Efek Covid-19

11 Emiten Ini Terpaksa PHK & Rumahkan Pegawai, Ini List-nya

tahir saleh, CNBC Indonesia
24 August 2020 09:58
demo buruh tolak omnibus law cilaka
Foto: Ilustrasi buruh dan PHK (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 masih terus bercokol di dunia ini bahkan angka positif sudah menembus 23.465.835 kasus secara global per 23 Agustus 2020. Di Indonesia, kasusnya juga terus bertambah.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19, kasus positif Covid-19 di Tanah Air bertambah sebanyak 2.037 orang menjadi 153.535 orang per Minggu 23 Agustus. Jumlah penambahan harian ini berkurang dari Sabtu lalu yang bertambah sebanyak 2.090 orang.

Dampak pandemi ini menghantam hampir seluruh sektor-sektor penting di Tanah Air, dan global. Mulai dari sektor penerbangan, rumah tangga, manufaktur, UMKM, keuangan, hingga sektor konsumer.

CNBC Indonesia merekam beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terkena dampak pandemi Covid-19 dan berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dan merumahkan stafnya, dan memotong gaji karyawannya demi bertahan.

1. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP)

Maskapai penerbangan bertarif rendah, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), terdampak signifikan oleh pandemi Covid-19. Hal ini bisa terlihat dari berkurangnya pendapatan perusahaan hingga membuat sebagian operasinya terpaksa dihentikan.

Kondisi ini tertuang dalam laporan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan laporan tersebut, kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan operasional terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019 adalah sebesar 51% - 75%.

Meski demikian, AirAsia tidak banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya sejak periode Januari, saat wabah Covid-19 mulai menyebar ke segala penjuru dunia dari Wuhan, China.

Hanya ada 17 karyawan AirAsia yang di-PHK pada periode Januari hingga saat ini, sementara jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya seperti pemotongan gaji, penyesuaian shift/hari/jam kerja ada sebanyak 533 orang.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa jumlah karyawan AirAsia per 31 Juli 2020 adalah sebanyak 1.624 karyawan, terdapat perubahan jumlah karyawan sebanyak 67 orang jika dibandingkan dengan jumlah karyawan per 31 Desember 2019.

Perubahan jumlah karyawan ini disebabkan oleh pengunduran diri secara sukarela yang dilakukan oleh 33 orang karyawan selama bulan Januari-Juli 2020 serta enam orang yang kontraknya sudah berakhir pada 31 Maret 2020.

"Selain itu terdapat 11 orang yang status kepegawaiannya dipindahkan ke entitas grup AirAsia dan tujuh orang yang kontraknya berakhir per 31 Juli 2020, serta 10 orang lainnya tidak dilanjutkan kontraknya karena adanya restrukturisasi di dalam organisasi perusahaan. Perseroan juga sudah menjalankan kewajiban sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia," demikian isi laporan yang dipublikasikan pada situs BEI.

2. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

Emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turut terdampak pandemi Covid-19. Perseroan memutuskan untuk merumahkan sebanyak 7.894 karyawan sebagai imbas dari pembatasan operasional pabrik.

Dalam penjelasannya di laman keterbukaan informasi, manajemen HM Sampoerna menyatakan, jumlah karyawan yang dirumahkan tersebut terhitung sejak periode Januari 2020.

Pada saat ini, jumlah karyawan HMSP baik tetap maupun tidak tetap yang terdampak pandemi sebanyak 22.968 karyawan.

Perseroan telah menghentikan sementara kegiatan produksi di dua pabrik di Surabaya, yakni Rungkut 2 per 27 April 2020 dan Rungkut 1 pada 11 Mei 2020 setelah karyawan perusahaan dinyatakan positif terinfeksi virus Corona (Covid-19), dan kembali mulai beroperasi pada 9 Juni 2020.

"Khusus untuk fasilitas produksi di Surabaya yang telah menghentikan kegiatan produksi selama 4-6 minggu, Sampoerna mewajibkan setiap karyawan di Rungkut 1 dan Rungkut 2 untuk mengikuti tes Rapid sebelum kedua fasilitas produksi tersebut beroperasi kembali secara bertahap sejak tanggal 9 Juni 2020," tulis manajemen.

"Tes Rapid ini penting sebagai upaya mitigasi dan memastikan tidak ada karyawan yang terpapar ketika memasuki area fasilitas produksi Sampoerna,hanya karyawan dengan hasil tes Rapid non-reaktif dan mendapatkan Surat Keterangan Sehat yang dapat memasuki dan bekerja di fasilitas produksi Sampoerna tersebut," tulis manajemen.

3. PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI)

Perusahaan bengkel pesawat PT GMF AeroAsia Tbk (GMFI), yang juga anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) ini, mengalami pembatasan aktivitas reparasi dan overhaul pesawat udara terkait pencegahan penyebaran Covid-19.

Berdasarkan keterangan di BEI, perseroan juga melakukan pembatasan aktivitas line maintenance di beberapa outstation yang terdampak penurunan aktivitas penerbangan dan pembatasan aktivitas distribusi akibat keterbatasan angkutan freighter.

"5.155 Karyawan mengalami penyesuaian hari kerja dan pemotongan gaji dengan range 25% - 50%," tulis manajemen, dikutip Senin (24/8/2020).

Di tengah pandemi ini, perseroan melakukan peningkatan pangsa pasar internasional dan non-afiliasi melalui beberapa strategi di antaranya melakukan diversifikasi usaha dengan memprioritaskan segmen bisnis dengan margin dan likuiditas yang lebih baik.

Selain itu, perseroan menjalankan program efisiensi dan efektifitas baya, seperti restrukturisasi kontrak dengan vendor, partner, kreditor maupun customer baik terms of payment, price adjustment, penyesuaian ruang lingkup kerjasama, dan lain-lain.

"Selain itu, pada aspek operasional, GMF akan meningkatkan utilisasi/produktivitas kerja, meningkatkan penggunaan PMA (Parts Manufacturer Approval) Part, dan lain-lain. Melanjutkan peningkatan capability dan capacity, melalui partnership untuk minimalisir investasi dan sharing risiko dalam operasional bisnis."

4. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP

Pioneerindo Gourmet International bergerak dalam bisnis restoran menggunakan merek dagang "California Fried Chicken" disingkat CFC.

PTSP menginformasikan pada Agustus ini bahwa terdapat 161 gerai yang tutup sementara karena mal/plaza dinyatakan harus tutup dan juga diakibatkan oleh gerai yang tidak mampu menutup sebagian besar biaya operasional karena dampak Covid-19 diberbagai kota di Indonesia bukan hanya di Jakarta.

Perseroan memiliki karyawan tetap dan tidak tetap per Desember 2019 sebanyak 2.553 orang dan hingga Agustus 2020 sebanyak 1.220 orang.

"Terdapat 1220 karyawan yang dilakukan pemotongan gaji," tulis manajemen PTSP, di keterbukaan informasi BEI.

Sebab itu, sejumlah strategi dilakukan, yakni meningkatkan penjualan online, meningkatkan penjualan layanan antar, meluncurkan produk baru dengan harga yang terjangkau, melakukan penghematan diberbagai bidang, melakukan renegosiasi ulang dengan seluruh mitra usaha agar dapat diberikan kemudahan pembayaran, dan tidak memperpanjang kontrak karyawan yang telah jatuh tempo.

5. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Pada Juni lalu, Lippo Karawaci melaporkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) membuat perusahaan melakukan efisiensi karyawan.

Sri Mulyati Handoyo, Sekretaris Perusahaan LPKR, mengatakan ada dampak yang dirasakan perusahaan sehubungan dengan pandemi Covid-19.

"Ya berdampak pada penghentian operacional sebagian. Perkiraan jangka waktu penghentian dan pembatasan operasional antara 1-3 bulan," katanya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/6/2020).

Lippo Karawaci mengelola beberapa uni bisnis di antaranya Lippo Homes, Siloam Hospitals, Lippo Malls, Aryaduta Hotel Group, dan First REIT (reksa dana berbasis dana investasi real estate).

"Malls yang dimiliki maupun dikelola perseroan untuk sementara dihentikan kegiatan operasionalnya mengikuti ketentuan pemerintah pusat maupun daerah sehubungan dengan PSBB [pembatasan sosial berskala besar]," jelasnya.

"Beberapa Hotel yang dimiliki maupun dikelola perseroan sementara ditutup sebagai bagian dari upaya mengurangi beban operasional, parkir yang dikelola sebagian besar dihentikan kegiatan operasionalnya mengikuti mal/hotel," katanya.

Dia mengatakan jumlah karyawan tetap dan tidak tetap per Desember 2019 mencapai 15.995 orang, sementara hingga awal Juni ini menjadi 14.927 orang atau berkurang 1.068 orang.

Perusahaan melakukan PHK kepada 676 karyawan periode Januari hingga Juni, sementara jumlah karyawan yang dirumahkan pada periode tersebut 73 orang.

"Sementara jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya misalnya pemotongan gaji hingga 50% sebanyak 619 orang," ungkapnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi terbaru di awal Agustus ini, manajemen LKPR menjelaskan belum ada tambahan informasi terbaru soal dampak pandemi Covid-19.

"Sehubungan dengan permintaan BEI, untuk menyampaikan keterbukaan informasi secara periodik atas penjelasan terkait dampak pandemi Covid-19, dengan ini kami sampaikan bahwa saat ini tidak terdapat perubahan signifikan atas informasi sebagaimana telah kami sampaikan sebelumnya pada 15 Juli, 17 Juni, dan 3 Juni," tulis manajemen LPKR.

6. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

Perusahaan pemegang merek waralaba ayam goreng KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pada Mei lalu menyampaikan informasi kepada BEI, bahwa operasional perusahaan terkena dampak pandemi Covid-19. Sebelumnya KFC telah melaporkan penutupan 100 gerai dan merumahkan 450 pekerja.

Jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 4.988 orang, atau sekitar 29% dari total karyawan tetap dan tidak tetap yang berjumlah 17.216 orang. Sedangkan total karyawan tetap perseroan 16.962 orang. Namun, perseroan menegaskan tak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Terdapat 115 gerai perseroan yang ditutup karena mal yang berhenti, atau plaza dinyatakan harus tutup karena dampak COVID-I9 di berbagai kota di Indonesia bukan hanya di Jakarta," kata perseroan dikutip Kamis (21/5).

Selain itu, ada 4847 karyawan yang juga terdampak dengan pemotongan gaji sampai 50%. FAST memperkirakan penurunan pendapatan dan laba akibat dampak pandemi Covid-19 sebesar 25-50%.

Namun dalam keterbukaan informasi terbaru di Agustus ini, manajemen menyebutkan masih ada 24 gerai yang berhenti operasi. Adapun hampir seluruh gerai lainnya dapat beroperasi dengan mengikuti regulasi pemerintah daerah masing-masing, dengan pembatasan jam operasional dan protokol kesehatan.

"Selama periode Covid-19, kami dengan serikat pekerja, sudah menyepakati untuk melakukan penyesuaian beban upah seluruh karyawan," kata manajemen, dikutip dari BEI, Senin (24/8).

"Dengan mekanisme penurunan dan penundaan beban upah yang bervariasi dengan penurunan terbesar di tingkat manajemen senior ke atas. Selama periode Covid-19, kami juga menerapkan penjadwalan kerja bergiliran kepada seluruh karyawan di gerai yang terdampak pembatasan sosial dan protokol kesehatan."

7. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)

Peritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) juga menyampaikan keterbukaan informasi terkait dampak Covid-19. Manajemen RALS menyatakan jumlah karyawan tetap dan tidak tetap hingga Mei lalu mencapai 5.475 orang.

Suryanto, Direktur Keuangan Perseroan RALS, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada pembatasan operasional hampir di seluruh bisnis department store selama bulan April-Mei. Jangka waktu pembatasan tersebut diprediksi memakan waktu antara 3 bulan.

"Kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) tahun 2019 diprediksi antara 25-30%," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Rabu (27/5/2020).

Dia mengungkapkan perkembangan jumlah karyawan perusahaan. Per 31 Desember 2019, jumlah karyawan (tetap dan tidak tetap) sebesar 5.896, sementara hingga Mei, jumlah karyawan tetap dan tidak tetap mencapai 5.475 orang, artinya berkurang 421 orang sejak Desember 2019.

"Jumlah karyawan PHK [pemutusan hubungan kerja] sebanyak 421 orang periode Januari hingga saat ini. Tak ada karyawan yang dirumahkan, sementara jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya [misalnya pemotongan gaji 50%], ada 2.700 orang," jelas Suryanto dalam surat kepada BEI tersebut.

Adapun dalam keterbukaan informasi di Agustus ini, jumlah PHK disebutkan mencapai 421 orang, dan 2.100 pegawai mengalami pemotongan gaji.

"Mami akan mendorong penjualan secara online melalui website, Whatsapp, dan partner ec-ommerce terbesar di Indonesia: Shopee, Tokopedia, Lazada, dan JD.ID," tegas manajemen RALS.

"Fokus pada penjualan supermarket yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat, dan membuka kembali gerai-gerai di lokasi yang sudah tidak diterapkan PSBB lokal dengan tetap mengikuti protokol kesehatan."

8. PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME)

Sarana Meditama Metropolitan, pengelola jaringan rumah sakit OMNI Hospitals, ini mengungkapkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap penurunan bisnis perusahaan dan efisiensi karyawan.

Data keterbukaan informasi, Agustus ini, SAME menegaskan ada PHK 291 karyawan dan 860 karyawan mengalami pemotongan gaji. Jumlah karyawan hingga saat ini 1.045 orang.

Sebelumnya, pada awal Juni, Sekretaris Perusahaan Sarana Meditama, Yudha Dewangga Kusuma, mengatakan dampak pandemi Covid-19 berimbas pada pembatasan operasional perusahaan, dengan periode sekitar 3 bulan lebih.

"Jumlah pasien menurun dan berdampak pada pendapatan perusahaan," katanya dalam surat jawaban kepada BEI, dilansir Senin (1/6/2020).

Dari sisi kinerja, laba bersih diprediksi turun 75% pada periode pandemi Maret-April 2020 dari periode yang sama tahun lalu. "Kami akan melakukan efisiensi biaya operasional," katanya.

9. PT Asia Pacific Fibers Tbk Tbk (POLY)

Emiten industri kimia, serat sintetis, dan tekstil, PT Asia Pacific Fibers Tbk Tbk (POLY), menyampaikan dampak Covid-19 terhadap bisnis perusahaan.

"Menutup operasional pabrik Karawang dan Kendal (shutdown) sejak tanggal 05 Mei 2020, saat ini sebagian unit produksi sudah beroperasi kembali, diharapkan bulan September 2020 semua lini sudah kembali beroperasi secara normal," tulis manajemen POLY, dalam suratnya kepada BEI (11/8).

Manajemen mengungkapkan ada 3.825 karyawan yang mengalami pemangkasan gaji. "Status karyawan lay-off dengan gaji dibayarkan 65%, sedangkan sisa gaji sebesar 35% dibayarkan secara proporsional sesuai dengan kehadiran karyawan," tulis manajemen.

Pada 5 Mei, manajemen sempat menyampaikan terpaksa menutup operasional pabrik perusahaan di Karawang (Jawa Barat) dan Kaliwungu (Kendal, Jawa Tengah) mulai tanggal tersebut hingga jangka waktu satu bulan ke depan.

Presiden Direktur POLY V. Ravi Shankar mengatakan selama pabrik dalam masa shutdown, seluruh karyawan akan dirumahkan sementara waktu kecuali karyawan bagian maintenance yang ditunjuk untuk masuk sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan dibantu beberapa kontraktor dari luar untuk melakukan perbaikan dan perawatan mesin-mesin produksi agar tetap dalam kondisi baik.

"Perseroan juga masih memperkerjakan beberapa karyawan di bagian lain sesuai dengan kebutuhan minimal agar operasional perusahaan tetap berjalan," katanya dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa (5/5/2020).

10.PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ)

Pandemi virus corona (Covid-19) telah berdampak pada operasional dan keuangan PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ), pemilik bioskop CGV Cinemas. Sebanyak 669 karyawan CGV Cinemas harus menerima kenyataan pahit, gaji dipotong hingga 50%, sebagaimana disebutkan dalam keterbukaan informasi di BEI, 29 Mei silam.

Terbaru, Agustus ini, manajemen BLTZ jumlah karyawan di Desember 2019 sebanyak 2.147, dan hingga 13 Agustus ini menjadi 558 orang.

Jumlah karyawan yang terdampak status lain (misalnya pemotongan gaji, penyesuaian shift/hari/jam kerja dan lainnya) dari Januari hingga saat ini sebanyak 2.147 orang.

Adapun pemotongan gaji sebanyak 558 karyawan.

"Pengunduran diri karyawan, karyawan kontrak yang sudah berakhir masa kerjanya dan Daily Worker serta Part Timer (DWPT) yang tidak bekerja karena tidak ada pekerjaan diakibatkan penutupan sementara operasional Perseroan sebanyak 1.589 karyawan," tulis manajemen BLTZ, dalam suratnya kepada BEI.

Strategi perseroan dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi Covid-19 di antaranya mengurangi biaya-biaya sewa tempat usaha melalui negosiasi atau kerja sama dengan pemilik-pemilik lahan dan kolaborasi dengan para pelaku industri film dalam mempersiapkan film-film lokal terbaru yang akan ditayangkan di bioskop CGV setelah pemulihan pandemi Covid-19.

Saat ini perseroan masih melakukan kegiatan Digital Marketing di seluruh online platform/Social Networking Sevices CGV, inovasi dengan beralih ke virtual dan memaksimalkan content-content kreatif di digital platform CGV, jasa pembuatan video content/iklan untuk pihak ketiga atau eksternal.

11. PT Mega Perintis Tbk (ZONE)

Emiten peritel fashion, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) mengungkapkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap bisnis perusahaan dan imbas kepada karyawan perusahaan. Perseroan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) tapi merumahkan sementara karyawan perusahaan.

"Terdapat 209 karyawan mengalami pemotongan gaji dan pengurangan jam kerja," tulis manajemen kepada BEI (11/8).

Perseroan pun melakukan pembatasan operasional hari kerja dan jam kerja kantor pusat, dan pembatasan jam operasional gerai-gerai perseroan di pusat pembelanjaan.

Jumlah karyawan per Desember 2019 yakni 3.283 orang dan saat ini 1.722 orang.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular