
Gimana Nih, BI? Masa Masih 'Parkir Bus', Kapan Nyerangnya?

Tiga, Indonesia butuh 'suntikan adrenalin' untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar bebas dari resesi. Awal bulan depan, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV dan keseluruhan 2020. Jangan heran kalau angka yang keluar masih negatif sehingga Indonesia belum 'lulus' dari ujian resesi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 adalah -0,9% hingga -2,9%. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2020 bakal tumbuh negatif untuk kali pertama sejak 1998.
Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 mengalokasikan anggaran stimulus fiskal dengan nama program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 372,3 triliun. Namun peran pemerintah saja belum cukup, otoritas lain juga harus 'turun gunung' dan melancarkan all out attack untuk memulihkan perekonomian nasional.
Ini tentu berlaku pula untuk otoritas moneter. Caranya bisa dengan menurunkan suku bunga acuan agar biaya dana perbankan bisa lebih murah lagi dan kemudian berujung ke penurunan suku bunga kredit. Saat bunga kredit murah, diharapkan rumah tangga dan dunia usaha tergerak untuk melakukan ekspansi. Ketika itu terjadi, ekonomi akan tumbuh dan selamat tinggal resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)