
Simak 9 Kabar, Amunisi Penting Buat Borong Saham Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (26/1/21) ditutup anjlok parah 1,89% ke level 6.140,17. Koreksi yang terjadi di bursa saham domestik dipicu faktor makro internal dan eksternal, selain itu ada beberapa kabar dari pasar yang juga ikut mempengaruhi perdagangan saham.
Data perdagangan mencatat, pada perdagangan kemarin investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 249 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 17,6 triliun.
Sentimen datang dari luar negeri. Presiden AS Joe Biden diekspektasikan akan meneken kebijakan perdagangan 'beli barang Amerika' yang disinyalir oleh pasar bahwa sang presiden akan tetap garang terhadap China, mirip dengan yang dilakukan oleh pendahulunya, Donald Trump.
Menurut Wall Street Journal, kebijakan ini akan menyebabkan para lembaga federal semakin sulit untuk membeli barang-barang impor serta merubah definisi produk lokal Amerika, dimana barang mentah yang diperlukan hingga menjadi produk jadi harus berasal dari produk lokal lebih tinggi presentasenya dari sebelumnya.
Dengan tidak akurnya kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tentu saja perekonomian global akan semakin lamban pulih pasca diserang pandemi. Apalagi pasar tentunya tidak ingin kembali melihat perang dagang berjilid-jilid antar kedua negara. Hal ini tentunya akan mengirim sinyal kurang baik ke bursa saham di seluruh belahan dunia.
Untuk memulai lagi perdagangan hari ini Rabu (26/1/2021), ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi kemarin.
1. Dapat Izin BPOM, IRRA Bakal Pasarkan Avimac Mulai Maret 2021
Emiten healthcare PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) memastikan Avimac siap dipasarkan pada Maret 2021, dan telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada akhir 2020.
Produk terbaru dari Itama Ranoraya ini akan diproduksi di PT Indofarma Tbk (INAF) yang juga memiliki izin edar, untuk bahan baku dari PT Neumedik Indonesia. Neumedik sendiri merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan IRRA, yang telah mengembangkan produk immunodulator Avimac. Sementara IRRA berperan sebagai sole distributor.
2. Pabrik Ban Goodyear Bogor PHK Massal, Begini Nasib Sahamnya!
Harga saham PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) ditutup naik tipis 0,70% di level Rp 1.445/saham pada penutupan perdagangan Selasa (26/1/2021) di tengah kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 44 karyawannya.
Data BEI mencatat, transaksi saham GDYR kecil, hanya Rp 144.500, dengan volume perdagangan 100.000 saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 592 miliar.
Dalam sepekan saham GDYR naik 3,21%, sebulan juga naik 2,85% dan 3 bulan terakhir tumbuh hanya 3,21%. Tak ada aksi beli bersih dari investor asing, bahkan dalam 3 bulan terakhir nihil pembelian investor asing.
3. Tawarkan KPR Murah, BRI Incar Rp 1 T di KPR Virtual Expo
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menargetkan bisa kantongi Rp 1 triliun dari gelaran KPR BRI Virtual Expo.
"Kita berharap, saya targetkan Rp 1 triliun harusnya bisa tercapai. Karena sudah ada partner developer terpercaya," ujar Direktur Konsumer Bank BRI, Handayani saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (26/1/2021).
Gelaran expo kali ini menurutnya menjawab kondisi saat pandemi. Sepanjang 2020 pandemi covid-19, kemudian orang sadar sadar ternyata di rumah itu membutuhkan suasana yang nyaman. Tak hanya itu, privasi juga diperlukan ketika harus melakukan segala hal di rumah.
4. BUMN SMF Rilis Obligasi & Sukuk Rp 2 T, Catat Rate Kuponnya!
BUMN pembiayaan sekunder perumahan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF akan menerbitkan obligasi dan sukuk sebesar Rp 2 triliun untuk mendukung ekspansi pembiayaan perusahaan.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di BEI, Selasa (26/1/2021), SMF akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap V Tahun 2021 dengan nilai Rp 1,9 triliun atau tepatnya Rp 1.900.744.000.000.
Obligasi ini adalah bagian dari Obligasi Berkelanjutan V dengan nilai total Rp 19 triliun.
5. Perhatian! Bos OJK: 2021 Lebih Banyak Bank Merger & Akuisisi
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menyebut pada tahun ini diharapkan akan lebih banyak lembaga jasa keuangan yang melakukan penggabungan usaha atau merger maupun akuisisi.
Menurut Wimboh, dengan mempertimbangkan persaingan industri jasa keuangan ke depan yang akan semakin ketat dengan era digitalisasi. Dengan demikian, kebutuhan modal juga harus semakin kuat, terutama di sektor perbankan.