
Khasiat January Effect, IHSG Lompat ke Level Psikologis 6.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Efek Januari (January effect) masih mendominasi pergerakan bursa saham nasional pada pekan pertama perdagangan tahun 2021. Kabar baik seputar perpolitikan Amerika Serikat (AS) dan perkembangan vaksin Covid-19 jadi pemicunya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat (8/1/21) ditutup di zona hijau dengan menguat 1,7% ke 6.257,83 setelah selama sepekan hanya terkoreksi satu kali pada Kamis.
Secara mingguan, IHSG terhitung melesat 4,7% atau 278,8 poin dari posisi akhir pekan lalu yang berada di level 5.979,073. Artinya, selama sepekan ini indeks acuan bursa nasional tersebut terbang melewati level psikologis 6.000.
Investor domestik dan asing kompak menyerbu masuk. Berdasarkan data RTI, sepanjang pekan ini asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 3,1 triliun di pasar reguler. Nilai transaksi sepekan mencapai Rp 94 triliun.
Reli IHSG terbesar dicetak pada Senin, sebesar 2,1%, dan sempat terkoreksi hanya sekali pada Rabu sebesar -1,2% setelah pemerintah mengumumkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara serentak di Jawa-Bali.
Kali ini, pemerintah memakai istilah baru yakni Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan di skala mikro, di daerah-daerah. Kebijakan tersebut diambil menyusul kasus Covid-19 yang menembus level psikologis 800.000.
Namun, sentimen pasar kembali membaik berkat kabar positif dari pengesahan kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih AS. Presiden AS Donald Trump menyatakan akan ada transisi kekuasaan yang tertib pada 20 Januari.
Di sisi lain, Partai Demokrat pengusung Biden memenangkan pemilihan Senat di Georgia sebagaimana diproyeksikan NBC News. Dua orang calon Senator asal Demokrat yakni Jon Ossoff dan Raphael Warnock berhasil merebut dua kursi Senator dari petahana Partai Republik.
Dengan begitu, saat ini baik Gedung Putih, Senat, maupun The House of Representative (DPR) AS dikuasai oleh Partai Biru tersebut. Kemenangan Demokrat di segala lini membuat kemungkinan kebijakan fiskal yang ekspansif di tengah masih merebaknya pandemi Covid-19.
Di sisi lain, kabar positif datang dari vaksin Covid-19 yang juga memacu sentimen pelaku pasar, setelah studi lab mengindikasikan bahwa vaksin Pfizer dan BioNTech cenderung efektif melawan virus Corona strain terbaru di Inggris dan Afrika Selatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Sekalipun Cicipi Zona Merah, IHSG Naik 0,7% di Sesi I