Internasional

Emiten Raksasa Ini Siap Pasok Nikel ke Tesla, Siapa Dia?

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
05 March 2021 10:05
CEO Tesla Elon Musk
Foto: CEO Tesla Elon Musk (REUTERS/Rebecca Cook)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik pabrikan mobil listrik Tesla Inc., Elon Musk, sempat mengungkapkan kekhawatirannya soal pasokan bahan baku baterai kendaraan listrik terutama soal nikel. Hal itu diungkapkan salah satu orang terkaya di dunia itu di akun Twitternya, @elonmusk.

Sebab itu perusahaan mobil listrik asal AS ini berpotensi akan mengalihkan sumber bahan baku baterai untuk Model 3 Standard Range ke tipe lain, yakni menggunakan baterai tipe LFP atau baterai Lithium Iron Phosphate. Bos Tesla dan SpaceX ini pun mendorong agar para pemasok nikel untuk menambang lebih banyak logam mineral itu untuk produksi baterai kendaraan listriknya.

"Nikel menjadi perhatian terbesar kami dalam meningkatkan produksi baterai lithium-ion," cuit Elon.



"Itulah mengapa kami beralih menggunakan katoda berbahan besi [baterai Lithium Iron Phosphate] pada mobil listrik [Tesla Model 3] tipe Standard Range. Alasannya karena jumlah bahan baku besi dan lithium sangat melimpah."

'Gayung' pun bersambut. Dikutip Kitco., bos salah satu raksasa nikel dunia yakni BHP Nickel West, lini bisnis nikel milik perusahaan perdagangan energi asal Inggris-Australia, BHP, pun menyatakan kesanggupannya untuk memasok nikel kepada Tesla.

BHP, atau dulu bernama BHP Billiton, adalah perusahaan perdagangan bagian dari BHP Group, perusahaan publik (emiten) yang tercatat di banyak bursa efek dunia di antaranya London Stock Exchange (LSE), New York Stock Exchange (NYSE alias Wall Street), Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange/ASX), dan Johannesburg Stock Exchange (JSE).

Edward Haegel, Presiden Aset BHP Nickel West, mengatakan sangat terbuka peluang Tesla untuk menggunakan suplai nikel dari perusahaannya. Apalagi saat ini sekitar 70% nikel yang BHP hasilkan sudah digunakan untuk mengembangkan baterai listrik di seluruh dunia.

Sebagai informasi, situs resmi BHP Nickel West mencatat perusahaan ini adalah bagian dari lini usaha BHP. Pabrik peleburannya di Nickel West Kalgoorlie.

Pabrik peleburan BHP menggunakan flash furnace untuk melebur konsentrat sehingga menghasilkan nikel matte. Pabrik peleburan Nickel West Kwinana kemudian memurnikan butiran nikel matte dari pabrik peleburan Kalgoorlie menjadi bubuk nikel kualitas premium dan briket yang mengandung 99,8% nikel.

Nikel matte dan logam diekspor ke pasar luar negeri melalui Pelabuhan Fremantle. Lebih dari 75% nikel BHP sekarang dijual ke pemasok bahan baterai global. Pabrik nikel sulfat saat ini sedang dibangun di Kwinana Nickel Refinery yang akan menghasilkan nikel sulfat, produk yang digunakan dalam baterai lithium-ion yang menggerakkan kendaraan listrik," tulis BHP Nckel West dalam profilnya.

Pada 26 Februari lalu sembari menunggu proses peluncuran pesawat luar angkasa SN10 yang berhasil diluncurkan awal Maret ini, Musk mengeluarkan keresahannya dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa model standard Tesla siap berpaling menggunakan kotada besi, dikarenakan suplainya yang melimpah.

Sebagai informasi, selama ini baterai untuk mobil listrik terbagi dalam beberapa tipe di antaranya baterai lithium NCA (Nickel Cobalt Aluminum Oxide), Lithium NMC (Nickel Manganese Cobalt Oxide), dan lithium LFP (Lithium Iron Phosphate) atau dikenal sebagai baterai lithium besi fosfat yang menggunakan LiFePO sebagai bahan katoda.

Dari sisi perbedaan, beberapa literatur teknologi mencatat perbedaan ketiganya baik NCA, NMC, maupun LFP ada pada kapasitas voltase yang dihasilkan.

Baterai jenis NCA memiliki material nikel yang mendominasi dibanding material lainnya, sementara di NMC hampir merata, dan komposisi LFP adalah Lithium, Iron, dan Phosphat. Persentase kandungan nikel dalam NCA bisa mencapai 88%, NMC berkisar 33%.

Selain itu, Tesla juga siap membangun fasilitas katoda milik sendiri. Juli tahun lalu Musk mengatakan bahwa ia siap menyediakan kontrak jumbo jangka panjang kepada penambang yang mampu menyupai nikel secara bekelanjutan.

Hal ini ia lakukan karena ongkos mahal pembuatan baterai mobil listrik, yang biayanya akan membengkak apabila Tesla gagal mengamankan rantai pasokan.

Drew Baglino, salah satu eksekutif di industri manufaktur Tesla mengatakan perusahaan berencana untuk menambang sendiri logam untuk kebutuhan baterai mereka.

"Kami akan mulai membangun fasilitas katoda milik sendiri di Amerika Utara [AS dan Kanada], memanfaatkan seluruh sumberdaya nikel dan litium yang terdapat di Amerika Utara," kata Baglino yang menjabat SVP Powertrain and Energy Engineering di Tesla ini.

Baglino menambahkan dengan melakukan hal tersebut dan melokalkan pasokan dan produksi katoda, Tesla akan mengurangi jarak tempuh material katoda hingga 80%, yang mana ongkosnya luar biasa mahal.

Di Indonesia, sejumlah perusahaan mineral dan nikel di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Timah Tbk. Harga saham ketiga emiten ini sempat melesat didorong sentimen masuknya Tesla untuk berinvestasi di Tanah Air.

NEXT: Cek Kinerja Keuangan BHP

Berdasarkan siaran pers BHP, induk BHP Nickel West, kinerja operasional pada tengah tahun lalu (berakhir Desember 2020) ditopang dengan rekor produksi yang dicapai oleh tambang Western Australia Iron Ore (WAIO).

Secara induk, laba operasi tengah tahun BHP mencapai US$ 9,8 miliar atau Rp 137 triliun (kurs Rp 14.000/US$), naik 17%. EBITDA sebesar US$ 14,7 miliar atau Rp 206 triliun dengan margin 59%.

Adapun laba yang dapat diatribusikan sebesar US$ 3,9 miliar atau Rp 55 triliun (ini termasuk kerugian sebesar US$ 2,2 miliar atau Rp 31 triliun yang sebagian besar terkait dengan penurunan nilai New South Wales Energy Coal/NSWEC dan aset pajak tangguhan terkait, dan Cerrejón).

Laporan Tengah Tahun BHP 2020Foto: Laporan Tengah Tahun BHP 2020
Laporan Tengah Tahun BHP 2020

Di luar itu, laba bersih atribusi mencapai US$ 6,0 miliar atau Rp 84 triliun, naik 16% dari periode sebelumnya.

Sementara itu, arus kas operasi bersih sebesar US$$ 9,4 miliar dan arus kas bebas sebesar US$ 5,2 miliar mencerminkan adanya peningkatan harga bijih besi dan tembaga dan kinerja operasional yang kuat.

"Kami menciptakan dan mengamankan lebih banyak pilihan komoditas yang akan dihadapi di masa depan, ini tetap menjadi prioritas. Di bidang nikel dan tembaga, kami melanjutkan kemitraan baru, akuisisi tambang baru, dan eksplorasi yang maju," kata CEO BHP, Mike Henry, dalam siaran persnya, dikutip Jumat (5/3/20201).

"Prospek kami untuk pertumbuhan ekonomi global dan permintaan komoditas tetap positif, dengan pembuat kebijakan di negara-negara ekonomi utama menandakan komitmen adanya pertumbuhan dan menandakan adanya visi mengatasi perubahan iklim. Faktor-faktor ini digabungkan dengan pertumbuhan populasi dan peningkatan standar hidup, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dalam permintaan energi dan logam."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular