Bunga Obligasi Naik, Kamu Juga Bakal Rasain Dampaknya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Era suku bunga rendah yang berlangsung selama dua tahun masa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) sudah berakhir. Seiring pulihnya permintaan dan percepatan laju inflasi, ucapkan selamat tinggal kepada suku bunga murah.
Saat pandemi mulai terkendali, berbagai pembatasan sosial (social distancing) dilonggarkan. Masyarakat di berbagai negara sudah bisa kembali beraktivitas di luar rumah dengan nyaman karena cakupan vaksinasi anti-virus corona yang semakin luas.
Sejak tahun lalu, saat 'keran' aktivitas dan mobilitas meningkat, tekanan inflasi mulai terasa. Uang yang ditabung selama masa pandemi (untuk jaga-jaga kalau sampai terjadi skenario terburuk) keluar dari 'sarangnya' dan berputar kencang di perekonomian.
Di Amerika Serikat (AS), misalnya. Pada Oktober tahun lalu, inflasi di Negeri Paman Sam tercatat 6,2% year-on-year (yoy). Ini adalah yang tertinggi sejak Juli 1982.
Per Februari 2022, inflasi Negeri Stars and Stripes sudah mencapai 7,9%. Rekor tertinggi sejak Januari 1982.
Di Indonesia situasinya serupa. Pada Maret 2022, inflasi Tanah Air tercatat 2,64% yoy. Ini adalah yang tertinggi sejak April 2020.
Bulan ini, ada kemungkinan inflasi lebih tinggi lagi. Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan inflasi tahunan pada April 2022 bisa mencapai 3,2% yoy.
"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I April 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu pertama April 2022 diperkirakan sebesar 0,68% (mtm). Secara tahun kalender sebesar 1,89% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,20% (yoy).
"Komoditas utama penyumbang inflasi April 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu minyak goreng (0,24%, mtm), bensin (0,18%, mtm), daging ayam ras (0,08%, mtm), bahan bakar rumah tangga (0,04%, mtm), cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,03% (mtm), sabun detergen bubuk/cair (0,02%, mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, jeruk, bayam, kangkung, ayam goreng, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu tomat (-0,02%, mtm) dan angkutan udara (-0,01%, mtm)," papar keterangan tertulis BI.
Halaman Selanjutnya --> Inflasi Naik, Bunga Wajib Diungkit