Newsletter

Mister Biden Mau Naikin Pajak Ya? RI Untung atau Buntung Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2021 06:00
Bursa Amerika
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP/Mark Lennihan)

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama di bursa saham New York melemah sepanjang pekan lalu. Secara point-to-point, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas 0,82%, S&P 500 ambles 1,19%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,79%.

Pada perdagangan akhir pekan, Wall Street bergoyang hebat. DJIA melemah 0,46%, tetapi S&P 500 anjlok 1,48% dan Nasdaq ambrol hingga 3,02%.

Tenyata kenaikan yield tidak hanya memukul pasar keuangan negara lain, bahkan bursa saham AS pun kena dampaknya. Transaksi di pasar saham jadi sepi, karena investor mengalihkan fokus ke pasar obligasi pemerintah. Akhir pekan lalu, volume perdagangan di Wall Street tercatat 12,8 miliar unit saham, lebih sedikit dibandingkan rata-rata 20 hari terakhir yaitu 14,2 miliar unit saham.

"The Fed mungkin bilang bahwa suku bunga tidak akan naik sampai 2023. Namun ternyata yield masih saja naik," keluh Tim Ghriskey, Chief Investment Strategist di Inverness Counsel yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Selain soal yield, koreksi dalam di Wall Street akhir pekan lalu juga disebabkan oleh kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali melonjak di Eropa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 19 Maret 2021 adalah 42.058.698 orang. Bertambah 233.900 orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Sepanjang pekan lalu, rata-rata pasien positif corona di Eropa bertambah rata-rata 199.580 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 173.762 orang per hari.

Perkembangan ini tidak lepas dari vVaksinasi anti-virus corona di Eropa yang sedang terhambat. Penggunaan vaksin buatan AstraZaneca-Universitas Oxford ditangguhkan di sejumlah negara akibat kekhawatiran soal efek samping. Padahal WHO sudah menegaskan agar negara-negara Eropa tetap melanjutkan penggunaan vaksin tersebut.

"Sampai saat ini, kita belum tahu apakah kondsi-kondisi yang dilaporkan memang terkait efek samping vaksin atau ada faktor lain. Bagaimanapun, manfaat penggunaan vaksin AnstraZaneca melebihi risikonya. Jadi penggunaannya harus diteruskan, untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa," jelas Hans Kluge, Direktur WHO untuk kawasan Eropa, sebagaimana diwartakan Reuters.

Our World in Data mencatat, laju vaksinasi anti-virus corona di negra-negara Uni Eropa menurun drastis. Rata-rata tujuh harian vaksinasi pada 20 Maret 2021 adalah 938.406 dosis per hari. Ini adalah yang terendah sejak 1 Maret 2021.

"Di AS, kita mengantisipasi reopening besar-besaran dan virus sepertinya semakin terkendali. Namun di luar AS sepertinya tidak demikian, ini tentu tidak bagus," kata Joe Saluzzi, Co-Manager of Trading di Themis Trading yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular