
Solar Langka, Harga Minyak Menguat ke US$ 69,60

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih bertahan di zona positif pada Jumat pagi (25/7/2025), didukung oleh optimisme pasar terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan India, serta ketatnya pasokan solar global.
Minyak Brent dibuka di level US$69,36 per barel dan menguat tipis ke US$69,60 per barel pada pukul 9.55 WIB, naik dibandingkan penutupan Kamis (24/7/2025) di US$69,18. Sementara itu, minyak WTI juga menguat ke US$66,42.
Pergerakan positif ini memperpanjang reli tipis yang terjadi sejak awal pekan. Sepanjang Juli 2025, harga Brent masih cenderung stabil di kisaran US$68-70, meskipun secara tahunan masih mencatat tren penurunan karena bayang-bayang oversupply dari OPEC+.
Dari sisi fundamental, pasar saat ini tengah mencermati perkembangan diplomatik dan ekonomi global. Menteri Perdagangan India, Piyush Goyal, menyatakan optimismenya bahwa kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat bisa segera tercapai. Di saat yang sama, Brasil dan Meksiko juga menjajaki ekspansi hubungan dagang bilateral dengan negara-negara besar.
Kondisi ini menciptakan angin segar bagi permintaan minyak jangka menengah, meskipun kekhawatiran oversupply masih membayangi. Pasokan dari negara-negara OPEC+ tercatat meningkat secara konsisten dalam beberapa bulan terakhir, mendorong pasar untuk mempertanyakan keseimbangan antara suplai dan permintaan global ke depan.
Namun, sentimen pasar mendapat sokongan dari pasar solar (diesel) yang justru menunjukkan keketatan. Harga minyak mentah berat-yang biasanya digunakan untuk memproduksi solar-naik lebih tajam dibanding Brent dan WTI, setelah Uni Eropa memperketat kebijakan impor minyak dari Rusia. Pembatasan ini membuat pasokan solar semakin terbatas dan menopang harga.
Dengan posisi harga yang relatif stabil dan sentimen campuran dari sisi suplai dan permintaan, pasar minyak kemungkinan akan bergerak hati-hati menjelang tenggat kesepakatan dagang AS-India minggu depan, serta rilis data permintaan solar global dalam laporan mingguan Badan Energi Internasional (IEA).
CNBCÂ Indonesia
(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara China, Harga Minyak Naik 1%
