terbang ke Singapura untuk bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk membahas mengenai senjata nuklir.

Setelah berangkat, Trump mengatakan AS telah bertahan dengan penyalahgunaan kebijakan perdagangan dalam beberapa dekade terakhir dan itu cukup lama.
(gus) Next Article Waduh! Trump Mau Diusir dari Kediaman Mewahnya, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular