Wow! Diam-diam Saham Asuransi Cuan Saat Ramai Aduan Nasabah

Market - Aldo Fernando, CNBC Indonesia
21 April 2021 08:38
Puluhan Pemegang Polis Asuransi Kresna Geruduk Kantor OJK (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Ilustrasi/Puluhan Pemegang Polis Asuransi Kresna Geruduk Kantor OJK (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah banyaknya aduan nasabah asuransi khususnya produk unit link, ternyata saham-saham emiten asuransi di pasar modal diam-diam mencatatkan kinerja yang moncer, baik dalam sebulan maupun sejak awal tahun alias year to date (ytd).

Akhir-akhir ini masyarakat kembali melaporkan adanya kerugian atas investasi di salah satu satu perusahaan asuransi. Salah satu bentuk fraud yang mengemuka adalah konsumen diminta menandatangani formulir pengajuan asuransi dalam keadaan kosong.

Aduan para nasabah asuransi soal produk unit link (produk yang memadukan asuransi dan investasi) ini pun sempat ramai di media sosial bahkan salah satu perusahaan asuransi global yang beroperasi di Tanah Air melaporkan balik nasabahnya.

Sebelumnya juga ramai kasus gagal bayar polis yang juga dilaporkan nasabah perusahaan asuransi jiwa ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kendati bukan emiten asuransi, di antaranya Kresna Life, Asuransi Jiwasraya, dan Bakrie Life.

Lantas, di tengah kabar yang tidak mengenakkan tersebut, bagaimana gerak saham emiten asuransi dalam sebulan dan secara year to date (Ytd)?

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia menampilkan tabel yang berisi pergerakan 6 saham emiten subsektor asuransi dalam kurun waktu sebulan belakangan dan secara Ytd.

Tentu, di luar keenam saham tersebut masih ada setidaknya 10 saham emiten asuransi lainnya yang tidak dimasukkan, karena kurang likuid dan tergolong saham 'tidur' alias jarang bergerak.

Kesepuluh saham yang dimaksud ialah PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT), PT Asuransi Bintang TBk (ASBI), PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE), PT Paninvest Tbk (PNIN), PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA).

Kemudian, PT Asuransi Ramayana (ASRM), PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI), PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM), PT Maskapai Reasuransi Ind. Tbk (MREI) dan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS).

Berdasarkan tabel di atas, dari enam saham emiten asuransi yang diamati empat saham mencatatkan rapor yang ciamik. Hanya saham Asuransi Maximus (ASMI) dan saham emiten yang dimiliki PT Pertamina (Persero) Asuransi Tugu Pratama (TUGU).

Adapun saham Malacca Trust (MTWI) menjadi jawara dengan mencatatkan kenaikan tertinggi di antara yang lainnya. MTWI melejit 43,96% dalam sebulan terakhir. Secara Ytd, saham emiten yang didirikan pada 1952 ini melonjak 43,96%.

Bahkan, dalam seminggu terakhir, saham ini menduduki peringkat satu top gainers dengan total kenaikan 39,36%.

MTWI melampaui lonjakan harga saham emiten Grup Mahaka milik Menteri BUMN Erick Thohir PT Mahaka Media Tbk (ABBA), yang berada di posisi kedua dengan kenaikan 24,79%.

Saham salah satu perusahaan asuransi tertua di Tanah Air ini juga berada di atas saham emiten ritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang dalam seminggu melejit 21,13%.

MTWI juga mencatatkan nilai transaksi tertinggi di antara yang lainnya. Sebut saja, pada Selasa (20/4), nilai transaksi MTWI Rp 1,01 miliar, kemudian pada Senin (19/4) mencapai Rp 14,91 miliar.

Apabila menilik secara historis, semenjak melakukan penawaran saham umum perdana (iniatial public offering/IPO) pada Oktober 2017 di harga Rp 100/saham, saham MTWI terus menuruni bukit. Ini bisa dilihat dari pertumbuhan MTWI yang dalam 3 tahun belakangan ambles 19,93%.

Bahkan, saham ini sempat tersungkur di level gocap alias Rp 50/saham pada tahun lalu.

Kemudian, setelah selama berbulan-bulan hanya bergerak di kisaran Rp 50-Rp 53/saham, akhirnya MTWI mendaki ke Rp 59/saham pada 6 Oktober 2020.

Kendati fluktuatif, semenjak saat ini MTWI kembali pulih dan perlahan bergerak naik semenjak Februari tahun ini. Momentum lainnya terjadi pada 8 Maret 2021 ketika saham ini ditutup di harga Rp 90/saham. Kemudian, pada 14 April ketika melesat 23,40% ke Rp 116/saham dan 15 April melejit 25,86% ke Rp 146/saham.

Mengenai kinerja keuangan sepanjang tahun lalu, MTWI membukukan rapor yang oke punya. MTWI mencatatkan pendapatan premi bruto sebesar Rp 358,15 miliar. Angka ini naik 7,63% dari pendapatan premi bruto tahun 2019 yang sebesar Rp 332,76 miliar.

Naiknya pendapatan perusahaan mendorong laba bersih MTWI yang meroket 233,88% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 2,43 miliar, dari sebelumnya Rp 726,75 juta.

NEXT: Mana Lagi Saham Asuransi yang Cuan?

Mana Lagi Saham Asuransi yang Cuan?
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading