Internasional

Orang Dekat Trump Jual Saham Baja sebelum Bea Impor Diumumkan

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
05 March 2018 08:02
Mantan penasehat Donald Trump, Carl Icahn diketahui melepas saham perusahaan baja senilai Rp 430 miliar seminggu sebelum rencana bea impor baja diumumkan.
Carl Icahn (Foto: Reuters/ Brendan McDermid)
Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan bea impor baja dan aluminium mengejutkan banyak pihak, termasuk investor, sebagaimana ditunjukkan oleh pergerakan indeks-indeks acuan Wall Street yang anjlok lebih dari 1% setelah pengumuman itu.

Namun, seorang miliuner dan bekas penasehat Trump, Carl Icahn, sepertinya tidak terkejut. Ia diketahui telah menjual jutaan saham terkait industri baja seminggu sebelum Trump mengumumkan rencana penerapan bea impor 25% untuk komoditas itu, The Washington Post melaporkan akhir pekan lalu.


Sebuah laporan kepada Securities and Exchange Commission (SEC), sebuah komisi pemerintah yang mengawasi pasar saham, tertanggal 22 Februari menunjukkan Icahn menjual kepemilikan saham senilai US$31,3 juta (Rp 430,6 miliar) di Manitowoc Company. Perusahaan ini adalah pembuat crane global untuk konstruksi besar.

Sejak pengumuman bea impor Trump hari Kamis pekan lalu, saham Manitowoc telah anjlok menjadi $26 per unit.

Icahn yang juga pemegang saham mayoritas di beberapa perusahaan, seperti Motorola dan Xerox, menjual sahamnya senilai $32 hingga $34 per unit, menurut data SEC. Padahal, Icahn sebelumnya tidak aktif mentransaksikan saham tersebut sejak Januari 2015.

Hubungan pertemanan Trump dan Icahn mengalami banyak pasang surut. Semuanya bermula di sekitar awal tahun 1980an ketika Trump berusaha menarik hati Icahn dengan menawarinya tumpangan di helikopternya.

Tahun 1988 ketika Trump membayar $11 juta untuk mengadakan pertarungan perebutan gelar juara antara petinju Mike Tyson dan Michael Spinks di Atlantic City, AS, Trump mengajak Icahn bertemu Tyson di belakang panggung. Dalam kesempatan itu, pembawa acara juga menyebut Icahn sebagai teman baik Trump, majalah The New Yorker melaporkan.

Namun, ketika Trump entertainment Resorts menanggung banyak utang pada tahun 2010, Icahn menolak mengambil alih dengan mengatakan merek Trump telah menjadi "mudarat" karena tidak lagi dapat diasosiasikan dengan ketajaman bisnis, kualitas tinggi dan kesuksesan yang besar.

Ketegangan di antara mereka mereda ketika Trump mencalonkan diri sebagai presiden. Trump menyebut Icahn sebagai salah satu pengusaha besar dunia. Sebaliknya, Icahn juga mendukung Trump dengan mengatakan AS beruntung bila Trump menjadi presiden.

Walaupun kini Icahn tidak lagi menjabat sebagai penasehat kepresidenan Trump, mereka berdua dikabarkan masih sering berbicara. Icahn mengundurkan diri dari posisinya sebagai penasehat khusus bidang reformasi peraturan bulan Agustus tahun lalu.

Pengunduran dirinya hanya berselang 10 hari sebelum New Yorker mempublikasikan profil dirinya yang juga menyebutkan Icahn menggunakan posisi dan aksesnya di pemerintahan untuk melindungi investasinya.


Sebelum mundur, Icahn sedang mendorong diberlakukannya kebijakan yang akan menguntungkan perusahaan minyak miliknya. Namun, Kantor Perlindungan Lingkungan Hidup (Environmental Protection Agency) berencana menolak kebijakan yang akan mengubah peraturan yang dibuat untuk mempromosikan penggunaan ethanol dan bahan bakar terbarukan lainnya dalam bensin.
(prm) Next Article Pengumuman Kebijakan Bea Impor Baja Trump Bisa Saja Mundur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular