Cerita di Balik Melesatnya Investor Reksa Dana

Yuni Astutik & Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
10 May 2021 11:50
Infografis/10 Saham Paling Cuan di 2020/Aristya Rahadian

Pandemi virus corona (Covid-19) telah membuat dunia susah. Lebih dari 156 juta orang tertular dan jutaan orang meregang nyawa. Ekonomi dunia pun hancur lebur hingga produk domestik bruto global terkontraksi -4,3% menurut World Bank.

Namun, di tengah duka nestapa dunia, ada hal yang positif yang terjadi dalam hampir 1,5 tahun terakhir, yakni pertumbuhan pesat investor pasar modal. Berdasarkan data Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI) selama 2020, jumlah investor saham ritel mencapai 1,69 juta akun, bertambah 53% dibandingkan dengan akhir 2019.

Setali tiga uang, investor reksa dana pun bertambah lebih pesat dibandingkan saham. Pada akhir 2020, jumlah investor reksa dana menembus 3,16 juta investor, melesat 78,38% dibandingkan dengan akhir 2019 sebanyak 1,77 juta. Bila dirata-rata investor reksa dana bertambah 115 ribu akun setiap bulan di 2020.

Namun, itu bukan yang terkencang. Pada kuartal I-2021, investor reksa dana sudah menembus 4,17 juta orang. Artinya dalam 3 bulan investor reksa dana bertambah lebih dari 1 juta, atau 336 ribu per bulan.

Berdasarkan data Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) dana kelolaan (asset under management) reksa dana pada akhir 2020 menembus Rp 573,5 triliun naik 6% dari posisi tahun lalu yang sebesar. Hal ini cukup positif karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 5,13% pada 2020 dengan posisi 5.979,07.

Namun, pada Kuartal I-2021 AUM reksa dana terkoreksi menjadi Rp 566,1 T, karena adanya penurunan valuasi aset dasarnya. Sementara itu, data unit penyertaan reksa dana per Des 2020 sebesar 424,8 miliar tumbuh 2% dibandingkan Des 2019. Adapun year to date hingga kuartal I-2021 unit penyertaan masih tumbuh 2%.

Halaman selanjutnya >>>>>>>>>>> Aperd Online Jadi kunci

Head of Investment PT Avrist Asset Management Tb. Farash Farich menilai salah satu faktor yang membuat investasi reksa dana semakin dilirik adalah proses pembeliannya yang cukup mudah, terutama setelah bisa dilakukan secara online.

Hal ini didorong oleh perkembangan teknologi dan munculnya Agen Penjual Reksa Dana (Aperd) digital. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengantri di bank ketika ingin membeli produk reksa dana.

"Produk dari MI akan disesuaikan terutama terkait jumlah nilai minimum subscription dan redemptionnya sehingga tidak terlalu besar untuk investor individu. Jadi adanya Aperd membantu sekali untuk inklusinya," kata Farash kepada CNBC Indonesia.

Dengan begitu produk reksa dana yang dirancang oleh MI bisa lebih menjangkau investor ritel. Dari sisi biaya pun menurutnya masih jauh lebih efisien untuk investor, karena biasanya Aperd digital tidak mengenakan biaya tambahan ketika pembelian dan penjualan.

Jumlah akun investor individu di Avrist Asset Management pun bertambah 100 ribu dalam satu tahun terakhir. Sebelumnya, akun individu menurutnya tidak banyak hanya sekitar 5.000 sejak 2017. Artinya ketika pandemi Covid-19 jumlah investor malahan naik, seperti yang terjadi di instrumen saham.

"Mulai tahun lalu mencolok sekali, investor individunya sangat aktif," katanya.

Meski demikian untuk variasi produk kalau dari jenis yang ada saat ini tidak berbeda jauh dengan sebelumnya. Yang membedakan, dengan adanya Aperd digital adalah fiturnya yang berbeda terkait minimum size. Setiap produk yang dirancang menurutnya pun akan dicocokan dengan dengan produk lainnya yang sudah ada

"Untuk create produknya di setiap Aperd bisa berbeda tergantung minat dari Aperdnya juga, misalnya mereka perlunya pasar uang, maka kita jual reksa dana pasar uang syariah dan konvensional." katanya.

Sementara itu, Head of Product Development and Investment Specialist Sucor Asset Management Lolita Liliana mengatakan sejak bekerja sama dengan Aperd pertumbuhannya meningkat signifikan. Pada 2019 dibandingkan 2018 pertumbuhan sebesar 195%, kemudian pada 2020 sebesar 244%, dan hingga April 2021 pertumbuhan 23%.

Saat ini jumlah investor Sucor AM sebanyak 346 ribu, dengan investor individu yang mendominasi 99,9%, dibandingkan investor institusi. Adapun jumlah dana kelolaan Sucor AM per 30 April 2021 senilai Rp 15,44 triliun.

"Jumlah nasabah (SID) kami telah bertumbuh menjadi di atas 281 ribu nasabah per akhir tahun 2020, atau sekitar 8.86% dari total nasabah industri, bertumbuh 244.52% di sepanjang tahun 2020. Pertumbuhan ini menunjukkan pertumbuhan kepercayaan nasabah yang sejalan dengan tujuan dari regulator untuk menumbuhkan tingkat literasi di Indonesia," kata Lolita.

Dia menilai tren pertumbuhan investor ini masih akan bertahan, terutama dengan kemudahan pembukaan rekening maupun transaksi melalui digital channel juga akan mendukung pertumbuhan jumlah investor maupun investasi terutama dari generasi muda.

"Per Maret 2021 71% nasabah kami merupakan nasabah berusia muda yakni kurang dari 30 tahun sehingga kami yakin hubungan jangka panjang dapat terus terjalin," kata dia.

Ketua Dewan Presidium Asosiasi Pelaku Reksa Dana & Investasi (APRDI), Prihatmo Hari Mulyanto mengatakan 93% dari total investor reksa dana adalah ritel. "Kenaikan jumlah investor ritel ini salah satunya karena peran Aperd Online. Kami percaya peranan mereka akan semakin meningkatkan pertumbuhan industri reksa dana karena semakin mudah dijangkau," jelasnya.

Selain itu, faktor lainnya adalah meningkatnya literasi masyarakat terkait dengan produk keuangan khususnya investasi, hal ini berkat program edukasi yang dilakukan bersama oleh OJK, SRO, para pelaku, dan asosiasi.

Dia mengatakan, secara umum memang masih banyak tantangan dalam mengembangkan industri reksa dana. Pertama adalah maraknya investasi ilegal dan penipuan investasi yang mencatut nama manajer investasi resmi.

"Hal ini dapat membuat masyarakat tertipu dan merugikan nama pelaku serta reksa dana secara umum," tuturnya.

Yang kedua adalah tentang edukasi mengenai investasi. Literasi tentang investasi di Indonesia walaupun sedikit meningkat banum masih relatif rendah dibandingkan negara lain. Hal ini yang membuat masyarakat gampang di imingi dan ditipu oleh investasi ilegal.

Halaman selanjutnya >>>>>>>>>>> Bibit.id Menjadi Motor

Salah satu Aperd Online yang tercatat dengan tumbuh tinggi adalah Bibit.id yang memudahkan investor membeli reksa dana dan mewujudkan mimpinya. Kemudahan yang ditawarkan pun bukan hanya ketika pembelian reksa dana, melainkan sejak pembuatan akun Bibit yang sudah sepenuhnya online.

CEO Bibit Sigit Kouwagam mengatakan selama ini masyarakat banyak yang menganggap investasi di pasar modal itu sangat menakutkan. Takut terperosok dalam kerugian, takut tertipu dan bahkan takut memulai karena ketidaktahuan. Bagi sebagian masyarakat pun menilai investasi itu prosesnya rumit, tidak semudah membuka deposito atau membeli emas.

Sebelumnya, untuk membeli produk reksa dana, kita harus menjadi nasabah prioritas di bank besar yang menetapkan minimum simpanan di atas ratusan juta. Selain itu hanya kantor bank di kota besar yang memiliki layanan ini dan tidak merata di setiap daerah.

"Sebelumnya, investasi di pasar modal itu menakutkan, prosesnya ribet, ekslusif hanya untuk mereka yang mapan dan paham investasi, serta tidak mudah dijangkau. Dari gambaran, kami berfikir bagaimana semua hambatan itu bisa diatasi. Maka itu, kami fokus membentuk bisnis model yang memungkinkan investasi dilakukan secara mudah, cepat, aman, terjangkau dan bisa diakses oleh semua kalangan," kata Sigit.

Inilah yang membuatnya menghadirkan Bibit sebagai platform reksa dana digital yang membantu investor pemula untuk memulai investasi. Ketika pengguna atau calon investor ingin membuat akun Bibit tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup satu menit untuk memasukan data diri dan tanda tangan digital. Proses ini dilakukan setelah menjawab beberapa pertanyaan untuk mengetahui seperti apa profil risiko dari investor, apakah konservatif ataupun agresif.

Setelah mendaftar, sambil menunggu verifikasi selesai, investor bisa melihat-lihat pilihan reksa dana yang ditawarkan. Dalam platform Bibit sendiri ada berbagai pilihan reksa dana, mulai dari pasar uang, obligasi, reksa dana saham, reksa dana syariah, hingga reksa dana index. Selain itu ada pula reksa dana USD, bagi investor yang ingin berinvestasi di instrumen yang berbasis dolar AS.

Berbagai pilihan yang ada dalam platform ini pun menunjukan investasi reksa dana tidak memerlukan modal yang besar, ada pula produk yang bisa dibeli dengan minimal Rp 10.000. Tidak perlu mencarinya satu persatu, karena platform Bibit mengelompokkan pilihan reksa dana ini. Investor hanya perlu mengakses 'Koleksi Reksa Dana' dan pilih 'Minimal Pembelian Rp 10 ribu', ada lebih dari 20 pilihan produk yang tersedia mulai dari pasar uang, saham, hingga reksa dana indeks.

Bagi investor baru yang masih belajar pun tetap bisa berinvestasi reksa dana, terutama dengan adanya Metode robo advisor yang membantu investor mengukur risk profile dirinya dan menyediakan produk rekomendasi. Dari rekomendasi ini akan diperlihatkan juga berapa persen penempatan di masing-masing reksa dana, dengan minimal Rp 100.000.

Meski demikian, jika investor ingin memilih produk reksa dananya sendiri pun tidak masalah. Pasalnya, investasi sifatnya sangat personal dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Untuk lebih memahami investasi reksa dana pun, platform Bibit menyediakan edukasi melalui kuis investasi hingga artikel tentang pasar modal.

Dengan begitu investor pemula pun bisa tetap belajar sambil mencoba, dan menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Sebelum memilih produk reksa dana, sebaiknya investor menentukan dulu tujuan dari investasi yang dilakukan dan target waktu untuk mencapainya. Setelah itu, bisa disesuaikan dengan profil risiko masing-masing dalam pemilihan produk.

"Pada akhirnya keputusan investasi tetap ada di pengguna. Fungsi Bibit hanya membantu nasabah memahami risiko dan target yang ingin dicapai," kata Sigit.

Di platform ini pun, investor bisa mengelompokan investasinya berdasarkan tujuannya. Misalnya saja untuk "Dana Pensiun", "Dana Pendidikan Anak", ataupun "Dana Liburan" yang bisa terdiri lebih dari satu Reksa Dana. Dengan begitu, pengguna pun bisa lebih fokus pada tujuannya.

Selain itu, pembelian reksa dana bisa dilakukan Auto debet, dengan mengaktifkan "Nabung Rutin Pembelian Ini". Fitur ini pun dapat membantu pengguna lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan alokasi dana investasi masa depan.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular