
Internasional
Jerman dan Prancis Serang Trump Terkait Perpecahan G7
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
11 June 2018 15:23

Berlin, CNBC Indonesia - Jerman dan Prancis pada hari Minggu (10/6/2018) dengan tajam mengkritisi keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mendadak menarik dukungannya di pernyataan resmi/ komunike Group of Seven (G7). Mereka menuduh Trump merusak kepercayaan dan bertindak secara tidak konsisten.
Trump membuat pengumuman di akun Twitter pribadinya, setelah meninggalkan pertemuan G7 di Kanada lebih awal, bahwa dia mundur dari pernyataan resmi gabungan yang dipandang sebagai konsensus yang rapuh terhadap cekcok dagang antara Washington dan sekutu-sekutu utamanya.
Trump juga menyerang Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan mengatakan kemungkinan dia akan melipatgandakan tarif impor pada industri otomotif yang sensitif. Sikapnya pun mengacaukan upaya G7 untuk menunjukkan persatuan.
Jerman dan Prancis sebagai anggota G7 mengatakan mereka tetap membuat pernyataan resmi meskipun Trump mundur.
"Dalam hitungan detik, Anda bisa merusak kepercayaan dengan 280 karakter di Twitter," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas ketika ditanya tentang keputusan Trump, dilansir dari Reuters. Dia menambahkan butuh waktu lebih lama untuk membangun kepercayaan kembali.
Sikap Trump "sebenarnya tidak mengejutkan, kami sudah pernah melihatnya di kesepakatan iklim dan perjanjian Iran," kata Maas, yang notabene adalah seorang anggota senior Partai Social Democrats (SPD) sekaligus pasangan Konselor Angela Merkel di koalisi pemerintah.
Trump menarik AS dari kesepakatan global yang ditandatangani di Paris bulan Desember 2015 untuk membatasi pemanasan global. Bulan lalu, dia juga menarik negaranya dari perjanjian nuklir di bulan Juli 2015 antara Iran dengan beberapa negara berpengaruh di dunia dan menyatakan perjanjian itu mendukung Teheran secara sepihak.
Pemimpin SPD Andrea Nahles menuduh Trump mengacaukan pertemuan G7 dengan cuitannya dan mengingkari tanggung jawab internasionalnya. "Presiden Trump menciptakan kekacauan. Kebijakan yang masuk akal dan dapat diandalkan tidak mungkin [tercipta] dengan cara seperti itu."
Trump membuat pengumuman di akun Twitter pribadinya, setelah meninggalkan pertemuan G7 di Kanada lebih awal, bahwa dia mundur dari pernyataan resmi gabungan yang dipandang sebagai konsensus yang rapuh terhadap cekcok dagang antara Washington dan sekutu-sekutu utamanya.
Trump juga menyerang Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan mengatakan kemungkinan dia akan melipatgandakan tarif impor pada industri otomotif yang sensitif. Sikapnya pun mengacaukan upaya G7 untuk menunjukkan persatuan.
"Dalam hitungan detik, Anda bisa merusak kepercayaan dengan 280 karakter di Twitter," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas ketika ditanya tentang keputusan Trump, dilansir dari Reuters. Dia menambahkan butuh waktu lebih lama untuk membangun kepercayaan kembali.
Sikap Trump "sebenarnya tidak mengejutkan, kami sudah pernah melihatnya di kesepakatan iklim dan perjanjian Iran," kata Maas, yang notabene adalah seorang anggota senior Partai Social Democrats (SPD) sekaligus pasangan Konselor Angela Merkel di koalisi pemerintah.
Trump menarik AS dari kesepakatan global yang ditandatangani di Paris bulan Desember 2015 untuk membatasi pemanasan global. Bulan lalu, dia juga menarik negaranya dari perjanjian nuklir di bulan Juli 2015 antara Iran dengan beberapa negara berpengaruh di dunia dan menyatakan perjanjian itu mendukung Teheran secara sepihak.
Pemimpin SPD Andrea Nahles menuduh Trump mengacaukan pertemuan G7 dengan cuitannya dan mengingkari tanggung jawab internasionalnya. "Presiden Trump menciptakan kekacauan. Kebijakan yang masuk akal dan dapat diandalkan tidak mungkin [tercipta] dengan cara seperti itu."
Next Page
Ketidaklogisan
Pages
Most Popular