Internasional

Hapus Sanksi, AS Denda ZTE Rp 19,4 T

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
08 June 2018 12:21
Penundaan lagi?
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Baik anggota dewan dari partai Republik maupun Demokrat mengancam mengambil langkah kongres yang bisa menghalangi atau mengubah kesepakatan, dengan menyebut ZTE mengancam keamanan nasional AS.

"Tentu saja tidak ada alasan bagus agar ZTE memperoleh kesempatan kedua dan keputusan ini menandakan perubahan 180 derajat dari janji presiden untuk lebih tegas ke China," kata Senator papan atas partai Demokrat Chuck Schumer dalam pernyataan resmi.

"Sekarang tergantung Kongres dalam bertindak memutarbalikkan kesepakatan."
Senator partai Republik Marco Rubio mengatakan, "Setelah keputusan hari ini untuk meloloskan #ZTE, kami telah memperkenalkan amandemen bipartisan untuk kembali berlakukan denda ke ZTE".

Perselisihan itu meningkatkan prospek bahwa Partai Republik yang notabene kubu Trump sendiri bisa menggangu rancangan kunci dari agenda perdagangannya.

Meskipun ada penyelesaian ini, tidak ada tanda bahwa Trump sudah berbelok dari rencananya di bulan ini untuk menerapkan tarif terhadap US$50 miliar produk impor dari China. Keputusan itu dibuat untuk menghukum Beijing karena diduga mencuri teknologi dan hak intelektual Amerika.



Washington dan Beijing berupaya untuk melanjutkan rangkaian diskusi dagang yang tertunda, dengan Trump yang meminta pengurangan defisit dagang dengan China sebesar US$200 miliar.

Ross bersikeras kesepakatan ZTE adalah masalah penegakan hukum yang tidak ada hubungannya dengan diskusi perdagangan yang dia pimpin.

"Kebetulan saya terlibat dengan negosiasi lain dengan China, tapi itu cukup terpisah," katanya kepada CNBC International.

Namun, penyangkalan Ross nampaknya bertentangan dengan pernyataan publik Trump.

Dalam sebuah cuitan di Twitter tertanggal 14 Mei, Trump mengatakan kesepakatan ZTE yang baru adalah "cerminan kesepakatan dagang lebih besar yang sedang kami negosiasikan dengan China."

Pejabat AS mengatakan pekan lalu China menawarkan untuk menambah pembelian barang AS senilai US$70 miliar demi memangkas defisit perdagangan, ketika Trump mengumumkan rencana tarif di sektor teknologi.

William Reinsch, pakar perdagangan di Center for Strategic and International Studies, mengatakan penawaran ZTE menunjukkan bahwa Beijing telah membuat konsesi perdagangan dengan Trump tetapi tetap belum jelas apakah nilainya setara.

Penawaran Beijing untuk membeli US$70 miliar barang itu tergolong "remeh" jika dibandingkan dengan pemangkasan defisit dagang AS dengan China senilai $200 miliar yang diminta Trump, kata Reinsch kepada AFP.

"Sulit untuk percaya tidak ada hubungannya, tetapi Ross benar-benar pergi dari Beijing akhir pekan lalu tanpa apapun," katanya.

"Menurut saya akan ada penundaan lagi." (prm)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular