
Gimana Nih, BI? Masa Masih 'Parkir Bus', Kapan Nyerangnya?

Berbagai faktor tersebut membuat langkah BI yang menahan suku bunga bisa dipahami. Namun sejatinya BI bisa saja memilih tidak bermain aman. BI masih punya ruang untuk bermain sedikit lebih 'menyerang' dengan menurunkan suku bunga acuan.
Ada sejumlah faktor yang membuat BI bisa menurunkan suku bunga acuan. Satu, seperti yang sudah disebut di atas, laju inflasi masih terkendali. Memang selepas tren deflasi pada kuartal III-2020 laju inflasi terakselerasi, tetapi relatif lemah.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) pekan II, BI memperkirakan inflasi Januari 2021 sebesar 0,38% secara bulanan (month-to-month/MtM). Ini membuat laju inflasi tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 1,68%.
Inflasi tahunan 1,68% terbilang rendah, masih di bawah proyeksi BI yang berada di kisaran 2-4% pada 2021. Juga masih jauh di bawah rata-rata lima tahun terakhir yang sebesar 3,1%.
Dua, BI tidak perlu khawatir terhadap rupiah. Stabilitas rupiah kerap kali menjadi alasan yang membuat BI memilih untuk tidak menurunkan suku bunga acuan.
Sejak akhir 2020 hingga kemarin, rupiah menguat 0,14% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara point-to-point. Bahkan rupiah jadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia.
