
Powell Bikin Ketar-ketir, Harga Nikel Langsung Tiarap!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia terpantau melemah 0,2% pada perdagangan hari Senin (29/8/2022), setelah Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell memberikan komentar yang hawkish dan meningkatkan potensi kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
Pukul 15:45 WIB, harga nikel dunia tercatat US$ 21.633/ton, turun 0,2% dibandingkan posisi pada perdagangan Jumat (26/8) pekan lalu.
Pada Jumat (26/8), Powell membuat pasar ketar-ketir dengan pidato terbarunya yang agresif. Ia menegaskan masih akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi melandai. Tidak hanya itu, Powell juga mengindikasikan risiko resesi yang akan dihadapi AS.
"Saat suku bunga tinggi, pertumbuhan ekonomi melambat, dan pasar tenaga kerja yang melemah maka akan membawa inflasi turun, itu juga akan memberikan beberapa kesakitan bagi rumah tangga dan dunia usaha. Itu adalah biaya yang harus kita tanggung guna menurunkan inflasi. Memang menyakitkan, tetapi kegagalan menurunkan inflasi berarti penderitaan yang lebih besar akan terjadi," kata Powell.
Ia juga mengatakan suku bunga akan ditahan di level tinggi dalam waktu yang lama sampai inflasi mencapai target 2%.
"Memulihkan stabilitas harga kemungkinan membutuhkan stance yang ketat dalam waktu yang lama. Catatan sejarah sangat menentang pelonggaran kebijakan moneter yang prematur," ujarnya.
Akibatnya, dolar AS kian menguat di pasar spot. Pukul 16:00 WIB, indeks dolar AS bergerak menguat 0,43% ke posisi 109,27 dan berada dekat dengan rekor tertingginya pada Juli 2022 di 109,29.
Seperti diketahui, nikel diperdagangkan menggunakan dolar AS, sehingga ketika dolar AS menguat di pasar spot, maka harga nikel pun akan menjadi lebih mahal untuk pembeli mata uang lain.
Kombinasi dari komentar Powell yang agresif dan keperkasaan dolar AS di pasar spot, menurunkan permintaan pada nikel.
"Pidato Powell pada pertemuan tahunan itu hawkish dan diperkirakan akan berdampak pada harga dalam jangka pendek," tulis Analis Jinrui Futures dalam sebuah catatan dikutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih