
Tumpahan Minyak Balikpapan
Hantaman Jangkar Diduga Penyebab Patah Pipa Pertamina
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
23 April 2018 19:56

Jakarta, CNBC Indonesia- Pertamina telah menyerahkan seluruh alat bukti berupa 3 potongan pipa ke kepolisian. Untuk sementara, dari hasil pencitraan dasar laut didapatkan dugaan pipa patah karena hantaman jangkar.
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Harjo Susmoro. "Tidak mungkin pipa patah begitu saja kalau melihat hasil patahan pipa dan bekas garukan, pasti ada benda yang menyebabkan. Asumi kami benda keras itu adalah jangkar," kata Harjo, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/4/2018).
PT Pertamina (Persero) telah menyerahkan pipa ketiga yang patah dan menyebab tumpahan minyak pada akhir Maret lalu ke pihak Kepolisian Daerah Kalimatan Timur. Potongan terakhir pipa berhasil diangkat pada Minggu (22/4). Dengan begitu, total panjang pipa yang diangkat adalah telah mencapai 49 meter.
"Pengangkatan potongan pipa terakhir berjalan cukup lancar walaupun sempat tertunda karena faktor cuaca dan teknis," kata Region Manager Communication & CSR Kalimantan Yudi Nugraha.
Sebelumnya, pipa pertama dengan berukuran 7 meter dengan berat 3,5 ton berhasil diangkat pada Kamis (19/4). Selanjutnya, pada Jumat (20/4) pukul, pipa kedua dengan ukuran 18 meter dan berat 9 ton berhasil diangkat. "Terakhir, pipa ketiga dengan panjang 24 meter dan berat 12 ton berada di cutting point A3 (line B3-A3) terangkat pada Minggu (21/4) sekitar pukul 18.00 WITA," kata Yudi.
Kondisi terakhir pipa, kata dia, tergolong sangat baik karena telah diinspeksi secara berkala. Terakhir kali visual inspection dilakukan tanggal 10 Desember 2017. Selain menunggu investigasi atas penyebab eksternal atas patahnya pipa tersebut untuk kepentingan hukum, Pertamina dan warga Balikpapan juga menantikan hasil uji laboratorium atas kualitas air Teluk Balikpapan yang sedang dilakukan KLHK.
(gus/gus) Next Article Pertamina Siapkan Pipa Pengganti di Teluk Balikpapan
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Harjo Susmoro. "Tidak mungkin pipa patah begitu saja kalau melihat hasil patahan pipa dan bekas garukan, pasti ada benda yang menyebabkan. Asumi kami benda keras itu adalah jangkar," kata Harjo, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Senin (23/4/2018).
"Pengangkatan potongan pipa terakhir berjalan cukup lancar walaupun sempat tertunda karena faktor cuaca dan teknis," kata Region Manager Communication & CSR Kalimantan Yudi Nugraha.
Sebelumnya, pipa pertama dengan berukuran 7 meter dengan berat 3,5 ton berhasil diangkat pada Kamis (19/4). Selanjutnya, pada Jumat (20/4) pukul, pipa kedua dengan ukuran 18 meter dan berat 9 ton berhasil diangkat. "Terakhir, pipa ketiga dengan panjang 24 meter dan berat 12 ton berada di cutting point A3 (line B3-A3) terangkat pada Minggu (21/4) sekitar pukul 18.00 WITA," kata Yudi.
Kondisi terakhir pipa, kata dia, tergolong sangat baik karena telah diinspeksi secara berkala. Terakhir kali visual inspection dilakukan tanggal 10 Desember 2017. Selain menunggu investigasi atas penyebab eksternal atas patahnya pipa tersebut untuk kepentingan hukum, Pertamina dan warga Balikpapan juga menantikan hasil uji laboratorium atas kualitas air Teluk Balikpapan yang sedang dilakukan KLHK.
(gus/gus) Next Article Pertamina Siapkan Pipa Pengganti di Teluk Balikpapan
Most Popular