Berikut Prospek Kesepakatan Dagang Asia Tenggara versi Octa Broker

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
21 May 2025 18:20
Ilustrasi Analisa Teknikal
Foto: Dok: OctaFX

Vietnam

Vietnam menghadapi bea sebesar 46% atas ekspornya ke AS jika penurunan tidak dapat dinegosiasikan sebelum moratorium global berakhir pada bulan Juli. Sebagai pusat industri utama yang bergantung pada ekspor, dan menjadi tujuan kepindahan banyak perusahaan (terutama untuk mengurangi eksposur terhadap China), Vietnam memiliki surplus perdagangan terbesar kedua dengan AS di antara negara-negara Asia lainnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kedua negara memulai pembicaraan informal untuk menghindari tarif jauh sebelum Trump mengumumkan bea timbal balik global pada tanggal 2 April. Di antara masalah yang dibahas adalah pengurangan surplus perdagangan besar Vietnam, upaya melawan penipuan dagang seperti transshipment ilegal, penurunan tarif dan hambatan non-tarif untuk bisnis AS dan peningkatan perlindungan hak kekayaan intelektual, termasuk perang melawan barang palsu dan pembajakan digital.  

"Vietnam akan kehilangan banyak jika pembicaraan perdagangan ini gagal. Perusahaan-perusahaan seperti Apple, Nike, dan Samsung Electronics memiliki operasi manufaktur besar di negara itu dan mungkin mempertimbangkan untuk pindah jika bea 46% diterapkan. Menurut saya, otoritas Vietnam akan melakukan yang terbaik untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS," kata Kar Yong Ang. 

Dan beberapa hari lalu, Vietnam News Agency melaporkan bahwa Perdana Menteri Vietnam, Pham Minh Chinh, memerintahkan kampanye intensif selama satu bulan untuk memberantas penyelundupan, penipuan dagang, dan barang palsu. Sebelumnya, muncul berita bahwa Trump Organization bermitra dengan Vietnam untuk potensi investasi dalam proyek hotel, real estate, dan lapangan golf yang kemungkinan bernilai miliaran dolar.

Menurut Bank Dunia 10 miliar dalam pengiriman. 

(bul/bul)
Next Page
Thailand
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular