Simak Kabar Pasar, Ada yang Gagal Bayar Hingga Proyek Rp 30 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
19 May 2020 08:35
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sentimen tekanan jual masih mewarnai perdagangan sepekan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan kembali memanasnya hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Akan tetapi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berhasil ditutup menguat 0,07% ke posisi 4.511,05 poin. Nilai transaksi bursa mencapai Rp 6,83 triliun dari 6,91 miliar saham yang diperdagangkan. Investor asing tercatat mencatatkan jual bersih Rp 669,20 miliar.

Sebelum memulai perdagangan Rabu (19/5/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:

1. Ramai Lagi! Kresna Life Gagal Bayar Dua Produk Asuransinya
PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life) masih berkutat pada kondisi kesulitan likuiditas. Pasalnya, perseroan menyatakan harus menunda pembayaran dua produk asuransinya yakni Kresna Link Investa (K-LITA) dan Protecto Investa Kresna (PIK).

Covid-19 menjadi salah satu alasan perseroan gagal membayar tepat waktu dua produk tersebut kepada nasabahnya.

Hal ini diketahui setelah Manajemen mengirimkan sebuah surat bernomor 017/KL-DIR/V/2020 pada 14 Mei 2020 lalu kepada nasabah pemegang Polis Asuransi Jiwa Kresna Link Investa (K-LITA) dan Polis Asuransi Jiwa Protecto Investa Kresna (PIK).

"Saat ini telah terjadi keadaan kahar/memaksa (force majeure) di luar kendali perusahaan di mana Coronavirus Disease (Covid-19) sebagai wabah pandemi dunia telah menimbulkan krisis ekonomi dan keuangan global yang mendalam termasuk Indonesia, khususnya terhadap perekonomian dan pasar modal di Indonesia."


2. Industri Telekomunikasi Juga Terdampak Covid-19, Ini Faktanya
Pelaku industri telekomunikasi nasional menyebutkan industri telekomunikasi juga terkena dampak negatif penyebaran Covid-19 di Indonesia. Meski terjadi peningkatan permintaan data, tapi ternyata banyak pelanggan ritel dan korporasi yang menghentikan penggunaan layanan komunikasi karena penurunan daya beli.

Direktur Utama PT XL Axiata Tbk (EXCl) Dian Siswarini mengatakan terjadinya penurunan daya beli masyarakat yang terjadi sejak pandemi juga terjadi pada daya beli di industri telko. Banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan membuat permintaan akan data juga terdampak.

"Industri telko tidak immune dari Covid-19. Ada penurunan daya beli dan karena ada yang kehilangan pekerjaan jadi tidak bisa perbarui layanan internet," kata Dian dalam video conference, Senin (18/5/2020).

3. Mulai Degdegan! Emiten Butuh Restrukturisasi & Cashflow
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menyebut kondisi arus kas (cashflow) yang seret hingga restrukturisasi perusahaan menjadi kebutuhan para emiten saat ini, terutama yang terdampak dari terhentinya bisnis di tengah pandemi Covid-19.

Bahkan menurut catatan AEI, sedikitnya 50 emiten anggota AEI yang saat ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kesulitan cashflow.

"Ini perusahaan masing-masing sedang mencari jalan agar perusahaan bisa exist. Kondisi saat ini sebagian kecil emiten di sektor pariwisata, transportasi, otomotif mengalami kesulitan", sebut Samsul Hidayat, Direktur Eksekutif AEI, dalam virtual video interview bersama CNBC Indonesia, Senin (18/05/20).

4. Kalbe Gandeng Perusahaan Eropa & China Produksi Obat Covid-19
Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana menggandeng beberapa perusahaan farmasi asing dari China hingga Eropa untuk bekerja sama memproduksi obat virus corona (Covid-19).

Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan, kerja sama ini akan melibatkan beberapa mitra baik dengan pemerintah, industri, akademisi maupun perusahaan farmasi di luar negeri. Namun, perseroan akan mengelompokkan lebih dulu produk apa yang dibutuhkan, termasuk melakukan riset dan pengembangan vaksin dan obat Covid-19.

Terkait dengan mitra di luar negeri, pada saat ini perseroan sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Genexine Inc terkait teknologi baru di bidang vaksin dan bioteknologi sejak 2016. Kerja sama serupa juga rencananya akan dilakukan dengan perusahaan farmasi China dan Eropa melalui transfer teknologi.


5.Chandra Asri Dapat Utang Rp 1 T dari Permata, Buat Apa Saja?
Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), memperoleh fasilitas kredit senilai US$ 70 juta atau setara Rp 1,04 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) dari PT Bank Permata Tbk (BNLI).

Fasilitas ini akan digunakan perusahaan untuk membiayai kebutuhan operasional hingga belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan anak dari PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini.

Kredit Term Loan Facility ini diperoleh perusahaan petrokimia ini di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19. Hal ini ditujukan untuk memberikan dukungan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui pembiayaan terhadap industri domestik yang tengah menantang saat ini.

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo mengatakan pemberian kredit ini juga menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kekuatan likuiditas di market.

6. Konsorsium Bakrie Dapat Proyek Rp 30 T, Siapa Saja Terlibat?
Kabar positif datang dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dia mengatakan Air Products dari Amerika Serikat (AS) sudah meneken proyek metanol investasi senilai US$ 2,5 miliar dengan konsorsium Grup Bakrie.

"Jadi walau sedang Covid-19 begini, tetap Indonesia itu seksi buat orang lain. Tinggal bagaimana kita buat anu-nya saja. Tadi pagi [Jumat pagi] saya sudah bicara juga dengan Washington, sepakat, tinggal cocokkan waktu saja," kata Luhut, dalam interview yang disiarkan RRI pada Jumat-Sabtu pekan lalu, dikutip Senin (18/5/2020).

Konsorsium Grup Bakrie terdiri dari PT Bakrie Capital Indonesia (BCI), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Ithaca Resources, bersama Air Products menjalin aliansi strategis membangun industri metanol senilai US$ 2 miliar lebih atau setara Rp 30 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) di Batuta Industrial Chemical Park, Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

7. Bangkok Bank Caplok Permata Pekan Ini, Berapa Harganya?
Bangkok Bank diperkirakan dalam pekan ini akan resmi mengakuisisi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI), milik PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered. Kabar ini beredar diluas dikalangan pelaku pasar saham.

Bangkok Bank dengan Astra dan Stanchart telah menandatangani Amendement Letter terkait transaksi pembelian saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh Bangkok Bank pada 20 April 2020. Dalam Amendement Letter ini disepakati perubahan nilai buku atau price to book value Bank Permata menjadi 1,63 kali PBV dari perjanjian awal pada 12 Desember 2019 sebesar 1,77 kali PBV.

Dari informasi yang diperoleh CNBC Indonesia di kalangan pelaku pasar, besar kemungkinan jika mengacu pada harga price to book value (PBV) 1,63 kali, maka kemungkinan harga per sahamnya di kisaran Rp 1.396 per saham.

Meski demikian, ada juga pelaku pasar yang memprediksi di bawah harga tersebut. Yakni dengan asumsi 1,6 kali PBV di harga Rp 1.171 per saham dan 1,5 kali PBV dengan harga Rp 1.286 per saham.

8. Dana Rp 6 T Belum Balik, Nasabah Minna Padi Surati Jokowi
Perwakilan nasabah PT Minna Padi Aset Manajemen (MPAM) mengadu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai jalan terakhir yang diupayakan agar Presiden dapat membantu nasabah yang dirugikan atas investasi enam reksa dana yang dikelola MPAM yang kemudian dibubarkan dan dilikuidasi.

Jackson, salah satu perwakilan nasabah meminta agar Presiden memperhatikan dan melindungi masyarakat yang menjadi korban Minna Padi setelah sebelumnya perwakilan nasabah 'menggeruduk' gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan meminta audiensi dengan Komisi XI DPR.

"Nasabah Minna Padi bersatu dan berjuang mengharapkan Presiden Joko Widodo agar memperhatikan dan melindungi masyarakat yang menjadi korban Minna padi dengan seadil-adilnya," kata Jackson, dalam pesan tertulis yang disampaikan kepada CNBC Indonesia, Senin (18/5/2020).

9. Siap-siap! Kookmin Bank Bakal Jadi Pengendali Bukopin
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan segera memproses rencana Kookmin Korea Bank untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). Hal ini diungkapkan oleh OJK setelah menerima informasi keduanya telah mencapai kesepakatan dengan calon investor yaitu Kookmin Korea Bank untuk menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Bukopin.

"Kami mendukung rencana tersebut dan akan segera memproses penyesuaian kepemilikan PT Bank Bukopin sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan," tulis OJK dalam siaran pers yang disampaikan oleh Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, Senin (18/05/2020).

Selain itu diperlukan penguatan aspek permodalan dan likuiditas oleh pemegang saham ataupun investor agar Bank Bukopin dapat meningkatkan kesehatan bank dan menjaga kestabilan sistem keuangan.


10.Semen Indonesia Cetak Laba Q1 Rp 446 M, Saham Minus 27%
Holding BUMN semen, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG), mencatatkan laba bersih mencapai Rp 446,46 miliar pada kuartal I-2020, naik 67% dari periode yang sama tahun lalu Rp 268,10 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi Senin ini (18/5/2020), laba bersih ini terjadi seiring dengan pendapatan SMGR yang juga naik kendati satu digit 6% menjadi Rp 8,58 triliun pada periode hingga Maret 2020 itu, dari periode yang sama tahun 2019, Rp 8,13 triliun.

Adapun beban pokok berkurang menjadi Rp 5,85 triliun dari Rp 5,91 triliun, sementara beban umum dan administrasi membengkak jadi Rp 811,78 miliar dari Rp 581,12 miliar.

Secara rinci, pendapatan dari penjualan semen SMGR mencapai Rp 7,23 triliun naik dari sebelumnya Rp 6,79 triliun, penjualan terak juga naik menjadi Rp 623,83 miliar. Penjualan yang turun yakni beton jadi dan siap pakai, kantong semen, persewaan lahan, dan pendapatan dari bisnis jasa penambangan.
(hps/hps) Next Article Saham Gorengan Disikat, OJK Dukung Proses Hukum Jiwasraya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular