Internasional

AS: Menteri Luar Negeri G7 Bersatu Lawan Rusia

Prima Wirayani & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 April 2018 14:00
Negara-negara G7 diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan keras terhadap Rusia.
Foto: Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin
Toronto, CNBC Indonesia - Para menteri luar negeri dari Kelompok Tujuh negara industri terkemuka (G7) mengadakan pertemuan untuk menentang tindakan Rusia, yang mereka sebut mengancam keamanan dan perdamaian, kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS hari Senin (23/4/2018).

"Anggota G7 bersatu untuk melawan perilaku jahat Rusia," kata pejabat tersebut kepada wartawan pada saat penutupan hari pertama pertemuan G7 di Toronto, Kanada, dilansir dari Reuters.


Pejabat itu mengatakan anggota G7 juga masih bersikap terbuka untuk berdialog dengan Rusia "sementara kami meminta pertanggungjawaban mereka atas kegiatan merugikan yang mereka lakukan dan upaya mereka untuk mengacaukan negara-negara."

Para menteri diharapkan mengeluarkan pernyataan akhir hari Senin yang akan mempertahankan sikap tidak berkompromi dengan Rusia, kata dua sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.

"Nadanya akan keras mengingat apa yang sudah Rusia lakukan hingga saat ini. Namun, hal itu juga bisa diinterpretasikan sebagai tindakan membiarkan pintu [diskusi] terbuka," kata seorang sumber yang menolak disebutkan namanya karena tidak diizinkan bicara kepada media.

"Kami mengatakan pada mereka, 'Jika Anda ingin diperlakukan layaknya sebuah negara besar, bekerjalah bersama kami'," kata sumber tersebut.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas meminta Rusia membantu menyelesaikan krisis yang terjadi di Suriah di mana Rusia dan Iran mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Kami memahami bahwa konflik Suriah, misalnya, tidak dapat diselesaikan tanpa Rusia. Namun, Rusia harus memberikan penawaran yang konstruktif," ujarnya kepada wartawan hari Minggu, dilansir dari CNBC International.


Pertemuan G7 ini merupakan pertemuan tingkat tinggi yang pertama setelah Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris meluncurkan serangan 105 rudal dengan target fasilitas senjata kimia Suriah untuk membalas dugaan serangan gas beracun 7 April lalu.

Negara-negara Barat menyalahkan Assad atas serangan yang membunuh puluhan orang tersebut. Pemerintah Suriah dan Rusia membantah terlibat atau menggunakan gas beracun pada serangan 7 April itu.
(prm) Next Article Putin: Suriah Diserang Lagi Dunia Bisa Kacau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular