
Harga Batu Bara Dibatasi, Subsidi Listrik Tetap Diminta Naik
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
06 March 2018 15:41

Jakarta, CNBC Indonesia- Kebijakan pemerintah untuk mematok harga batu bara dan menahan harga listrik ternyata bukan berarti tidak berisiko menambah subsidi energi di APBN 2018. Sebab, subsidi listrik toh tetap diajukan naik dengan alasan adanya penambahan jumlah pelanggan tiap tahun.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman menyampaikan dana subsidi listrik yang didapat PLN sesuai APBN 2018 adalah sebesar Rp 52 triliun. "Rp 47 triliun cash in, Rp 5 triliun berupa carry over," sebut Syofvi di Energy Building, Selasa (6/3/2018).
Dari jumlah subsidi itu, Direktur Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andy N. Sommeng menjelaskan penambahan subsidi tetap akan diajukan karena pertumbuhan pelanggan yang terjadi tiap tahunnya. "Jumlahnya sekitar Rp 4-5 triliun, tergantung pertumbuhan pelanggan itu sendiri," katanya.
Di sisi lain, Syofvi menyebut PLN juga harus terus melakukan investasi atas pembangunan transmisi dan jaringan dari dana pribadi perusahaan. Pemerintah diketahui tidak lagi menganggarkan dana itu sejak tahun 2015. "Sebelumnya sekitar Rp 4 triliun per tahun," kata Syofvi.
Harga batu bara, gas, dan BBM yang sedang tinggi, menjadi tantangan tersendiri untuk keuangan perusahaan plat merah tersebut. Sebab, kata Syofvi, ada tugas lain PLN seperti mengaliri listrik di berbagai daerah tertinggal.
Maka dari itu, dia berharap keputusan tarif listrik yang tetap dinilai bisa didorong dengan peraturan harga khusus batu bara yang akan segera terbit, sehingga biaya produksi listrik PLN bisa kembali normal.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menilai pemerintah telah cukup bijak untuk memilih mengambil sedikit keuntungan dari pengusaha batu bara agar meringankan beban masyarakat. Sebab, naiknya tarif listrik dapat sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"PLN sendiri sudah melakukan efisiensi, kami terus laksanakan dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, efisiensi terus dilaksanakan tidak pernah berhenti," jelas Sofyan.
(gus/gus) Next Article PLN: Batu Bara Bahan Bakar Termurah untuk Pembangkit
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman menyampaikan dana subsidi listrik yang didapat PLN sesuai APBN 2018 adalah sebesar Rp 52 triliun. "Rp 47 triliun cash in, Rp 5 triliun berupa carry over," sebut Syofvi di Energy Building, Selasa (6/3/2018).
Di sisi lain, Syofvi menyebut PLN juga harus terus melakukan investasi atas pembangunan transmisi dan jaringan dari dana pribadi perusahaan. Pemerintah diketahui tidak lagi menganggarkan dana itu sejak tahun 2015. "Sebelumnya sekitar Rp 4 triliun per tahun," kata Syofvi.
Harga batu bara, gas, dan BBM yang sedang tinggi, menjadi tantangan tersendiri untuk keuangan perusahaan plat merah tersebut. Sebab, kata Syofvi, ada tugas lain PLN seperti mengaliri listrik di berbagai daerah tertinggal.
Maka dari itu, dia berharap keputusan tarif listrik yang tetap dinilai bisa didorong dengan peraturan harga khusus batu bara yang akan segera terbit, sehingga biaya produksi listrik PLN bisa kembali normal.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menilai pemerintah telah cukup bijak untuk memilih mengambil sedikit keuntungan dari pengusaha batu bara agar meringankan beban masyarakat. Sebab, naiknya tarif listrik dapat sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
"PLN sendiri sudah melakukan efisiensi, kami terus laksanakan dari tahun ke tahun, bulan ke bulan, efisiensi terus dilaksanakan tidak pernah berhenti," jelas Sofyan.
(gus/gus) Next Article PLN: Batu Bara Bahan Bakar Termurah untuk Pembangkit
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular