Features

Sstt..Ada Bos Rokok & Partner Kaesang di IPO Bank Net Syariah

tahir saleh, CNBC Indonesia
18 January 2021 08:44
Dok Bank Net Syariah
Foto: Dua pendiri Nojorono, Koo Djee Siong dan Tan Djing Thay/Dok Nojorono

Saat ini, pemegang saham pengendali terakhir (PSPT) Bank Net Syariah berkomitmen menambah modal minimal sebesar yang dibutuhkan untuk meningkatkan modal inti menjadi bank BUKU (bank umum kelompok usaha) 2, di mana modal inti antara Rp 1-5 triliun.

Sejak Juni 2020, OJK sudah meminta agar PSPT menambah setoran modal Rp 500 miliar atau minimal sebesar kekurangan modal inti bank guna memenuhi kriteria sebagai Bank BUKU 2. Modal inti Bank Net Syariah per 31 Juli 2020 yaitu sebesar Rp 652,79 miliar.

"Perseroan [sudah] memohon kepada OJK agar jadwal pemenuhan modal inti perseroan paling lambat pada akhir Januari 2021," tulis manajemen, berdasarkan surat perseroan kepada OJK nomor S.013.BOD/12.20, pada 21 Desember 2020.

Hingga akhir Juli 2020, bank ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 59,97 miliar, naik dari posisi laba di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 33,48 miliar.

Aset bank tercatat mencapai Rp 730,95 miliar, naik dari Desember 2019 senilai Rp 715,62 miliar

Dalam prospektus IPO disebutkan, potensi bisnis perbankan syariah sangat menjanjikan.

Hal ini ditunjang dengan tingginya tingkat masyarakat Indonesia yang unbankable dan market share perbankan syariah terhadap industri perbankan yang masih rendah, hanya sekitar 6,00% per 31 Desember 2019.

Jika dilihat dalam beberapa tahun terakhir, perbankan syariah selalu bertumbuh di atas perbankan konvensional, 2017 sebesar 18,98%, 2018 mencapai 12,53%, tahun 2019 sebesar 8,80%.

"Hal ini merupakan poin yang penting karena masyarakat mulai tertarik dengan pendanaan syariah sebagai alternatif pembiayaan baru selain perbankan konvensional."

"Selain itu, saat ini hanya terdapat 14 Bank Umum syariah yang beroperasi di Indonesia yang menyebabkan ruang gerak perbankan syariah masih sangat besar," tulis manajemen, dalam prospektus IPO.

Tak hanya itu, perkembangan teknologi digital juga akan mentransformasi ekosistem perbankan di Indonesia.

Menurut riset McKinsey tahun 2019, industri perbankan di Indonesia menunjukkan tren perpindahan pengguna pelanggan konvensional menuju perbankan digital yang cukup masif dibandingkan survei yang dilakukan tahun 2014.

Saat ini, penetrasi digital sudah mencapai 1,6 kali jika dibandingkan tahun 2014 dan telah mencapai posisi 58% sejalan dengan transformasi yang terjadi di negara-negara emerging market Asia.

"Hal ini diperkuat dengan hasil survei yang mengatakan 55% responden pengguna perbankan bersedia bermigrasi ke digital banking dalam kurun waktu 6 bulan."

Seiring dengan hasil riset dan survei yang dilakukan Mckinsey, Bank Net Syariah menegaskan berkomitmen untuk bertransformasi menjadi perbankan syariah dengan konsep digital banking.

"Transformasi ini juga mengokohkan posisi perseroan sebagai bank syariah digital pertama di Indonesia," tulis manajemen di prospektusnya.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular