
Jelang Pertemuan G7, Bursa Saham Asia ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 June 2018 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei dibuka melemah 0,1% ke level 22.799,38, indeks Kospi dibuka melemah 0,11% ke level 2.467,88, indeks Strait Times dibuka melemah 0,37% ke level 3.460,26, indeks Shanghai dibuka melemah 0,29% ke level 3.100,6, dan indeks Hang Seng dibuka melemah 0,25% ke level 31.435,26.
Pelaku pasar dibuat grogi menjelang pertemuan negara-negara anggota G7 di Quebec, Kanada. Pasalnya, aura perpecahan sudah dilontarkan dari para pemimpin negara-negara dengan nilai pereknomian jumbo itu.
Presiden Trump memberi sinyal bahwa dirinya akan tetap pada pendirian untuk mengenakan bea masuk terhadap baja dan aluminium asal Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa.
"Memang ada perbedaan pendapat. Beliau (Presiden Trump) tetap pada pendiriannya, dan beliau akan membicarakan itu dengan mereka," terang Larry Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa anggota G7 yang lain siap kehilangan AS jika Trump terus ngotot menebar ancaman perang dagang.
"Mungkin presiden AS tidak peduli kalau diasingkan, tetapi kami pun tidak ada masalah jika harus menjadi enam. Sebab enam ini merepresentasikan nilai, pasar ekonomi, dan kekuatan besar di percaturan internasional," tegas Macron.
Macron pun menegaskan bahwa dirinya tak akan menandatangani pernyataan bersama (joint statement) jika tak ada kemajuan dalam hal bea masuk dan isu-isu lainnya, terang salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg.
Kemudian, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan pertemuan G7 akan diwarnai oleh diskusi yang sulit.
"Saya tentu akan berbicara dengan Presiden AS seputar perkembangan terkini, terutama di bidang perdagangan. Namun sepertinya diskusi akan sedikit sulit," ungkap Merkel, dikutip dari Reuters.
Jika friksi di bidang perdagangan antara AS dengan negara-negara sekutunya tak bisa diselesaikan dalam pertemuan ini, maka kecil kemungkinan masalah ini akan bisa dituntaskan dalam waktu yang relatif singkat. Mengingat bea masuk sudah mulai diberlakukan, maka pemulihan ekonomi dunia kini menjadi taruhannya.
(hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Pelaku pasar dibuat grogi menjelang pertemuan negara-negara anggota G7 di Quebec, Kanada. Pasalnya, aura perpecahan sudah dilontarkan dari para pemimpin negara-negara dengan nilai pereknomian jumbo itu.
Presiden Trump memberi sinyal bahwa dirinya akan tetap pada pendirian untuk mengenakan bea masuk terhadap baja dan aluminium asal Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa anggota G7 yang lain siap kehilangan AS jika Trump terus ngotot menebar ancaman perang dagang.
"Mungkin presiden AS tidak peduli kalau diasingkan, tetapi kami pun tidak ada masalah jika harus menjadi enam. Sebab enam ini merepresentasikan nilai, pasar ekonomi, dan kekuatan besar di percaturan internasional," tegas Macron.
Macron pun menegaskan bahwa dirinya tak akan menandatangani pernyataan bersama (joint statement) jika tak ada kemajuan dalam hal bea masuk dan isu-isu lainnya, terang salah satu sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg.
Kemudian, Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan pertemuan G7 akan diwarnai oleh diskusi yang sulit.
"Saya tentu akan berbicara dengan Presiden AS seputar perkembangan terkini, terutama di bidang perdagangan. Namun sepertinya diskusi akan sedikit sulit," ungkap Merkel, dikutip dari Reuters.
Jika friksi di bidang perdagangan antara AS dengan negara-negara sekutunya tak bisa diselesaikan dalam pertemuan ini, maka kecil kemungkinan masalah ini akan bisa dituntaskan dalam waktu yang relatif singkat. Mengingat bea masuk sudah mulai diberlakukan, maka pemulihan ekonomi dunia kini menjadi taruhannya.
(hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular