Kebal Krisis! Orang Kaya Jakarta Tetap Borong Tas Mewah di PI

Bianca Florian, CNBC Indonesia
12 April 2022 12:40
Louis Vuitton (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Louis Vuitton (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan barang-barang mewah dari pakaian hingga tas bermerek di pusat belanja Plaza Indonesia (PI) masih tinggi. Hal ini didapati dari pengakuan para penjualan dan konsumen produk branded di Plaza Indonesia.

Meski tekanan ekonomi di kalangan ekonomi bawah saat ini begitu berat ditandai melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok jelang Lebaran, kondisi berbeda terjadi pada kalangan atas.

Pantauan CNBC Indonesia Senin (11/4), di Plaza Indonesia, hilir mudik pengunjung begitu terasa di mal kelas atas ini. Selain itu, gerai-gerai kinclong di mal ini semuanya beroperasi normal, kontras dengan mal-mal menengah bawah yang kiosnya banyak gulung tikar.

Eka, pegawai gerai Longchamp di Plaza Indonesia, mengatakan pengunjung mulai ramai. Perbedaan pun mencapai lebih dari 50 persen jika dibandingkan dengan saat awal PPKM di awal pandemi. "Lumayan rame sih sekarang, rame banget. Apalagi kalau weekend kita rame banget sih," ujarnya kepada CNBC Indonesia.

Kondisi yang sama juga terjadi di gerai Harlan + Holden, Risa salah satu tenaga penjual mengatakan saat ini pengunjung lebih padat dan mayoritas yang datang ke gerai nya adalah customer baru. Ia bilang ada perbedaan saat hari biasa, hari di bulan Ramadhan, khususnya menjelang lebaran. Pengunjung cenderung sepi saat weekdays namun sebaliknya di penghujung pekan sangat ramai.

"Mungkin karena banyak keluarga yang berlibur ke mal, jadi memang traffic di weekend itu lebih ramai. Menuju lebaran akan lebih ramai apalagi gerai merek- merek lain bakal ada diskon, jadi membantu traffic juga," katanya.

Kondisi ini diakui oleh Nathan, salah satu customer barang-barang bermerek di PI.  Ia salah satu pembeli barang bermerek Coach di Plaza Indonesia. Menurut Nathan, membeli barang branded bukanlah kebutuhan, melainkan sebuah kegemaran dalam mengoleksi seperti tas bermerek.

Ia mengatakan sebelum keadaan selonggar seperti sekarang karena pembatasan sosial Covid-19, ia jarang beli barang koleksi langsung di mal, ia lebih memilih belanja melalui daring. "Kalau sebelum pandemi itu kan, saya pribadi nggak tentu sebulan belanja tas. Baru kesempatan datang ke toko lihat- lihat tas lagi. Kalau dulu saat pandemi lagi tinggi-tingginya online saja," jelasnya.

Nathan yang merupakan penggemar tas branded impor ini juga mengaku tak terpengaruh dengan kondisi sekarang, termasuk kenaikan penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 11% mulai 1 April 2022. Tas-tas impor termasuk kena PPN impor. Ia bilang bilang tak berpengaruh pada minatnya dalam membeli produk bermerek.

"Kayaknya kenaikan PPN nggak mempengaruhi ya, karena kan 1%, jadi nggak terlalu signifikan. Kalau beli tas branded kan nggak setiap hari. Kalau siap untuk beli kan sudah siap dengan budget, karena masing-masing orang beda. Untuk saya sendiri nggak masalah karena sudah tau risikonya dan memang hobby," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Skandal Tas Mewah, Jaksa Agung Selidiki Ibu Negara Korsel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular