
Internasional
Turki-Suriah 'Perang', Erdogan Peringatkan Putin
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
04 February 2020 07:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan kembali di Suriah. Kali ini, saling serang kini terjadi antara militer Turki dengan militer Suriah yang tunduk pada rezim Presiden Bashar al-Assad.
Sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (3/2/2020), saling serang tak terelakkan antara keduanya di wilayah Barat Laut Idlib, Suriah. Pasukan Assad menyerang Turki dan menewaskan empat orang.
Hal ini pun dibalas pasukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki membombardir pasukan Suriah dari udara dan menewaskan 30 orang.
Panasnya kedua pihak sudah dimulai akhir Januari ini. Saat itu Erdogan menuding pasukan Suriah melanggar kesepakatan Rusia (perwakilan Suriah)-Turki di zona demiliterisasi Idlib.
Suriah menegaskan mereka menyerang untuk membebaskan wilayah tersebut dari militan anti pemerintah. Pada 26 Januari, militer Suriah menembakkan lagi rudal ke Aleppo.
Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah juga mengumumkan merebut kota Ma'arrat al-Nu'man yang dari 2012 dikuasai kelompok anti Assad.
Sementara itu, situasi yang memanas ini juga menyeret Rusia. Pasalnya Moskow selama ini dikenal sebagai pendukung rezim Assad.
Erdogan bahkan memperingatkan negara Putin itu untuk tidak ikut campur urusannya dengan Suriah. Dikatakan Erdogan, ini adalah pembalasan Turki karena tentara Suriah menyerang terlebih dahulu.
"Saya ingin mengatakan ini, terutama ke pemerintah Rusia," kata Erdogan.
"Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia) tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur."
Sebenarnya, persoalan Suriah bukan hal baru. Masalah keduanya sudah terjadi sejak 2011.
Dua faksi berseteru di wilayah itu. Di mana pemerintahan Assad yang didukung Rusia sedangkan rezim anti Assad, didukung Turki dan Arab Saudi.
Turki masuk ke masalah Suriah sejak 2016. Saat itu Erdogan mengklaim pemerintahan Assad sudah sangat meresahkan dan membuat rakyat Suriah menderita.
Kekerasan antara Turki dan Suriah memakan korban warga sipil, termasuk anak-anak.
"Sedikitnya 20 orang juga terluka dalam aksi serangan itu," kata kelompok pengawasan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM).
(sef/sef) Next Article Perang! Suriah Serang Turki, Erdogan Janji Balas Dendam?
Sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (3/2/2020), saling serang tak terelakkan antara keduanya di wilayah Barat Laut Idlib, Suriah. Pasukan Assad menyerang Turki dan menewaskan empat orang.
Hal ini pun dibalas pasukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Turki membombardir pasukan Suriah dari udara dan menewaskan 30 orang.
Suriah menegaskan mereka menyerang untuk membebaskan wilayah tersebut dari militan anti pemerintah. Pada 26 Januari, militer Suriah menembakkan lagi rudal ke Aleppo.
Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah juga mengumumkan merebut kota Ma'arrat al-Nu'man yang dari 2012 dikuasai kelompok anti Assad.
Sementara itu, situasi yang memanas ini juga menyeret Rusia. Pasalnya Moskow selama ini dikenal sebagai pendukung rezim Assad.
Erdogan bahkan memperingatkan negara Putin itu untuk tidak ikut campur urusannya dengan Suriah. Dikatakan Erdogan, ini adalah pembalasan Turki karena tentara Suriah menyerang terlebih dahulu.
"Saya ingin mengatakan ini, terutama ke pemerintah Rusia," kata Erdogan.
"Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia) tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur."
Sebenarnya, persoalan Suriah bukan hal baru. Masalah keduanya sudah terjadi sejak 2011.
Dua faksi berseteru di wilayah itu. Di mana pemerintahan Assad yang didukung Rusia sedangkan rezim anti Assad, didukung Turki dan Arab Saudi.
Turki masuk ke masalah Suriah sejak 2016. Saat itu Erdogan mengklaim pemerintahan Assad sudah sangat meresahkan dan membuat rakyat Suriah menderita.
Kekerasan antara Turki dan Suriah memakan korban warga sipil, termasuk anak-anak.
"Sedikitnya 20 orang juga terluka dalam aksi serangan itu," kata kelompok pengawasan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM).
(sef/sef) Next Article Perang! Suriah Serang Turki, Erdogan Janji Balas Dendam?
Most Popular