Madesu! Harga Emas Diramal Sulit Naik Hingga Tahun Depan

Maesaroh, CNBC Indonesia
29 August 2022 15:40
Emas batangan
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Sinar emas semakin memudar. Pada perdagangan Senin (29/8/2022) pukul 14: 20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.721,55 per troy ons. Harga emas melemah 0,88%.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 26 Juli 2022 atau sebulan lebih. Pelemahan pagi ini memperpanjang tren negatif harga emas yang sudah berlangsung sejak Jumat pekan lalu.

Dalam sepekan, harga emas sudah melandai 0,82% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 2,5% sementara dalam setahun anjlok 4,9%.


Analis dari City Index Matt Simpson mengatakan momentum emas untuk menjadi aset aman telah lewat. Investor kini lebih menaruh perhatian terhadap dampak suku bunga yang masih akan tetap tinggi. Dolar Amerika Serikat (AS) kini lebih menjadi pilihan.

Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melonjak ke 109,23. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak Juni 2002 atau lebih dari 20 tahun terakhir.

"Pergerakan harga Emas kini mengarah ke kisaran US$ 1.700 bahkan bisa melandai kembali ke kisaran US$ 1.680 per troy ons. Jika emas kemudian mampu menarik banyak pembeli di harga tersebut maka ada kemungkinan harganya naik ke US$ 1,750," tutur Simpson, kepada Reuters.

Sementara itu, analis lainnya memprediksi harga emas pun diperkirakan masih akan terus merosot ke satu tahun ke depan.

"Tidak ada sesuatu yang bisa membuat pergerakan harga besar ke atas bagi emas sampai kita melihat The Fed berbalik memangkas suku bunganya, Dan itu tidak akan terjadi, setidaknya hingga akhir 2023," kata Bart Melek, kepala komoditas global di TD Securities, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (26/8/2022)

Melek mengatakan support kuat berada di kisaran US$ 1.690/troy ons - US$ 1.700/troy ons. tetapi jka ditembus, maka jebloknya harga eemas ke US$ 1.600/troy ons bukan lah suatu yang mengejutkan.

Seperti diketahui, dolar AS langsung melejit setelah Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi pernyataan yang sangat hawkish pada simposium Jackson Hole.

Powell dalam pidatonya di simposium Jackson Hole pada Jumat (26/8/2022) malam waktu Indonesia menyampaikan komitmen tegasnya untuk menghentikan inflasi. Dia juga menegaskan the Fed akan terus menaikkan suku bunga meskipun itu menyebabkan "kesakitan" pada ekonomi AS.

"Suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi. Itu akan memberi rasa sakit di sektor rumah tangga dan bisnis. Ini adalah biaya yang tidak menguntungkan untuk mengurangi inflasi," tutur Powell.

Kenaikan suku bunga the Fed akan menerbangkan dolar AS.  Kenaikan dolar AS membuat emas makin mahal sehingga kurang menarik bagi investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular