Rupiah Haus Darah! Mata Uang Asia-Eropa Sukses Dibuat Lemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 January 2021 07:10
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Arus modal asing mengalir deras ke pasar keuangan Ibu Pertiwi. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 2,66 triliun dalam sepekan.

Sementara di pasar obligasi, pekan ini pemerintah melelang tujuh seri obligasi. Penawaran yang masuk lumayan tinggi yaitu mencapai Rp 97,17 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp 41 triliun, di atas target indikatif yang sebesar Rp 35 triliun.

"Komposisi investor asing yang berpartisipasi pada lelang kali ini meningkat, yaitu sebesar 11,5% dari total bids. Partisipasi asing ini naik signifikan apabila dibandingkan dengan komposisi pada lelang terakhir pada Desember 2020 yaitu 5,9%," sebut keterangan tertulis Kementerian Keuangan.

Plus, pemerintah juga menerbitkan obligasi dalam mata uang asing yaitu dolar AS dan euro. Total penerbitan ini bernilai US$ 3 miliar dan EUR 1 miliar.

Ada prestasi yang perlu dicatat. Penerbitan obligasi valas ini mendapatkan imbal hasil (yield) terendah dalam sejarah.

Untuk seri-seri dengan denominasi dolar AS, initial price guidance berada pada area 2,35% untuk tenor 10 tahun, kisaran 3,55% untuk tenor 30 tahun, dan sekitar 3,85% untuk tenor 50 tahun. Namun transaksi ini berhasil mendapatkan orderbook yang dalam dan berkualitas sehingga final price guidance dapat ditekan hingga 45 basis poin (bps) ke 1,9% untuk tenor 10 tahun, 3,1% untuk tenor 30 tahun, dan 3,4% untuk tenor 50 tahun.

Demikian pula dengan obligasi berdenominasi euro. Pemerintah berhasil menekan harga sebesar 40 bps dari initial price guidance di area 175 bps ke final price guidance di 35 bps. Transaksi kali ini juga mencatatkan tenor terpanjang untuk obligasi denominasi euro yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

sbnSumber: Kementerian Keuangan

"Keseluruhan transaksi mendapatkan harga yang kompetitif, dengan final pricing yang berada pada level yang paling ketat untuk semua seri dan mencapai negative new issue premium yang signifikan. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia dan optimisme atas pemulihan ekonomi Indonesia," mengutip keterangan tertulis Kementerian Keuangan.

Per 7 Januari 2021, nilai total kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 983,93 triliun. Ini adalah yang tertinggi sejak Maret 2020. Artinya, kepercayaan investor terhadap SBN sudah kembali seperti sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Arus modal asing yang begitu deras mengalir ke pasar keuangan Indonesia membuat rupiah mampu perkasa di hadapan berbagai mata uang dunia. Dengan vaksinasi virus corona yang rencananya dimulai pekan depan, bukan tidak mungkin rupiah bisa kembali berjaya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular