
Ini Penyebab Saham-saham Ini Boncos Hingga 14% Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini sebesar 4,7% atau 278,8 poin ke level 6.257,83, saham-saham lapis kedua dan ketiga ini terjerembab ke jajaran top loser.
Menurut data RTI, lima saham yang pekan ini masuk jajaran saham yang mengalami koreksi terburuk bergerak di lintas sektoral, mengindikasikan bahwa koreksi yang terjadi lebih dipicu oleh sentimen negatif yang bersifat sporadis di lingkup perseroan.
Saham PT PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) emiten tekstil yang masuk di sektor aneka industri, mencatatkan koreksi terbesar sepanjang pekan ini, yakni -13,95% ke Rp 111 per unit saham.
Koreksi terjadi bersamaan dengan aksi jual salah satu pemegang saham pengendalinya yakni Tan Heng Lok. Warga Jakarta Barat tersebut melego 232,38 juta saham SBAT di pasar, sehingga kepemilikannya turun dari 80% menjadi 69,1%.
Aksi jual melalui broker PT Valbury Sekuritas Indonesia ini dilakukan pada harga diskon, yakni antara Rp 98 hingga Rp 115 per unit, sebagaimana dilaporkan melalui keterbukaan informasi kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Padahal, harga saham perseroan akhir pekan lalu di level Rp 129 per unit.
Selanjutnya, saham-saham yang terkoreksi sepekan ini justru bergerak di sektor yang sedang prospektif. Misalnya, PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang bergerak di sektor konstruksi dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang bergerak di sektor tambang emas.
Sektor konstruksi sedang dilirik investor karena sentimen positif pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan mengumpulkan dana asing untuk membangun infrastruktur. Sementara itu, tambang emas justru dinilai prospektif di tengah spekulasi adanya stimulus tambahan tahun ini di Amerika Serikat (AS).
Namun, sepekan ini keduanya justru tertekan masing-masing sebesar -10,8% dan -8,3% menjadi Rp 65 dan Rp 264 per saham. Saham CSIS selama ini dikenal memiliki volatilitas tinggi dengan kenaikan dan penurunan ratusan persen selama sepekan meski tidak ada aksi korporasi.
Sementara itu, PSAB justru bernasib berkebalikan dari saham tambang emas lain seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang sepekan ini naik masing-masing sebesar 34,4% dan 9,05%.
Maklum saja, perseroan mencetak penurunan kinerja secara drastis per September 2020, yang merupakan periode bullish emas. Laba bersih Rp 8,6 juta (Rp 121,6 miliar) yang dibukukan pada September 2019 berbalik menjadi rugi bersih US$ 4,4 juta per September 2019, meski pendapatan relatif sama di posisi US$ 185,4 juta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Grup Bakrie Unjuk Gigi, Sepekan Cuan Gede Nih!