MARKET DATA

Rupiah Koreksi 0,15%, Dolar AS Naik Jadi Rp16.640

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
04 December 2025 15:11
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia — Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (4/12/2025).

Merujuk data Refinitiv, kurs rupiah mengalami tekanan sebesar 0,15% atau naik ke level Rp16.640/US$ pada penutupan perdagangan. Rupiah sejatinya sudah mengalami pelemahan sejak dibuka pada perdagangan pagi tadi di level Rp16.620/US$ atau melemah tipis 0,03%.

Pelemahan berlanjut hingga penutupan perdagangan, sepanjang perdagangan, rupiah bergerak di rentang level Rp16.620 - Rp16.653/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB tengah mengalami penguatan 0,14% di level 98,991.

Pelemahan rupiah hari ini terjadi seiring rebound dolar AS di pasar global, meskipun secara tren dolar masih berada dalam tekanan. Mata uang greenback melemah setelah serangkaian data ekonomi yang kurang menggembirakan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pekan depan.

Greenback juga mendapatkan tekanan dari meningkatnya spekulasi politik moneter di Washington. Investor kini menimbang peluang penunjukan Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih, sebagai Ketua The Fed menggantikan Jerome Powell pada Mei mendatang. Hassett diperkirakan akan mendorong pelonggaran kebijakan lebih cepat.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan mengumumkan kandidat pengganti Powell awal tahun depan. Namun proses seleksi yang diperpanjang ini meningkatkan ketidakpastian di pasar, terlebih karena sejumlah analis menilai bahwa penunjukan Hassett dapat menekan dolar.

Di sisi lain, probabilitas penurunan suku bunga The Fed semakin menguat. Berdasarkan CME FedWatch Tool, pasar saat ini memperkirakan 89% kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC pekan depan, dengan total ekspektasi pelonggaran mencapai 89 bps hingga akhir 2026.

Rebound dolar hari ini memberikan tekanan tambahan bagi rupiah, meskipun secara garis besar greenback masih dalam tren pelemahan.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) tetap siaga menjaga stabilitas kurs, bahkan di luar hari kerja resmi.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengungkapkan bahwa upaya menjaga rupiah tidak mengenal hari libur. Dia mencontohkan episode pelemahan tajam pada April lalu, ketika rupiah sempat menembus atas Rp17.000/US$ di tengah libur Lebaran. Pada momen itu, BI melakukan intervensi agresif, termasuk di pasar luar negeri.

"Per April kemarin saat tenang Lebaran, market hit dari luar. Kita langsung coba masuk intervensi di offshore," ujar Destry dalam acara CNBC Indonesia Financial Forum di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Destry menegaskan bahwa stabilitas kurs tetap menjadi fokus utama kebijakan BI, meskipun bank sentral juga mendapat mandat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui UU P2SK.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menutup Pekan Naik Tipis, Dolar AS Turun ke Rp16.625


Most Popular