Geger Tesla Pilih India, Asing kok Borong Saham ANTM-INCO Cs

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
18 February 2021 06:58
Tesla
Foto: Tesla (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten sektor tambang emas dan nikel ditutup beragam seiring melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,03% ke posisi Rp 6.227,73 pada perdagangan Rabu (17/2/2021). Padahal indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sempat melesat di atas 6.300 kemarin.

Dari tujuh emiten emas dan nikel yang diamati, hanya saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang menghijau, lima sisanya ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (17/2/2021.

Secara year to date (YTD), hanya dua emiten yang mencatatkan jual bersih asing (net foreign sell), yakni PT Timah Tbk (TINS) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Ini berarti, lima emiten emas dan nikel lainnya cenderung diminati asing sejak awal tahun ini.

Berikut aksi jual (net sell) dan beli bersih asing (net buy) untuk saham emiten emas-nikel di pasar reguler secara YTD:

Top Net Foreign Buy (Reguler) YTD, Rabu (17/2)

1. Aneka Tambang (ANTM), net buy Rp 560,20 M

2. Merdeka Copper (MDKA), net buy Rp 302,12 M

3. Vale Indonesia (INCO), net buy Rp 37,16 M

4. Harum Energy (HRUM), net buy Rp 24,86 M

5. J Resources Asia Pasifik (PSAB), net buy Rp 1,66 M

6. Timah (TINS), net sell Rp 272,32 M

7. Bumi Resources Minerals (BRMS), net sell Rp 105,27 M

Saham ANTM mencatatkan beli bersih asing tertinggi di antara emiten lainnya, sebesar Rp 560,20 miliar. Tahun ini, emiten emas pelat merah tersebut menargetkan produksi emas sebesar 1,37 ton, sementara penjualan emas ditargetkan mencapai 18 ton emas.

SVP Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan target produksi ini berasal dari tambang emas Pongkor di Jawa Barat (Bogor) dan Tambang emas Cibaliung (Banten).

"Tingkat penjualan emas mencapai 18 ton emas," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa, (16/02/2021).

Sebagai perbandingan, tahun lalu secara akumulatif, capaian kinerja unaudited produksi dan penjualan emas Antam sepanjang 2020 masing-masing sebesar 1.672 kg atau 1,67 ton (53.756 t oz) dan 21.797 kg atau 21,79 ton (700.789 t oz).

Artinya target tahun ini target produksi turun 17,9% dan target penjualan turun 17,39% Sama dengan tahun 2020, menurut dia tahun ini ANTM akan fokus pada pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Kunto menyebut dewasa ini masyarakat mulai sadar untuk berinvestasi pada emas.

NEXT: Gerak Saham Emiten Emas-Nikel

Khusus untuk MDKA atau Merdeka Copper, masuknya asing ke saham emiten milik Grup Saratoga ini juga memanfaatkan momen ditandatanganinya perjanjian pembentukan perusahaan patungan atau joint venture agreement(JVA) terkait proyek acid iron metal (AIM) senilai US$ 90 juta atau setara Rp 1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Perjanjian tersebut diteken pada 11 Februari 2021 antara perseroan, PT Batutua Pelita Investama (BPI), Wealthy Source Holding Limited dan Eternal Tsingshan Group Limited.

Nantinya, BPI dengan Tsingshan Group akan mewakili sebesar 80% kepemilikan bersama dengan Tsingshan, melalui afiliasinya Wealthy yang akan memiliki 20% pada perusahaan patungan tersebut.

Sementara itu, HRUM juga sedang melakukan ekspansi tahun ini. Harum memang bergerak di bisnis batu bara, tapi saat ini sudah masuk ke bisnis nikel dengan mengakuisisi perusahaan tambang nikel di awal tahun ini.

Perusahaan milik taipan Kiki Barki ini memperkuat ekspansi ke tambang nikel dengan membeli 51% saham PT Position milik Aquila Nickel Pte Ltd atau setara dengan 24.287 saham perusahaan. Aquila tercatat berbasis di Singapura.

Harga jual beli yang dilakukan oleh anak usahanya PT Tanito Harum Nickel itu diteken sebesar US$ 80.325.000 atau setara dengan Rp 1,12 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Pada Juni 2020, HRUM juga sudah melakukan transaksi pembelian saham perusahaan tambang nikel asal Australia, Nickel Mines Limited, sebesar AUD 34,26 juta atau setara Rp 369 miliar dengan kurs Rp 10.781 per AUD.

Apakah asing akan terpengaruh dengan kabar Tesla?

Perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc. yang disebutkan justru akan mulai membangun pabrik mobil listrik di Selatan India, Karnataka. Hal tersebut berdasarkan dokumen yang diterima Reuters, Sabtu (13/02/2021) lalu.

"Perusahaan AS Tesla akan membuka pabrik mobil listrik di Karnataka," tulis dokumen pemerintah India, dikutip Reuters, Minggu (14/02/2021)

Lantas, apakah ini artinya upaya pemerintah RI untuk menarik Tesla berinvestasi di negara ini gagal?

Pemerintah pun akhirnya buka suara tentang kabar ini. Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, akhirnya berkomentar meski enggan menjabarkan lebih lanjut.

Pada dua pekan lalu dia pun sempat menyebutkan pihaknya akan berdiskusi kembali dengan Tesla.

"Maaf, saya ada non-disclosure agreement (perjanjian tidak boleh diungkapkan ke publik). Tidak bisa disclose (ungkapkan) apa-apa," ungkapnya kepada CNBC Indonesia saat dikonfirmasi mengenai kelanjutan negosiasi dengan Tesla, Rabu (17/02/2021).

Sebelumnya, Seto mengungkapkan pihaknya telah menerima proposal rencana investasi Tesla di Indonesia pada Kamis (04/02/2021). Menurutnya, proposal rencana investasi yang ditawarkan Tesla berbeda dengan calon mitra yang lain, yakni perusahaan asal China, CATL, dan perusahaan asal Korea Selatan, LG.

Berikut gerak saham emiten emas-nikel, kemarin, Rabu (17/2):

  1. Harum Energy (HRUM), saham +6,30% Rp 7.175, transaksi Rp 124 M
  2. Merdeka Copper Gold (MDKA) +0,39% Rp 2.560, transaksi 206 M
  3. Timah (TINS), -5,15% Rp 2.210, transaksi Rp 516 M
  4. Aneka Tambang (ANTM), -4,18% Rp 2750, transaksi Rp 1 T
  5. J Resources Asia Pasifik (PSAB), -3,70% Rp 208, transaksi Rp 3 M
  6. Vale Indonesia (INCO), -2,41% Rp 6.075, transaksi Rp 167 M
  7. Bumi Resources Minerals (BRMS), -1,19% Rp 83, transaksi 7 M

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular