
Rupiah Hari Ini Dibayangi Data Inflasi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah mulai melemah tipis mengantisipasi rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Refinitiv, rupiah kemarin, Senin (12/8/2024) ditutup di harga Rp15.950/US$ melemah 0,19% dari harga closing pekan lalu (9/8/2024). Pelemahan ini merupakan rekor terbesar setidaknya sejak 26 Juli 2024.
Pelemahan rupiah ini merupakan dampak dari tekanan DXY yang menguat akibat prediksi kenaikan inflasi bulanan AS.
Terlebih dahulu rilis inflasi produsen AS pada malam hari nanti, Selasa (13/8/2024). Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics indeks harga produsen AS pada Juli diperkirakan terjadi inflasi 0,1% month-to-month (mom), melambat dari bulan sebelumnya 0,2% mom. Sementara inflasi inti produsen sebesar 0,2%, melambat dari periode sebelumnya 0,4%.
Rilis inflasi produsen akan disusul inflasi konsumen pada Rabu (14/8/2024). Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS tahunan akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% year-on-year (yoy) pad Juli 2024 dari sebelumnya 3% yoy.
Sementara AS akan mengalami inflasi secara bulanan menjadi 0,2% setelah sebelumnya deflasi 0,1%. Inflasi inti AS diperkirakan akan menjadi 3,2% yoy dibanding bulan sebelumnya 3,3% yoy.
Kedua data ini dinilai penting dalam mempertimbangkan kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada September. Para pelaku pasar meyakini akan ada pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan tersebut.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, peluang The Fed memangkas suku bunga pada Desember sangat besar. Bahkan lebih besar kemungkinan bank sentral AS itu menurunkan suku bunga sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75% - 5,00% sebesar 51,5% dari saat ini 5,25%-5,50%.
Setelah September, pada dua pertemuan berikutnya pasar meyakini The Fed kembali memangkas suku bunganya. Sebesar 25 basis poin pada pertemuan November dan 25 basis poin pada Desember. Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di 4,25%-4,50%.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal rupiah dalam melawan dolar dengan basis waktu per jam masih bergerak di dalam tren penguatan. Namun, ada potensi tren berbalik sideways atau terkonsolidasi dari support Rp15.890/US$ sampai resistance Rp15.980/US$.
Perlu dicatat, support merupakan target penguatan terdekat yang didapatkan dari low candle intraday 8 Agustus 2024. Sementara untuk resistance merupakan area yang perlu diantisipasi jika terjadi pelemahan yang didapatkan dari garis horizontal yang ditarik dari high candle intraday 12 Agustus 2024.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS |
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260