
Ada Pertanda dari China & Rusia, Harga Nikel Melonjak 1,5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melonjak pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (30/9/2022), setelah data aktivitas pabrik China meningkat pada September.
Pada Jumat (30/9/2022) pukul 15.20 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.690 per ton, menguat 1,53% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
Aktivitas pabrik China secara tak terduga meningkat pada bulan September, kembali ke pertumbuhan setelah dua bulan berturut-turut mengalami kontraksi.
Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur resmi naik tipis menjadi 50,1 pada September, dari 49,4 pada Agustus, menurut data dari Biro Statistik Nasional.
Meningkatnya aktivitas pabrik China memberi dampak positif ke harga nikel sebab Negeri Panda tersebut adalah konsumen utama nikel. Konsumsi nikel China sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga permintaan dari China memiliki pengaruh terhadap laju harga nikel.
Kekhawatiran pasokan juga meningkat setelah bursa logam London (LME) mengatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan kemungkinan pelarangan logam baru dari Rusia untuk daftar logam yang dapat dikirim melalui kontrak.
Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi terhadap bank-bank Rusia dan orang-orang kaya yang terkait dengan Presiden Vladimir Putin sejak perang Rusia ke Ukraina, tetapi sejauh ini tidak ada batasan untuk membeli logam Rusia.
Rusia sendiri adalah produsen utama nikel dengan produksi sekitar 7% dari pasokan global dan menjadi produsen terbesar ketiga dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap) Next Article Kabar Baik dari China, Harga Nikel Melonjak 2% Lebih