Yields cendrung turun, Investor Pilih-Pilih SBN Sebelum Libur

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi negara pada sesi pertama berlangsung dengan kurang bersemangat. Sejumlah trader dan investor enggan memasang harga baru dan cenderung pilih-pilih pada seri utama bertenor panjang.
Pada pukul 10.20 WIB, tingkat imbal hasil atauyield seri acuan 5 tahun dan 10 tahun dibuka pada level yang sama dengan tutupan perdagangan kemarin (6/10/2022), yaitu 6.68% dan 7.22%.
Adapun seri acuan 15 tahun turun 3 basis point ke level 7.18% dan benchmark 20 tahun merosot 2 bp ke 7.6%. Penurunan yield berarti kenaikan harga, dan berlaku sebaliknya.
Sentimen utama pasar obligasi masih pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Salah satunya, rilis Bank Indonesia (BI) mengenai posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai US$ 130,8 miliar. Realisasi ini anjlok US$ 1,4 miliar dibandingkan posisi Agustus 2022 yang sebesar US$ 132,2 miliar.
Namun, Ekonom Senior Chatib Basri mengungkapkan bahwa masih bagusnya kinerja rupiah salah satunya ditopang oleh kuatnya posisi investor dalam negeri di dalam share kepemilikan surat utang negara (SUN).
Alhasil, posisi kepemilikan asing berkurang tajam. Bahkan, Chatib mengungkapkan kepemilikan investor asing saat ini hanya sebesar 14,6%. Jauh dibandingkan posisinya pada 2013, sebesar 38%.
"Kalau dulu 38% pulang (capital outflow), dampak ke rupiahnya signifikan. Sekarang yang pulang 14,6%. Ini yang jelasin rupiah kita relatif stabil," tegasnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Strategi Jitu Investasi Saham & SBN Saat The Fed Hawkish
(mum/mum)