
Putin: Suriah Diserang Lagi Dunia Bisa Kacau
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
16 April 2018 20:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (15/4/2018) memperingatkan bahwa serangan Barat terhadap Suriah selanjutnya akan membawa kekacauan ke hubungan dunia. Ungkapan tersebut dikeluarkan sembari Washington mempersiapkan peningkatan tekanan terhadap Rusia dengan sanksi perekonomian.
Dalam percakapan lewat telepon dengan mitranya di Iran yaitu Hassan Rouhani, keduanya sepakat bahwa serangan Barat telah merusak peluang memperoleh resolusi politik di konflik Suriah yang sudah terjadi selama tujuh tahun, menurut pernyataan resmi Kremlin.
"Vladimir Putin, khususnya, menekankan bahwa jika tindakan yang melanggar Piagam PBB berlanjut, maka mau tidak mau itu akan mengarah pada kekacauan relasi internasional," kata pernyataan Kremlin yang dikutip oleh CNBC Internasional.
Sementara itu, Nikki Haley selaku Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lewat program 'Face the Nation' di stasiun televisi CBS, menyampaikan AS akan mengumumkan sanksi ekonomi terbaru pada hari Senin (16/4/2018).
Sanksi tersebut ditujukan pada perusahaan-perusahaan "yang berurusan dengan peralatan" terkait dugaan senjata kimia yang digunakan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada hari Sabtu (14/4/2018), AS, Perancis dan Inggris melancarkan 15 misil dengan menargetkan apa yang disebut Pentagon sebagai tiga fasilitas senjata kimia di Suriah. Serangan tersebut dilakukan dalam rangka perlawanan untuk dugaan serangan gas beracun di Douma pada tanggal 7 April.
Negara-negara Barat menuduh Assad atas serangan Douma yang membunuh puluhan orang. Pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia telah membantah keterlibatan dalam serangan semacam itu.
Pengeboman tersebut menandai intervensi negara-negara Barat yang terbesar terhadap Assad dan Rusia sebagai sekutunya.
Merespons pernyataan Haley tentang rencana sanksi baru itu, Evgeny Serebrennikov selaku Wakil Kepala Komite Pertahanan di Parlemen Rusia mengatakan Moscow siap untuk hukuman itu, menurut kantor berita RIA.
"Mereka memperlakukan kami dengan keras, tetapi akan memberi kerusakan yang lebih besar untuk AS dan Eropa," tulis RIA yang mengutip perkataan Serebrennikov.
Di Damascus, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad bertemu dengan para inspektur dari pengawas senjata kimia global OPCW sekitar tiga jam di hadapan para perwira Rusia dan seorang pejabat keamanan Suriah. Para inspektur diminta untuk mengunjungi Douma. Moscow mengutuk negara-negara Barat yang menolak menunggu penemuan OPCW sebelum menyerang.
Mekdad menolak untuk berkomentar kepada para jurnalis yang menanti di luar hotel tempat pertemuan diadakan. Assad mengatakan kepada sekelompok anggota dewan Rusia bahwa serangan misil Barat adalah tindakan agresi, demikian diberitakan oleh kantor-kantor berita Rusia.
Mereka mengutip pernyataan para anggota dewan bahwa Assad sedang "dalam suasana hati yang baik", dan memuji sistem pertahanan udara era Soviet yang digunakan Suriah untuk mengusir serangan Barat. Mereka juga menerima undangan untuk mengunjungi Rusia dengan waktu yang tidak ditentukan.
Pimpinan Hizbulah dari Libanon mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan Barat terhadap Suriah gagal memperoleh apapun, termasuk meneror pasukannya, membantu pemberontak ataupun mendukung kepentingan Israel.
Sayyed Hassan Nasrallah berkata militer AS membuat serangannya terbatas karena pihaknya tahu serangan yang lebih luas bisa memicu perlawanan dari Damascus dan sekutunya, serta membuat kawasan itu meradang.
(hps) Next Article Tanggapi Ancaman Erdogan, Dubes Rusia: Kami Memerangi Teroris
Dalam percakapan lewat telepon dengan mitranya di Iran yaitu Hassan Rouhani, keduanya sepakat bahwa serangan Barat telah merusak peluang memperoleh resolusi politik di konflik Suriah yang sudah terjadi selama tujuh tahun, menurut pernyataan resmi Kremlin.
"Vladimir Putin, khususnya, menekankan bahwa jika tindakan yang melanggar Piagam PBB berlanjut, maka mau tidak mau itu akan mengarah pada kekacauan relasi internasional," kata pernyataan Kremlin yang dikutip oleh CNBC Internasional.
Sanksi tersebut ditujukan pada perusahaan-perusahaan "yang berurusan dengan peralatan" terkait dugaan senjata kimia yang digunakan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada hari Sabtu (14/4/2018), AS, Perancis dan Inggris melancarkan 15 misil dengan menargetkan apa yang disebut Pentagon sebagai tiga fasilitas senjata kimia di Suriah. Serangan tersebut dilakukan dalam rangka perlawanan untuk dugaan serangan gas beracun di Douma pada tanggal 7 April.
Negara-negara Barat menuduh Assad atas serangan Douma yang membunuh puluhan orang. Pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia telah membantah keterlibatan dalam serangan semacam itu.
Pengeboman tersebut menandai intervensi negara-negara Barat yang terbesar terhadap Assad dan Rusia sebagai sekutunya.
Merespons pernyataan Haley tentang rencana sanksi baru itu, Evgeny Serebrennikov selaku Wakil Kepala Komite Pertahanan di Parlemen Rusia mengatakan Moscow siap untuk hukuman itu, menurut kantor berita RIA.
"Mereka memperlakukan kami dengan keras, tetapi akan memberi kerusakan yang lebih besar untuk AS dan Eropa," tulis RIA yang mengutip perkataan Serebrennikov.
Di Damascus, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad bertemu dengan para inspektur dari pengawas senjata kimia global OPCW sekitar tiga jam di hadapan para perwira Rusia dan seorang pejabat keamanan Suriah. Para inspektur diminta untuk mengunjungi Douma. Moscow mengutuk negara-negara Barat yang menolak menunggu penemuan OPCW sebelum menyerang.
Mekdad menolak untuk berkomentar kepada para jurnalis yang menanti di luar hotel tempat pertemuan diadakan. Assad mengatakan kepada sekelompok anggota dewan Rusia bahwa serangan misil Barat adalah tindakan agresi, demikian diberitakan oleh kantor-kantor berita Rusia.
Mereka mengutip pernyataan para anggota dewan bahwa Assad sedang "dalam suasana hati yang baik", dan memuji sistem pertahanan udara era Soviet yang digunakan Suriah untuk mengusir serangan Barat. Mereka juga menerima undangan untuk mengunjungi Rusia dengan waktu yang tidak ditentukan.
Pimpinan Hizbulah dari Libanon mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan Barat terhadap Suriah gagal memperoleh apapun, termasuk meneror pasukannya, membantu pemberontak ataupun mendukung kepentingan Israel.
Sayyed Hassan Nasrallah berkata militer AS membuat serangannya terbatas karena pihaknya tahu serangan yang lebih luas bisa memicu perlawanan dari Damascus dan sekutunya, serta membuat kawasan itu meradang.
(hps) Next Article Tanggapi Ancaman Erdogan, Dubes Rusia: Kami Memerangi Teroris
Most Popular