Murka Erdogan Reda, Sementara Gencatan Senjata dengan Rusia

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
07 March 2020 18:05
Baik Rusia maupun Turki, sepakat untuk membangun koridor keamanan dengan patroli bersama setelah pertemuan selama hampir 6 jam di Moskow.
Foto: REUTERS/Stoyan Nenov
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah melalui diskusi pajang Rusia dan Turki akhirnya sepakat melakukan gencatan senjata di Idlib, Suriah Barat Laut. Provinsi ini merupakan daerah oposisi Suriah terakhir.

Baik Rusia maupun Turki, sepakat untuk membangun koridor keamanan dengan patroli bersama setelah pertemuan selama hampir 6 jam di Moskow. Konflik di negeri ini pun telah menimbulkan krisis kemanusiaan.

Koridor keamanan akan menjadi 6 km di utara dan selatan jalan raya M4 yang melewati Idlib. Turki dan Rusia akan mulai melakukan patroli bersama di sepanjang jalan raya pada 15 Maret mendatang.


Dilansir dari CNN, tidak jelas apakah ada mekanisme tertentu untuk mempertahankan gencatan senjata tersebut. Setelah pertemuan dengan pihak Rusia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam proses ini, Turki berhak untuk menanggapi setiap serangan dari rezim, di mana saja dan dengan kekuatan penuh.

"Sampai ada perdamaian abadi dalam krisis Suriah yang menjamin integritas teritorial dan kesatuan politik negara itu, Turki berkomitmen untuk melanjutkan semua inisiatifnya," katanya.

Gencatan senjata juga sebelumnya disepakati antara Rusia dan Turki di Astana pada 2017 dan Sochi pada 2018, mengarah pada penciptaan zona de-eskalasi Idlib, dan penunjukan beberapa daerah menjadi zona demiliterisasi.

Sayangnya setelah serangkaian gencatan senjata hanya berlangsung sementara. Pemerintah Suriah yang didukung oleh Rusia, melancarkan serangan besar-besaran terhadap kantong oposisi terakhir. Sebagai tanggapan, Turki menaikkan postur militernya dan mengirim bala bantuan ke daerah tersebut. Serangan rezim menewaskan sedikitnya 33 tentara Turki pekan lalu.


Setidaknya 14 orang termasuk anak-anak tewas sebelumnya pada hari Kamis dalam "Double tap strike" di sebuah peternakan ayam yang menampung keluarga-keluarga yang terlantar.

Lebih dari 20 orang terluka dalam serangan itu, yang terjadi pada dini hari Kamis di kota Maarat Misrin, menurut kelompok penyelamat sukarela yang dikenal sebagai White Helmets.

"Satu orang masih hilang dan petugas penyelamat di tempat kejadian masih mencari puing-puing," kata White Helmets.

"Double tap strike" adalah istilah yang digunakan untuk serangan di tempat yang sama dalam waktu singkat.


[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Perang! Suriah Serang Turki, Erdogan Janji Balas Dendam?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular