
Ketiban Rejeki Nomplok, Beli Saham Ini Cuan Ratusan Persen

Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa yang tak ingin mendulang cuan ratusan persen hanya dalam waktu satu minggu saja. Hal tersebut sangatlah mungkin jika Anda berinvestasi di saham. Untung besar dalam waktu singkat memang bisa membuat orang menjadi 'tajir'. Namun di balik keuntungan yang besar, jangan lupa ada risikonya.
Dalam sepekan terakhir indeks saham acuan bursa domestik yakni IHSG mencatatkan penguatan hampir 2%. Sentimen positifnya adalah dimulainya vaksinasi Covid-19 di RI dan rencana Joe Biden untuk menggelontorkan stimulus fiskal tambahan senilai US$ 1,9 triliun.
Saat pasar mengalami apresiasi, beberapa saham bergerak liar. Bahkan ada 5 saham yang mengalami kenaikan harga dengan sangat fantastis. Imbal hasil dari capital gain di saham-saham tersebut bahkan lebih dari 85% dalam sepekan saja.
Melihat angka yang fantastis tersebut tentu saja kita berpikir, kalau setiap minggu keuntungan dari uang yang diinvestasikan setara dengan modal atau bahkan melebihi maka menjadi kaya raya adalah hal yang sangat mudah.
Namun realitanya tidak demikian. Bagi investor ritel yang pemula dengan dana kecil kemungkinan untuk meraup untung sampai ratusan persen dalam waktu singkat terbilang kecil. Kendati bukan tak mungkin terjadi.
Lagipula jika dicermati lebih jauh, saham-saham dengan capital gain paling tinggi dalam sepekan biasanya adalah saham-saham yang cenderung tidak likuid, nilai kapitalisasinya kecil seringkali di bawah Rp 1 triliun, saham-saham yang baru melantai di bursa (IPO) bahkan tak jarang saham yang kinerja fundamentalnya diragukan.
Artinya di balik potensi keuntungan yang sangat menggiurkan ada risiko yang besar. Pertanyaannya sekarang, apakah risiko tersebut bisa diidentifikasi oleh investor ritel? Kalaupun bisa apakah risiko tersebut bisa dikelola dengan baik?
Pasar cenderung reaktif terhadap isu atau rumor yang beredar. Kadang kala suatu saham harganya bisa melesat gila-gilaan bahkan tanpa adanya justifikasi jelas terkait prospek pertumbuhan pendapatan atau laba di masa yang akan datang.
Sentimen sesaat seperti rumor, berita hingga aksi 'pom-pom' oleh figur-figur tertentu menjadi pemicu utama dibalik inflasi harga saham yang luar biasa. Aksi goreng-menggoreng saham yang dilakukan oleh market maker (bandar) juga bisa menyebabkan hal tersebut terjadi.
Minggu ini, lima saham dengan cuan paling fantastis bisa memberikan seorang investor keuntungan lebih dari 85%. Kelima saham tersebut adalah saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), PT Trans Power Marine Tbk (TPMA), PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) dan PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOIN).
Di antara kelima saham tersebut cuan paling besar didapatkan jika seorang berinvestasi di saham DCII. Perusahaan yang bergerak di bidang hosting ini baru melantai di bursa saham domestik pada awal Januari lalu.
Sementara itu kenaikan harga saham AGII dipicu oleh sentimen positif dari penjualan gas untuk kebutuhan medis di tengah pandemi Covid-19 ini. Ketiga saham lainnya yaitu KIOS, TPMA dan KOIN cenderung tidak likuid serta memiliki nilai kapitalisasi pasar di bawah Rp 2 triliun.
Bagi investor ritel yang masuk ke salah satu saham tersebut dan bisa mendulang untung sebesar itu dalam waktu singkat, kesuksesannya tidak serta-merta mencerminkan suatu kemampuan yang luar biasa. Faktor luck atau hoki bisa saja menjadi alasan dibalik keuntungan yang fantastis tersebut.
Investasi di saham-saham tersebut cenderung bersifat spekulatif (gambling).
Tanpa skill yang mumpuni, investor ritel justru bisa 'nyangkut' dan terjeblos dalam kerugian yang besar ketika tidak memiliki pemahaman mendalam tentang strategi investasi terutama terkait manajemen risiko, strategi alokasi aset dan money management.
Sebenarnya sah-sah saja menjadi oportunis ketika appetite pasar bergerak ke arah yang sama dengan keinginan seorang investor ritel. Namun yang juga tak boleh dilupakan juga adalah ritel bisa saja untung besar sekarang tetapi hal ini tidak akan menjamin tak akan ada kerugian besar yang diderita di masa mendatang.
Hukum yang berlaku di pasar juga tak akan terus-menerus menghendaki seseorang untuk untung setiap waktu, jadi berhati-hatilah ketika ingin berspekulasi dengan harapan bisa mendapatkan imbal hasil berkali-kali lipat dari modal.
Terlepas dari apakah ingin menjadi seorang trader yang oportunis atau long term value investor, seorang tetap membutuhkan knowledge yang komprehensif sebelum membuat keputusan membeli suatu saham. Jangan sampai pada akhirnya seperti membeli kucing dalam karung ya!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500