Internasional

Mr Putin Gimana Nih? Rusia Default, Gagal Bayar Utang

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
12 April 2022 12:00
Anggota delegasi, yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan di Beijing, China (4/2/2022) (via REUTERS/SPUTNIK)
Foto: Anggota delegasi, yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan di Beijing, China (4/2/2022) (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kini telah mengalami gagal bayar (default) pada utang luar negerinya. Ini terjadi akibat negeri itu menawarkan pembayaran dalam mata uangnya yakni rubel, bukan dolar AS.

Mengutip CNN International, diketahui dua obligasi berdenominasi dolar, bernilai US$ 600 juta lebih (sekitar Rp 8,6 triliun), jatuh tempo pada 4 Agustus lalu. Lembaga pemeringkat kredit S&P mengatakan ini merupakan "selective default".

Definisi selective default artinya adalah ketika suatu entitas gagal memenuhi kewajiban tertentu tetapi tidak seluruh utangnya. Dalam kasus pemerintahan Presiden Vladimir Putin, investor tidak mungkin dapat mengonversi rubel menjadi dolar yang setara dengan jumlah yang seharusnya jatuh tempo.

Meski demikian, Moskow masih memiliki masa tenggang 30 hari untuk melakukan pembayaran keuntungan dan bunga. Jika benar gagal, ini akan menjadi default obligasi valas pertama di Rusia dalam lebih dari satu abad.

"Saya membayangkan pemegang obligasi dapat menuntut Rusia karena tidak membayar," kata Benjamin Coates, Profesor Universitas Wake Forest, seperti diwartakan Reuters.

"Mungkin mereka akan mencoba meminta pengadilan untuk melampirkan aset Rusia yang dibekukan sebagai pembayaran."

Semenjak sanksi dijatuhkan Barat ke Rusia, Beruang Merah tidak dapat mengakses sekitar U$ 315 miliar dari cadangan devisanya. Namun, sampai minggu lalu, Amerika Serikat (AS) masih mengizinkan Rusia menggunakan beberapa asetnya yang dibekukan untuk membayar kembali investor tertentu dalam dolar.

Tapi akses di bank-bank Amerika sudah dibekukan. Ini menjadi bagian dari upayanya untuk meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan harapan mengakhiri perang di Ukraina.

Sebelumnya, dalam catatan JPMorgan Rusia diperkirakan memiliki sekitar US$ 40 miliar utang mata uang asing pada akhir tahun lalu. Di mana, sekitar setengahnya dipegang oleh investor asing.

Rusia sendiri telah berjanji akan melakukan gugatan. Bukti pembayaran dalam rubel juga akan diberikan.

"Kami akan menuntut, karena kami melakukan semua tindakan yang diperlukan agar investor menerima pembayaran mereka," tegas Menteri Keuangan Anton Siluanov kepada surat kabar pro-Kremlin Izvestia, eski tak menyebut siapa yang akan digugat.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bila default terjadi itu akan menjadi "gagal bayar buatan. Karena sesungguhnya Rusia memiliki dolar untuk membayar namun dibuat tidak dapat mengaksesnya.

"Tidak ada alasan untuk default nyata," kata Peskov.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Biang Kerok yang Bikin Rusia Terancam Gagal Bayar Utang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular